10. MENGIKHLASKAN

27 12 0
                                    

Sebelumnya terima kasih untuk yang udah vote.

🌅🌅🌅

Setelah sampai, mereka tidak melihat keberadaan Savita.

"Om. Savita kok enggak ikut sama Om?" tanya Angkasa sambil melihat Papanya Savita.

"Savita udah pergi ke luar negeri" jawab Papanya Savita sambil mengambil sesuatu dari dalam mobil.

"Ini, Savita mau kasih ini buat kalian" lanjut Papanya Savita sambil memberikan sebuah paper bag kepada Angkasa.

Angkasa pun mengambil paper bag itu. "Ini untuk kami Om?" heran Angkasa sambil membuka sedikit paper bag itu.

"Iya. Kata Savita, dia minta maaf karena tidak bisa pamitan secara langsung sama kalian. Dan di dalam paper bag itu ada sebuah kenangan untuk kalian" jawab Papanya Savita yang mengampaikan pesan dari Savita. Sambil mengambil sesuatu dari dalam mobilnya lagi.

Sedangkan Angkasa, menatap sedih paper bag yang diberikan oleh Papanya Savita. Sedangkan temannya, hanya menghela nafasnya saja. Karena baru saja kehilangan temannya.

"Iya udah ya. Om mau ngurusi perpindahan Savita" pamit Papanya Savita. Lalu Papanya Savita meninggalkan mereka yang sedang termenung.

"Iya Om. Makasih Om" sahut Samudra ramah sambil tersenyum manis. Selepas itu, Papanya Savita masuk ke dalam sekolahan.

Sedangkan Angkasa, langsung berlari ke sepedanya yang terparkir meninggal paper bag yang di berikan oleh Papanya Savita. Lalu menjalankan sepedanya entah pergi kemana.

Temannya yang melihat Angkasa pergi, hanya menatapnya saja.

"Angkasa mau kemana itu?!" teriak panik Elang sambil menunjuknya di mana Angkasa sudah pergi menjauh dan hilang di belokan.

"Mungkin pulang?" balas Jingga ragu karena Angkasa pergi dengan mata berkaca-kaca ingin menangis.

"Apa kita susul aja? Takutnya ada sesuatu gitu" tanya sekaligus usul Elang yang mulai merasakan cemas.

Temannya yang ada disitu, hanya menganggukkan kepalanya saja.

Lalu mereka pun berlari di mana sepeda mereka berada dan menyusul kemana Angkasa pergi. Dengan mengambil paper bag yang diberikan oleh Papanya Savita.

🌅🌅🌅

Di sebuah danau di pinggiran kota, terdapat sebuah sepeda dan seorang anak Laki-laki sedang berdiri memandangi air danau yang jernih dengan mata berkaca-kaca.

"Kenapa kamu pergi Savitaaa?!" jerit anak laki-laki yamg berdiri di pinggiran danau. Yang ternyata Angkasa.

Temannya yang baru saja sampai, mendengar jeritan Angkasa mengenai kepergian Savita.

Temannya pun berjalan ke arah di mana Angkasa berdiri dengan bahu yang bergetar menahan tangis.

Setelah sampai, temannya pun berdiri di samping Angkasa. Dengan Angkasa yang berada di tengah-tengah mereka.

"Di tinggalkan sama seorang yang kita sayang memang menyakitkan" kata bijak Elang tangan memegang permen dan di sebelahnya laki menepuk pundak Angkasa.

MENGHAPUS SENJA (END)Where stories live. Discover now