43) Penentu Kebahagiaan

Start from the beginning
                                    

***

Namun, di tengah jalan, Azizan melihat beberapa perempuan yang berjalan di hadapannya. Ia mencoba untuk tetap fokus pada jalannya dan menghindari melihat lekuk tubuh mereka yang tak halal baginya. Azizan menundukkan pandangannya.

Tanpa ragu-ragu, Azizan memutuskan untuk berjalan di depan perempuan tersebut agar bisa menghindari melihat lekuk tubuh mereka yang tak pantas. Ia memusatkan perhatiannya pada tujuannya dan mencoba untuk tidak memperhatikan perempuan tersebut.

Setelah keluar dari rumah sakit, Azizan sampai di parkiran mobil dan membuka pintu mobilnya. Saat akan masuk ke dalam mobil, Azizan melirik lagi ke arah koridor dan melihat perempuan-perempuan yang masih berjalan di sana.

Sekali lagi, Azizan menekankan dirinya untuk tidak melihat dan selalu mengingat aturan yang telah ditetapkan sebagai seorang Muslim yang taat. Ia pun tetap melanjutkan perjalanannya dengan hati yang tenang dan mulai menjemput Alzam yang sedari tadi tertera di layar ponselnya untuk meminta dijemput.

Di sudut lain seseorang kemudian mengerti dan menghormati keputusan Alzam, tapi dia masih merasa sedikit kesal dan terus bertanya-tanya mengapa Alzam terlalu keras kepala sampai tidak mau diajak pergi ke bioskop. Namun, Alzam tetap mengikuti hatinya meskipun tahu bahwa keputusannya mungkin akan menyebabkan orang itu kecewa.

Pada akhirnya, Alzam yakin bahwa dia telah membuat keputusan yang tepat. Dia tidak ingin terjebak dalam situasi yang membingungkan dengan rasa suka-sukaan pada teman wanita. Baginya, menjaga jarak dengan perempuan yang bukan mahram adalah penting, tidak peduli seberapa suka dia pada mereka. Alzam ingin memastikan bahwa tidak ada yang merasa tidak nyaman atau tersakiti oleh perilakunya.

"Bang, maafin ya, lupa bawa motor jadi harus abang jemput," ujar Alzam merasa bersalah.

"Enggak apa-apa. Santai aja," jawab Azizan dengan langkah yang lebar.

***

Hari ini Rayno menghadiri kajian. Begitu bahagianya di sampingnya terdapat Galang yang sedang memperhatikan.

"Buat yang merasa bersalah waktu lagi maksiat ke Allah. Allah tanya dalam surat Al-A'raf ayat 99. Atau apakah mereka merasa aman dari siksaan Allah (yang tidak terduga-duga)? Tidak ada yang merasa aman dari siksaan Allah selain orang-orang yang rugi," ucap ustadz yang sedang berdiri di depan mimbar.

Pernyataan itu begitu menampar bagi Rayno. Begitu banyak dosa yang telah Rayno lakukan. Apa lagi sebelum memasuki Islam.

Kembali ustadznya berbicara. "Enggak semua dosa pasti dibalas."

"Ada sebuah hadist qudsi yang membuktikan bahwa Allah benar-benar baik. Wahai anak Adam,
jika engkau mendatangi-Ku dengan dosa sepenuh Bumi, kemudian engkau tidak berbuat syirik pada-Ku dengan sesuatu apa pun, maka Aku akan mendatangimu dengan ampunan sepenuh Bumi itu pula."
(HR. Tirmidzi No. 3540)

"Kita punya kesempatan untuk memperbaiki diri, jadi jangan pernah berputus asa sesulit apapun keadaannya."

***

"Hayu mandi ah geus sore!"

*Geus adalah udah.

Itu suara santri yang Azizan dengar saat Azizan sudah melewati masjid.

KEPASTIAN DENGAN GUSWhere stories live. Discover now