Bagian 009

239 99 99
                                    

Jangan lupa untuk vote, komen and share ya dimples kesayangan 😚😘

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Jangan lupa untuk vote, komen and share ya dimples kesayangan 😚😘

Ramaikan setiap paragraf dengan komentar dari kalian 💕💕

Tandai taypo 🙏

🍓🍓🍓




Bagian 009

PEMIMPIN ATAU PACAR?

SETELAH sekian lama penantian, akhirnya hari yang telah ditunggu-tunggu oleh kebanyakan warga Indonesia ini datang. Upacata HUT RI tepat pada tanggal tujuh belas
Agustus akan tiba beberapa jam lagi. Sudah pasti seluruh masyarakat ikut andil dalam
berpartisipasi merayakan ulang tahun negara yang selama telah mendapat penjajahan selama beberapa tahun itu, menuju kepada detik-detik kemerdekaan. Tentu saja hal tersebut dapat membalas rasa syukur, juga ucapan terimakasih kita terhadap para pahlawan yang telah berjuang, baik pahlawan yang ikut andil dalam mengibarkan dan menyaksikan berkibarnya bendera merah putih, ataupun terhadap pahlawan yang telah gugur dalam medan perang.

Embun yang sudah lengkap dengan seragam PMR Sekolah BN itu menghampiri Melviano yang sedang berbincang dengan salah satu petugas upacara lainnya. Gadis cantik itu enggan untuk menganggu akibat dilihat dari segi percakapan kedua belah pihak yang
tampak serius sembari mengamati area lapangan yang mulai dipadati oleh warga sekolah beserta beberapa tamu undangan yang mulai berdatangan.

Melviano yang telah usai dengan urusannya tersebut segera menolah terhadap gadis yang sudah menunggu dirinya sejak beberapa menit lalu. “Kamu ganteng banget Vian.” Tukas gadis tersebut setelah sang kekasih menghampiri dirinya bersama senyum tulus.

“Ya memang, baru sadar?” sahutnya over PD.

Wajah yang semula berseri itu berubah seratus delapan puluh derajat. “Ish... ilfeel banget aku sama kamu.” Cletuk Embun membuat remaja dihadapannya terbahak-bahak.

“Yakin jijik? Banyak loh yang antre, mau sama aku.” Ucapnya lagi-lagi membuat Embun mengerlingkan mata.

“Udahlah, aku mau pergi aja. Males ngobrol sama kamu.” Putus sosok yang telah siap
dengan seragam berwarna abu, merahnya.

Melviano menyekal lengan gadis yang telah mengibaskan rambut panjangnya seolaholah
ia telah muak dan pergi begitu saja. “Banyak loh yang udah kasih semangat dan ucapin
selamat buat aku. Kamu nggak mau?” tanya laki-laki itu membuat Embun Freya Jovanka
dengan terpaksa membalikkan tubuhnya.

“Bagus dong, kan udah banyak yang ngucapin berarti aku udah nggak dibutuhin lagi iya, kan?” Sungutnya membuat Melviano reflek menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Apakah ia sudah salah berbicara?

Sang PradiptaWhere stories live. Discover now