35 ; Jadi, Ini Kita

11.7K 701 103
                                    

__________

Satu minggu menjalani pengobatan di Rumah Sakit, cedera kaki Arzhel berangsur pulih. Fisik serta mentalnya telah membaik, diperbolehkan pulang walaupun harus memakai gips pada kaki untuk sementara.

Brisha meletakkan bubur di meja, malam ini ia menginap di kediaman sang kekasih. Sesuai janjinya, merawat Arzhel sampai pulih total, apalagi Azella yang menyuruh menjaga cowok itu.

Arzhel sedari tadi duduk damai di sofa, pandangan lurus menonton film horror yang terputar pada layar TV. Sebelumnya, Brisha lah yang ingin nonton bareng sampai lampu pun dimatikan.

“Nih, makan buburnya.” Brisha menggeser mangkok bubur agar lebih dekat dengan Arzhel.

JRENG!

Bak petir menyambar, tiba-tiba backsound horror menggelegar, sukses mengubah raut Arzhel yang tadinya datar jadi tegang. Tubuhnya gemetar, Brisha cekikikan memantau Arzhel yang ketakutan.

“Pfftt, badan doang berotot, kena jumpscare langsung ciut,” sindir Brisha.

“Setannya serem.”

“Kunti bogel ketebelan bedak kek gitu? Serem? Hadeuh, padahal film ini jauh di bawah Conjuring,” lontar Brisha, mengunyah popcorn.

Arzhel menoleh kaku, dia yang melompat berkali-kali karena takut, Brisha malah cuek sepanjang nonton. Ini yang salah yang mana?

“DUARRR!”

“Sha!” jerit Arzhel meloncat, kaget diteriaki Brisha tepat saat hantunya muncul.

“Hahaha! Kenapa, sih? Itu kunti doang yang muncul. Ngapain loncat segala?” cibir Brisha puas.

“Ck, diem!”

“Abisnya cowok kok takut setan, malu sama badan, boss.”

Brisha melirik Arzhel, rupanya laki-laki itu tidak bohong. Mata Arzhel terpejam kuat-kuat, bahkan tangannya meremas celana dengan keringat dingin mengucur. Sesekali terkesiap mendengar jumpscare yang memunculkan hantu.

Karena iba, Brisha menurunkan volumenya, dilanjut mengusap-usap pucuk rambut legam Arzhel. Getaran tubuh cowok itu perlahan mereda.

“Iya-iya, aku matiin filmnya. Tuh, udah mati,” seru Brisha, sungguhan mematikan televisi.

Arzhel membuka mata sedikit, napasnya kembali normal. Dia mendengus samar, kepala diselundupkan ke leher jenjang Brisha sambil memeluk erat.

“Jangan nonton gituan,” bisiknya memelas.

“Kenapa? Seru, kok.”

“Seru liat setan-setan serem? Gak, gak boleh.”

Brisha terkekeh. “Baru pertama kali nonton horror, ya?”

Arzhel mengangguk kecil, wajahnya makin ditenggelamkan pada ceruk leher Brisha.

“Pantes, nonton horror udah kayak sakaratul maut,” ledek Brisha tak habis pikir. Tergelitik merasakan deru napas hangat Arzhel menerpa lehernya.

“Sha.”

“Emm?” Brisha menunduk seraya mengelus rambut halus si pria.

“Inget soal janji nikah?”

“Oh, yang pas SD itu? Yang aku kira janjian sama Jaziel, malah kamu yang dateng.”

Arzhel tersenyum tipis, melingkarkan lengan pada pinggang ramping Brisha.

“Maunya kapan?”

“Apanya?”

“Aku nikahin kamu.”

Bad TrapWhere stories live. Discover now