34 ; Resolusi

5.7K 500 7
                                    

__________


“Lo,” tunjuk Arzhel. “Pernah ngaku gay?”

Mati sudah.

“Zhel, sumpah, sebenernya —”

“Lo ngaku gak suka lawan jenis pas Brisha nembak yang ke-11 kali. Gue denger, lo ... ngaku suka gue,” beber Arzhel, mual rasanya saat melontarkan kalimat tersebut.

“Gue gay.”
“Lo kenal Arzhel? Dia yang gue suka.”

Benar, Jaziel jadi ingat dialog lamanya ketika Brisha masih gila-gilaan menembak tanpa jeda. Saking muak dan malu, secara spontan Jaziel mengaku aneh-aneh agar Brisha menyerah. Contohnya, di atas.

Sialnya, sekarang Arzhel malah tahu. Mau dibuang ke mana muka Jaziel sekarang?

“L-lo salah paham, gue gak gay beneran,” tanggap Jaziel berusaha meluruskan.

“Jadi?”

“Gue normal, kok. Suwer. Waktu itu gue ngaku homo biar si Brisha nyerah aja, soal gue suka lo ... anjir, beneran boong doang!”

Satu alis Arzhel menukik, kurang percaya.

“Sumpah, Zhel. Gue masih demen cewek! Seratus persen!” ungkap Jaziel, jarinya teracung membentuk huruf V. “Lagian lo dapet untung kan sekarang. Si Brisha berhasil lo dapetin.”

Arzhel mendengus dingin. Biar dikata beruntung sekalipun, tetap Arzhel kesal mengingat dirinya pernah dipaksa pacaran kontrak oleh Brisha, dijadikan batu loncatan, agar Brisha lebih dekat dengan Jaziel.

Untung saja cewek itu cepat sadar, tidak dibodohi cinta buta. Akhirnya malah belok ke Arzhel.

“Gue sukanya sama sodara lo.”

Mendengar pengakuan itu, Arzhel melirik sengit.

“Azella?”

Jaziel tersenyum kaku, menggaruk tengkuk malu.

“Lo tau sendiri, Zhel. Gue pernah ditolak Kak Azella pas SD. Katanya gue bocil, bantet, kek cewek. Bocil apanya, beda tujuh taun doang,” gerutu Jaziel tidak terima.

Hanya tawa samar Arzhel luncurkan. Perlahan membaringkan tubuh lalu menarik selimut.

“Woi, lo denger gak, sih?!” tanya Jaziel jengkel.

“Denger.”

“Kakak lo punya doi gak?”

“Tanya sendiri.”

Jaziel berdecak keki, padahal dia bertanya sungguhan. Hal itu yang dikhawatirkannya sampai saat ini. Sejak Jaziel menyatakan suka pada Azella beberapa tahun silam, rasa suka itu masih awet tidak ingin luntur.

Mau mengaku lagi, tapi Jaziel takut ditolak. Ditambah wajah Arzhel yang persis mirip Azella, Jaziel dibuat malu sendiri.

Sudahlah, itu bagian cerita masa lalu. Apa pentingnya diobrak-abrik lagi.

🕊️🕊️🕊️

“Widih, beliin jajan buat Ayang ceritanya,” ujar Azella bersiul, memerhatikan Brisha yang menenteng keresek putih habis belanja dari minimarket.

“Cuma sandwich, ice cream, ciki cikian, sama yoghurt stroberi. Gak banyak sih, Kak,” jelas Brisha mengorek isi keresek.

“Oh, gue juga baru inget tuh bocah suka yoghurt stroberi.”

“Biasanya abis latihan taekwondo, dia minum itu, Kak. Untung gue nyetok, haha.”

“Bagus, deh. Sekarang ada yang ngurus.” Azella bergumam lagi. “Biasanya didiemin.”

Bad TrapWo Geschichten leben. Entdecke jetzt