Bagian 020

172 53 35
                                    


Jangan lupa untuk vote komen and share cerita ini dimples kesayangan 🖤🐬❄️☁️

Supaya aku lebih semangat up nya, ramaikan setiap paragraf dengan komentar kalian 🖤🎀

🍓🍓🍓

Bagian 020

TARUHAN?

EMBUN mengayunkan kaki, menyusuri jalanan berlapis aspal dengan sedikit tertatih. Lima belas menit lagi, lima belas menit lagi ia harus berada pada lingkungan sekolah Bakti Nusa atau merelakan Cakra sebagai ketua OSIS menghukum dirinya dengan wajah datar dan tatapan yang mematikan.

Terkadang ia selalu bertanya-tanya, kenapa harus Cakra? Mengapa laki-laki tersebut tidak dilengserkan dari jabatannya. Mengingat kali ini mereka sudah memasuki kelas tiga semester pertama. Apakah remaja tersebut tidak lelah dengan gelarnya?

"Butuh tumpangan?"

Betapa terkejutnya gadis cantik yang fokus mengejar waktu tersebut ketika mendapati sosok laki-laki yang muncul dihadapannya, bersama sepeda hitam kebanggaan tersebut.

"Lama kelamaan gue pukul juga ya Lo, Vian!" Geram Embun, karena ini bukan hanya pertama kalinya sosok tersebut membuat jantung Embun berdegup dua kali lipat dari biasanya.

Lain halnya, Melviano justeru terkekeh ketika mendapati ekspresi menggemaskan gadis tersebut. "Gue tawarin tumpangan, tapi bayarannya peluk dari belakang gimana, mau?"

Embun mengerlingkan pupil. "Ini mah untung di Lo nya aja." Kesalnya sekali lagi.

"Ck." Melviano menarik lengan gadis cantik itu dengan asal.

"Naik aja, gue nggak mau murid kesayangan Bakti Nusa dihukum lari lapangan." Imbuhnya.

Tanpa basa-basi, Embun yang merasa membutuhkan tumpangan akibat tertinggal oleh ketiga sahabatnya itu hanya diam menurut. Setidaknya ia tidak harus merasa kelelahan setibanya dikelas nanti.

"Kenapa Lo baik banget sama gue?" Ujar Embun.

"Berbuat baik dengan sesama itu dianjurkan." Asal Melviano.

Sang Pradipta Where stories live. Discover now