12 ; Arzhel dan Rumitnya

15.4K 1.2K 26
                                    

__________

Arzhel Kanaga Ezairo

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Arzhel Kanaga Ezairo

_____

PRAK!

Papan kayu kecil itu terbelah dua, usai tendangan dwi hurigi menyerangnya. Pemuda berseragam taekwondo sabuk merah yang baru saja berlatih beberapa gerakan, mulai terengah-engah dengan bulir peluh bercucuran di dahi.

Arzhel mendengus ringan, jari-jari kakinya sedikit ngilu akibat dipaksakan menendang banyak papan kayu. Jam lima sore ini, dia masih bergelut di klub taekwondo, sekaligus melepas pikiran keruh yang sedari tadi mengganggu.

Memandang sekitar, masih banyak para anggota yang hadir dan melakukan sparring. Cheko yang sedari tadi menemani latihan Arzhel, seketika menyodorkan sebotol air dingin.

“Nih, minum. Rehat dulu sana, kasian kaki lo keriting gitu kayak ceker ayam,” seru Cheko miris.

“Ya.” Arzhel menerima sodoran botol itu, lantas berjalan ke tepi dan duduk bersandar pada dinding.

“H-halo, Kak Arzhel!”

Di sela meminum air yang tinggal setengah, sesi istirahat Arzhel terusik oleh suara imut. Di hadapannya, seorang gadis manis juniornya pemakai sabuk putih menyerahkan yoghurt stroberi, kesukaan Arzhel.

“Anu, Kak ... terima, ya. Aku tau dari Kak Cheko kalo Kak Arzhel suka minum yoghurt. Kakak pasti capek habis latihan, kan?”

“Pake nanya,” gumam Arzhel jengkel, padahal gadis di depannya ini sering mendengar jawabannya.

“A-ambil ya, Kak. Please,” mohon Yumi memajang raut memelas lugu.

“Buang, atau kasih ke cowok lain,” tandas Arzhel tegak berdiri. Matanya berkilat tajam.

“Sekalian buang perasaan bodoh lo, gue gak butuh.”

“Ah, g-gitu ya, Kak. M-ma-maaf, Kak Arzhel udah punya pacar, ya?” Yumi menunduk penuh linangan air mata, meremas yoghurt di tangannya.

Belum sempat membalas, getaran ponsel pada saku Arzhel mencuri atensinya. Sigap sang pemilik ponsel menjauhi Yumi, lalu mengangkat sambungan telepon yang tertera nama Jaziel di layar.

“Apa?” Arzhel memulai, menempelkan ponsel di telinga.

Zhel, lo keluar dari klub renang?”

Arzhel termangu, tidak menyangkal omongan Jaziel. Mengingat betapa khawatirnya orang tua Jaziel karena Arzhel menjadi atlet di dua bidang yang menguras stamina, membuatnya harus berhenti dari salah satu bidang, yaitu renang.

Kini fokus berlatih di seni beladiri taekwondo.

“Jadwal taekwondo gue makin padet, gak ada waktu buat renang.”

Bad TrapWhere stories live. Discover now