19 ; Panti Asuhan

12.2K 942 43
                                    

__________

“Ayo, dimakan. Maaf Bibi cuma punya ini, kalau nggak suka Bibi keluar cari cemilan, ya.”

“Eh, nggak papa, Bi. Gak usah repot-repot. Saya suka banget inimah.” Brisha mencomot satu rengginang di toples, lalu melahapnya rakus sebagai bentuk menghargai.

Bi Yani tersenyum bersinar.

“Wah, cantik-cantik doyan rengginang, ya. Dari dulu Bibi pengen punya menantu suka makanan rumahan gini.”

“Uhukk! Uhukk!” Gabin batuk-batuk keselek air, ucapan spontan ibunya seperti menyetrum tubuh. Pipi Gabin mengembung dan memerah.

“Buuuu!”

“Hahaha.” Bi Yani terbahak mendengar rengekan Gabin, lantas menepuk-nepuk punggung lebar sang anak.

“Jangan malu-malu, kamu sendiri kemarin cerita mau nikah sama kakak kelas cantik. Tuh, udah ada di sisi kamu.”

“Bu, ishh!” desis Gabin panik.

Bingung menjawab apa, Brisha hanya duduk membatu sambil mengunyah rengginang. Kiranya sudah satu jam ia berdiam diri di dalam panti asuhan, sejak Bi Yani sedikit memaksa Brisha masuk.

Alhasil, Brisha bertamu di sana. Tubuhnya terhimpit dua raga atletis yang duduk nyaman. Tentu saja Arzhel dan Gabin.

Sedari tadi, Arzhel meremas gelas air dengan mata berkedut geram. Dia menatap sinis Gabin, bisa-bisanya anak itu ikutan duduk di samping Brisha.

“Psstt,” bisik Brisha menyikut lengan Arzhel.

“Dimakan dong rengginang nya! Emang kenyang makan aer?”

“Ck.” Arzhel menaruh gelasnya pada meja, lekas mengambil setengah rengginang yang dibelah. Lalu dilahap utuh saking sebal.

“Puas, huh?”

“Pfftt, puas banget,” ledek Brisha mencolok pelan pipi gembung Arzhel.

“Lucuuu, kayak hamster.”

“Jangan sentuh,” tepis Arzhel memalingkan muka.

Menonton interaksi keduanya yang tampak tak biasa, Gabin termenung lama. Rupanya rumor itu benar, bahwa Arzhel dengan Brisha memiliki hubungan spesial.

“Bi,” panggil Brisha kembali pada Bi Yani.

“Ngomong-ngomong soal panti, pengurusnya ada berapa? Bibi pemilik panti ini?”

“Betul. Selain itu, Bibi juga sibuk kerja ART di rumah Den Arzhel, jadi nggak setiap hari Bibi ngurus panti. Kadang anak-anak diasuh sendirian sama Gabin, karena cuma Bibi sama Gabin yang jadi pengurus di sini,” beber Bi Yani rinci.

“Ekhm,” deham Arzhel sukses memancing tolehan Bi Yani.

“Eh, Den Arzhel juga sering main-main ke sini. Biasanya Jino yang diajak jajan keluar,” tambah Bi Yani tersenyum sungkan.

Brisha angguk-angguk mengerti. Ia melirik Arzhel, lanjut bergulir melirik Gabin. Menurut informasi yang sudah diurut, Gabin adalah anak Bi Yani, pembantu rumah Arzhel. Juga pemilik panti asuhan kecil.

Jika Arzhel kerap bermain ke sini, artinya cowok itu sudah lama kenal dengan Gabin?

Seketika Brisha menangkap sebuah ide, matanya berkilat antusias. Ia bergeser mendekati Bi Yani.

“Bi, kalau gitu, saya boleh kerja jadi pengurus panti?”

“Apa?!”
“Apa?” Arzhel menjawab kompak dengan Gabin. Mereka langsung menatap benci.

Bad TrapWhere stories live. Discover now