15 ; Kesialan Brisha

13.3K 1K 18
                                    

__________

Brisha Amarylin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Brisha Amarylin

_____

“JINNYYY!! BH LO JANGAN DIGANTUNG DI WC, ANJING! JADI BANYAK LALET, KAN!!!”

“SUKA-SUKA BH GUE, LAH! MAUNYA DIPAJANG DI SONO!”

“BH LO BAU AZAB, BANGKE! CUCI SANA!”

Kelopak mata Brisha terbuka sempurna, tidurnya terusik oleh jeritan-jeritan nyaring dari luar kamar. Spontan ia terbangun, jantungnya berpacu cepat, duduk tegap di atas kasur kamar kost barunya itu.

Melirik jendela, sinar matahari sudah menyambut. Buru-buru Brisha mengambil ponsel di nakas, menyalakannya sebentar, pukul tujuh pagi tertera di layar pipih.

“Mampus, gue telat! Mana sekarang hari Senin lagi!” umpat Brisha menyibak selimut, bergegas turun dengan handuk menyampir pada pundak.

Sebelum membuka pintu kamar, ponselnya yang tergeletak di atas kasur berdering keras. Lagi-lagi Brisha mendengus jengkel, kembali memegang benda canggih itu yang menampilkan satu kontak memanggil.

“Tumben nelepon pagi-pagi.” Brisha merenggut, lekas mengangkat panggilan Arzhel.

“Di mana?”

Bulu kuduk Brisha meremang, suara berat bernada rendah milik Arzhel berbeda dari biasanya.

“Di kost, baru kemaren gue dapet kost ini. Btw, kayaknya bakal lama gue tinggal di sini.”

“Ke sekolah. Sekarang.”

“Iya-iya, makanya gue mau mandi. Lo sih ngapain nelpon segala,” gerutu Brisha.

Hening tiga detik.

“Ok.”

Sambungan pun berakhir sepihak. Dahi Brisha berkerut, tidak ada balasan lagi. Saat mengecek layar ponsel, ternyata sudah mati.

“Lah, dimatiin. Bener-bener si Arzhel, singkat padat dan gak jelas!”

“SHA! BRISHA! DAH KELAR BELOM? BURUAN ANJIR KITA TELAT!”

Reya berteriak dari luar, sembari menggedor-gedor pintu kamar Brisha. Ketika dibuka, cewek berambut bob itu telah rapi mengenakan seragam Grenada, tampak tergesa-gesa memasang dasi di depan Brisha.

“Buset, masih pake piyama lo?!” tanya Reya melongo menatap Brisha dari atas sampai bawah.

“Sorry, baru bangun. Gue begadang semalem, hehe.” Brisha cengengesan.

“Ih, iler lo ampe berkerak gitu. Mandi sana! Gue berangkat duluan ya ke sekolah, bisa apes gue kalo Pak Damian nunggu depan gerbang. Amit-amit.” Reya bergidik horor.

Bad TrapWhere stories live. Discover now