14 ; Adkel Tengil

14.3K 918 17
                                    

__________

Gabin Sanjana Elkaezar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gabin Sanjana Elkaezar


_____

“INGPO, BARUDAK! INGPO INGPO! HOT NEWS!”

“Berisik lo, Ijat. Info apaan sekarang?”

“Haa, coba tebak. Yang bisa dapet duit gocap, ditanggung pemenang tapi.”

“Janda depan gerbang kawin lagi?”

“Pala kau! Tuh janda mau gue nikahin abis lulus.”

“Gorengan kantin turun harga?”

“Ngimpi!”

Cewek yang tengah memoles lipstik di bangku itu berdecak jengkel. “Ya terus apa infonya?! Basa basi bangsat doang lo, Ijat.”

Cowok berkulit coklat gelap yang sedari tadi heboh sendiri sambil ngos-ngosan, menunjuk lurus ke arah pintu kelas.

“Itu anjir, si Hot Queen! Kak Brisha datengin kelas kita, woi!!” pekik Ijat disusul reaksi histeris dari kawan kelasnya.

Termasuk Gabin, tangannya membeku saat akan membuka halaman selanjutnya buku komik yang sedang dibaca. Matanya berpaling ke arah Ijat, tercengang mendengar nama seseorang yang membuat kehebohan di kelas sekarang.

“Kak Brisha?” gumam Gabin, beranjak dari bangku. Pasalnya, jarang-jarang kakak kelas mampir ke kelas junior.

Buru-buru cowok itu berlari menuju pintu, senyum girang tercetak hingga gigi kelincinya tampak. Kapan lagi bisa bertemu dengan kakak kelas fenomenal yang dicap Hot Queen Grenada.

Gabin berhenti berlari, napasnya memburu usai keluar dari kelas. Dia celingukan sebentar, berakhir menatap seorang cewek berseragam ketat yang mulai berjalan mendekatinya.

“Hai,” sapa Brisha manis.

“Ngapain ke sini, Kak?” tanya Gabin menggaruk tengkuk canggung.

“Oh, gue cuma mau balikin sepatu lo yang gue pinjem pas kita telat kemaren. Untung gue inget kelas lo di sini. Nih,” balas Brisha, menyerahkan paper bag berisi sepatu.

Padahal Gabin lupa soal itu, dia baru ingat kemarin terlambat bareng Brisha dan meminjamkan sepatu di gerbang belakang. Meskipun Gabin sendiri yang meminjamkan sepatunya.

“Oke.” Gabin menerima paper bag tersebut, tatapannya kembali pada Brisha. “Ekhem, mampir dulu gak?”

“Gak, bel masuk bunyi bentar lagi. Thanks, ya. Sorry baru balikin sekarang. Kalo gitu, gue balik ke kelas, bye.”

Melambai pamit, Brisha berbalik memunggungi Gabin, bersiap menarik langkah pergi. Sementara pihak yang diam di posisinya, memasang raut masam.

Gabin memandang tak rela punggung cantik itu menjauh, rasanya baru dua detik bersama Brisha.

Bad TrapWhere stories live. Discover now