Bagian 021

143 42 7
                                    


Jangan lupa vote, share and comen babe dimples 🖤🐬❄️☁️

Tandai typo ya 🖤

Happy reading 🐬❄️

🍓🍓🍓

Bagian 021

KALAH BUKAN BERARTI GAGAL!

KAKI jenjang Melviano semakin melangkah cepat ketika mendapati seorang gadis yang mulai kewalahan mengatur ritme pernafasannya. Keadaan yang sudah tegang itu semakin memanas ketika detik mulai habis, namun sang juara pararel tersebut lebih memilih untuk meninggalkan area lapangan. Apakah ia sengaja membuka jalan untuk kejayaan sang rival?

Embun mulai mengerjapkan kedua pupil nya. Kedua mata yang semula terpejam telah menemukan sebuah keterangan dihadapannya.

Tubuh yang masih lemah itu dengan terpaksa ia buat untuk kuat. Tidak ada satupun kehidupan pada tempat yang bercirikhaskan aroma obat-obatan tersebut, tidak ada satu orangpun yang menemaninya.

Gadis cantik yang sudah tidak tahan dengan panggilan alam tersebutpun memutuskan untuk melepaskan alat bantu pernafasan yang semula melekat dikedua lubang hidungnya. Kaki jenjang yang hanya dibalut kaus kaki berwarna putih itupun turun dari atas brankar dengan perlahan. Benar kata orang, tidak ada orang lain, hanya kita yang mampu membantu diri sendiri.

Koridor kelas masih sepi, kemungkinan besar seluruh murid Bakti Nusa masih sibuk berkutik dengan tumpukan buku paket yang digunakan sebagai bahan materi untuk setiap pelajaran.

Gadis cantik itu mulai merutuki dirinya sendiri, ia sungguh menyesal karena tidak dapat membawa harum nama kelas unggulan tersebut. Andaikan saja ia tidak memaksa untuk menggantikan posisi sahabatnya, Fiona, yang kosong dan membiarkan murid lain untuk mengambil kesempatan. Ia dapat menjamin bahwa hal ini tidak akan pernah terjadi.

Langkah kecil tersebut berhenti ketika mendapati suara dari sosok yang sudah tidak asing lagi dikedua indra pendengaran gadis tersebut, tengah tertawa gembira, layaknya seseorang yang tengah berhasil memenangkan sebuah lotre.

"Gue nggak akan pernah lupa sama semua janji yang udah kita sepakati sebelumnya." Ucap remaja tersebut.

Dengan berani Embun mengintip dari balik tembok yang tidak jauh dari lorong tersebut. Damian bersama antek-anteknya seperti tengah menyudutkan seseorang.

Sang Pradipta Où les histoires vivent. Découvrez maintenant