Embun Freya Jovanka, seorang remaja berumur enam belas tahun yang selalu mengejar segala keinginan kedua orang tuanya. Meskipun hidup yang di miliki bak seorang putri raja, namun ia hanya ingin bebas dan mengepakkan sayap, seperti kebanyakan remaja...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Jangan lupa untuk spam komen disetiap paragraf nya ya dimples kesayangan aku 😚
🍓🍓
Bagian 003
“BOLA BASKET DAN SEBUAH PANGGILAN.”
“FELIX!” pekik Fiona ketika mendapati laki-laki tersebut baru saja keluar dari gerbang asrama bersama ke lima temannya.
Fiona menarik begitu saja lengan tangan Embun ketika rombongan yang mereka tuju telah menoleh dan menghentikan langkah. “Apa?” sahut sosok tampan tersebut sembari mengangkat dagu dan sebelah alis yang terangkat.
Fiona tersenyum ketika sudah berada dihadapan laki-laki pujaannya. “Enggak apaapa, cuman pengen berangkat bareng sama kamu aja.” Jelas gadis tersebut begitu terangterangan.
Felix memutar kedua bola matanya dengan begitu jelas, ia muak dengan sosok Fiona yang selalu mengejar-ngejar dirinya. “Boleh kan?” tanya gadis cantik yang berasal dari keluarga terhormat itu. Bukan hanya teman-temannya, namun seluruh warga sekolah hingga para dewan Guru sekalipun telah mengetahui identitas Fiona yang berlatar belakang dari anak pengacara kondang, bermarga Hadara.
“Teserah lo.” Ketus Felix yang sama sekali tidak mengindahkan niat gadis yang kini telah berdiri tepat disampingnya. Perbedaan yang dapat kita lihat dari dua sosok tersebut ialah, Fiona yang begitu bersemangat hingga bibir ranumnya bersenandung kecil, mengeluarkan suara indah yang telah bosan Felix dengar. Sedangkan Felix, bersama wajah datar, juga sikap muak yang ia tunjukkan secara terang-terangan.
Sepuluh remaja yang berasal dari keluarga, juga watak yang berbeda itu berjalan bersama. Berbaur menjadi satu antara satu sama lain. SMA Bakti Nusa, sekolah yang menganut akan konsep asrama itu selalu menetapkan tata tertib terhadap siswa, ataupun siswi yang belajar didalamnya. Mau tidak mau, mereka akan tetap patuh pada peraturan yang telah diterapkan seperti, seluruh murid SMA Bakti Nusa diharuskan menginap atau tinggal diasrama jika mereka benar-benar ingin sekolah pada tempat tersebut. Pasalnya, metode tersebut dapat lebih efektif untuk mengontrol, juga mengetahui watak seluruh murid, baik ketika berada dijam pelajaran maupun bukan.
Sedangkan asrama antara siswi perempuan dan siswa laki-laki berjarak sekitar lima puluh meter yang dibatasi oleh sebuah taman untuk sekedar bersantai, ataupun olahraga dipagi hari.
“Allthaf mana?” tanya Embun kepada laki-laki yang telah berada tepat disampingnya.
Melviano menoleh kepada para sahabatnya. “Tobby maksud kamu?” jawabnya sembari memasukkan tangan kedalam saku celana, dan mendapat anggukan dari Embun sebagai jawaban. “Dia sakit, udah dari semalem badannya panas.”