06 ; Pacaran Kontrak

19.6K 1.1K 10
                                    

__________

“Gak mungkin gue ngebiarin pacar sendiri pulang gak dianter.

Pacar sendiri.
P-A-C-A-R.

Jelas Brisha tidak lemot untuk paham. Pengakuan spontan Arzhel di kamar Jaziel tadi, sungguh di luar prediksinya. Brisha ingat betul sudah tujuh kali ditolak keras oleh Arzhel, anehnya, kenapa tadi tiba-tiba cowok itu mengaku pacarnya?

Iya, Brisha harap hanya salah dengar. Tidak mungkin Arzhel sekhawatir itu membiarkan Brisha pulang sendiri.

“Ekhem ... tadi lo serius?” Sekali lagi, Brisha bertanya memastikan. Walau ragu.

“Canda.”

“Basi.”

“Salah ngomong.”

“Apanya yang salah ngomong?! Jelas-jelas gue denger lo bilang 'Gak mungkin gue ngebiarin pacar sendiri pulang gak dianter' Masa salah ngomong? Lo ngaku pacar gue cuma di depan Ziel doang?!” celoteh Brisha.

“Itu yang lo mau,tandas Arzhel mengedikkan bahunya. “Lo ngedeketin gue karena itu. I pretend to be your boyfriend, eat that shit.”

Reaksi Brisha menganga selebar-lebarnya, tidak dapat menyangkal argumen Arzhel karena seratus persen fakta. Niat awal Brisha mendekati Arzhel, menjadikan dia pacar gadungan. Jelas pengakuan Arzhel tadi tidak sepenuhnya salah.

“Y-ya gak salah, sih. Tapi tetep aja salah!”

Ngomong-ngomong, mereka tengah berjalan menyusuri trotoar jalan, inisiatif Arzhel untuk mengantar Brisha. Katanya khawatir ngebiarin pacar pulang sendiri.

Selagi di perjalanan, cowok terlapis baju taekwondo sabuk merah itu khidmat menyeruput yoghurt stroberi. Beda dengan Brisha yang jengkel sendiri.

“Oke, fine. Berarti sekarang lo setuju pacaran kontrak sama gue, kan?” Brisha membongkar topik inti.

“Pikir sendiri.”

“Ya atau nggak?! Susah amat jawab on point.”

Senyap sejenak. Arzhel menarik napas pendek.

“Ya.”

“What?! Seriusan?! Ketiban meteor tipe apa lo tetiba nerima tawaran gue?” jerit Brisha, senyuman kemenangannya merekah.

“Ck, perlu gue tarik lagi keputusan tadi?” Arzhel meremas botol yoghurt sebal.

Brisha cengengesan, tanpa aba-aba langsung merengkuh bahu Arzhel sampai cowok itu membungkuk. Batuk-batuk tersedak yoghurt.

“Yeayyy! Finally, lo jadi pacar gue! Sekarang kita official dating!!! Yuhuuu!”

“Pacaran. Kontrak.” Arzhel menekankan.

“Hehe, i know! Makasih udah nerima. Gak sia-sia gue bikin pantun cinta di karton pas nembak lo depan perpus.” Brisha mengelap air di ekor matanya, bangga.

“Lepas.” Arzhel menangkis rangkulan di bahunya risi. “Satu bulan, jangan lebih dari itu. Gue sibuk.”

“Oke, oke! Satu bulan! Tujuan gue macarin lo kan biar deketin Jaziel, sapa tau dia cemburu liat kita pacaran. Bisa aja gue hoki langsung ditembak Ziel! Aaaa! Gak sabarrr!”

Bad TrapWhere stories live. Discover now