36. BERTENGKAR

8 4 0
                                    

Terima kasih banyak yang sudah bersedia mampir ke cerita aku dan sudah memberikan vote dan komen nya🤗

Happy reading

🌅🌅🌅

Bang Fano yang dibawa oleh polisi, hanya pasrah saja. Mau bagaimanapun juga ia tetap bersalah. 'maafkan Abang, dek,' batin Bang Fano sambil menundukkan kepalanya.

Sedangkan Nolan, ia memilih ke kamarnya untuk meluapkan kecewanya di sana.

"Gue kecewa sama lo, Fano!" monolog Nolan berteriak sambil melemparkan semua barang yang ada di meja belajarnya.

"Akkhhh!" teriak Nolan sambil menjambak rambutnya sendiri lalu ia terduduk di dekat kasurnya dengan menenggelamkan wajahnya dilipatan lututnya.

"Gak tau diri!" ucap Nolan dengan lirih.

Kedua orang tua Nolan yang baru saja pulang, mendengar teriakkan berasal dari kamar anaknya. Lalu mereka langsung menghampiri kamar Nolan untuk memastikan kalau pemilik kamar baik-baik saja.

"Nolan! Apakah kamu di dalam? Kamu baik-baik aja kan?" teriak Daddy Putra dari luar kamar. Dan tidak ada sautan dari Nolan.

"Daddy dobrak ya?!" ucap Daddy Putra yang masih berteriak karena pintu sang anak dikunci dari dalam.

Lalu Daddy Putra mendobrak pintu tersebut.

Gubrakkk!!

Setelah Pitu terbuka, kedua orang tua Nolan bisa melihat Nolan yang meringkukkan badannya didekat kasur. Sambil menangis.

Lalu mereka mendekatkan diri kearah Nolan.

"Hei ada apa?" tanya Daddy Putra dengan suara pelan sambil mengelus rambut sang anak

"Bang Fano di mana?" tanya Daddy Putra sembari melihat kesana-kemari sekitaran kamar.

Nolan yang mendengar pertanyaan dari sang Daddy mengenai Bang Fano, langsung berdiri dengan mata yang berkaca-kaca.

"Fano dipenjara!" jawab Nolan yang menekankan setiap ucapannya dan tanpa memakai ember-ember Abang.

Orangtuanya yang mendengar Jawaban dari Nolan, terkejut. "Bagaimana bisa abang kamu masuk penjara?!" tanya Mami Anika yang terkejut mendengar fakta bahwa anaknya masuk penjara.

Nolan yang mendengar pertanyaan sang mami ynag menggunakan kata 'abang kamu', terkekeh sinis. "Dia bukan siapa-siapa aku lagi. Dia pria yang paling brengsek yang pernah aku kenal!" gertak Nolan yang sudah muak dengan kata 'abang'.

Orangtuanya yang belum mengerti maksud dari Nolan hanya bisa mengerutkan dahinya.

"Oke-oke. Terus dibawa ke mana dia?" tanya Daddy Putra yang berfikir akan percuma kalau bertanya kepada Nolan yang emosinya masih belum terkontrol.

"Di kantor polisi xxx," jawab Nolan dengan tenang.

Orangtuanya yang mendengar jawaban dari Nolan, menganggukkan kepalanya Lalu mereka pergi lagi. Tidak lupa memberikan salam kepada sang anak.

MENGHAPUS SENJA (END)Where stories live. Discover now