6. TRAGEDI

33 14 0
                                    

🌅🌅🌅

Setelah sampai, Angkasa melihat Ibu Bulan sedang gelisah entah memikirkan apa. Karena Ibu Bulan dari tadi mondar-mandir di depan pintu. Nama sang Ibu adalah BULAN ANIKA.

"Assalamualaikum Ibu. Ibu kenapa dari tadi aku liatin gelisah aja?" Salam Angkasa sekaligus bertanya kepada Ibu Bulan.

"Waalaikumsalam. Kamu sudah pulang nak? Kok baru pulang jam segini?" Tanya balik Ibu Bulan. Karena melihat sang anak baru pulang. Sebenarnya jam pulang sudah satu jam yang lalu.

"Iya Bu tadi nunggu teman dijemput". Jawab jujur Angkasa.

"Ibu kenapa gelisah?" Tanya Angkasa yang dari tadi sang Ibu tidak menjawab melainkan mengalikan pembicaraan.

"Enggak mana ada? Dari tadi Ibu gak gelisah". Jawab Ibu Bulan berbohong.

"Ibu jangan bohong sama aku Bu". Ucap Angkasa yang tidak bisa dibohongi. Dengan menyipitkan mata.

'Aduh mampus. Ini anak gak bisa dibohongi lagi. Aku harus jawab apa ya?'. Batin Ibu Bulan.

"Enggak Ibu lagi memikirkan pekerjaan Ibu". Jawab Ibu Bulan tidak sepenuhnya berbohong. Memang sang Ibu sedang memikirkan pekerjaannya juga. Tapi ada sesuatu yang pikiran.

"Udah sana kamu masuk. Ganti baju, makan terus tidur. Kalo ada pr dikerjakan". Lanjut Ibu Bulan. Menyuruh sang anak untuk masuk. Sekaligus supaya Angkasa tidak banyak tanya.

"Ibu gak lagi nutupin sesuatu dari aku kan?" Tanya Angkasa yang masih curiga kepada sang Ibu.

"Enggak! Udah sana kamu ganggu aja!" Marah Ibu Bulan. Karena Angkasa dari tadi curiga an.

"Baik Ibu". Jawab Angkasa dengan menundukkan kepalanya takut dan masuk ke dalam rumah.

Ibu Bulan, pun melihat sang anak yang sudah memasuki kamarnya pun menghela nafas panjang.

"Kamu mas bikin ketakutan aja. Anaknya lagi bikin jantungan. Untuk aku bisa mengalikan itu anak". Monolog Ibu Bulan dengan menghembuskan nafas panjang.

🌅🌅🌅

Di suatu ruangan dalam kantor berada di ibukota, terdapat sang pria berjas sedang duduk melamun. Sambil memikirkan masalah yang menimpah dirinya.

"Aku harus mencari siapa pelaku tabrak lari anakku. Sudah dua tahun aku belum menemukan pelaku dari tabrak lari itu". Monolog sang pria tersebut sambil tangan menopang dagu. Sedang memikirkan sesuatu.

"Apa aku harus minta bantu sama Bintang? Dia kan bisa mencari yang kayak beginian?" Monolog sang pria lagi. Ya pria yang sedang bermonolog dari tadi adalah dari Daddy Elang. Yang bernama RAFFAN ZAFRAN. Dan mencoba meminta bantuan sama Daddy dari Angkasa yang bernama BINTANG FEBRIAN.

Selepas berpikir lama Daddy Raffan pun menelpon Daddy Bintang.

🌅🌅🌅

Sedang di sebuah kantor lain dalam ruangan terdapat pria yang terkejut adanya telpon dari Daddy dari korban yang di tabrak dua tahun yang lalu.

MENGHAPUS SENJA (END)Where stories live. Discover now