My Husband's Bodyguard (1)

234K 1.6K 8
                                    

Aku menggigit bibir, berusaha menahan desahan yang hampir lolos saat pria di atasku ini sedang menjamah tiap jengkal kulit telanjangku dengan bibir basahnya. Saat wajahnya hampir tiba di pusat tubuhku, aku pun refleks merapatkan kembali kedua pahaku.

"Kenapa?" tanyanya sambil menatapku dari bawah sana.

"A-aku malu," jawabku lirih. Entahlah, meski sudah beberapa kali melakukannya, perasaan malu itu masih saja menderaku. Setiap kami bercinta, rasanya seperti pertama kali.

"Tidak perlu malu. Kamu cantik."

Kalimatnya membuat dadaku berdesir. Perasaan itu kian menjadi saat dirinya meraih kedua pangkal pahaku lalu melebarkannya, membuat liang senggamaku yang telanjang kini berada tepat di depan matanya.

"Kamu cantik, Jessica," ulangnya sebelum lidah basahnya menyapu tonjolan kecil di organ intimku. Aku kembali merapatkan paha, tapi dia dengan cepat melebarkannya.

"Nath ...."

Satu desahan lolos begitu dari mulutku. Bersamaan dengan namanya yang terucap, permainan lidahnya di bawah sana terasa semakin cepat dan juga intens. Membuat tubuhku menggeliat seperti cacing kepanasan.

Di saat pelepasanku hampir tiba, dia menghentikan kecupannya. Tubuhnya terangkat hingga mata kami kembali bertemu. Tak butuh waktu lama, sesuatu yang panjang dan keras melesak memasuki senggamaku, membuat desahanku meluncur kian tak terkendali.

"Kamu yakin ingin mengandung anakku?" tanyanya setelah berhasil membenamkan seluruh kejantanannya.

Dengan napas memburu, aku mengangguk. "Hamili aku. Aku akan membuat Raymond menyesal karena sudah merendahkanku."

Pria itu mengecup bibirku lembut sebelum kembali menatapku dalam. Miliknya di bawah sana bergerak pelan sebelum dirinya menambah tempo permainan dengan lebih cepat dan juga kuat. Kulit telanjang kami saling bertubrukan, menimbulkan suara erotis yang membuatku kian bergairah.

Aku bersumpah akan membuatmu menyesal, Raymond. Aku akan membalas semua sakit hatiku!

***

Semua berawal dari dua bulan lalu, saat Raymond yang hampir tidak pernah berada di rumah itu pulang dan menyuruhku datang ke ruang kerjanya. Saat aku tiba di sana, sudah ada sosok lain yang menemani Raymond. Sosok itu berdiri di depan Raymond, memunggungiku.

Dia Nathan. Pengawal pribadi Raymond.

"Masuk," katanya datar dan dingin. Aku yang sudah terbiasa dengan perangainya itu memilih untuk tidak ambil pusing dan melangkah masuk mendekati meja Raymond, berdiri tepat di samping tubuh menjulang Nathan yang juga sedang menghadap Raymond.

"Nath, aku punya tugas untukmu."

"Siap, Tuan."

"Tidurlah dengan Jessica. Buat dia hamil."

Suara Raymond bak petir di siang bolong yang menyambarku. Aku yang semula berdiri santai pun langsung terkesip. Bukan hanya aku yang terkejut, tapi pria bertubuh tinggi besar yang sedang berdiri di sampingku ini sepertinya juga tak kalah kaget. Aku bisa merasakan kalau tubuhnya menegang, sama sepertiku.

"A-apa, Tuan?"

"Tidurlah dengan Jessica, Nath. Hamili dia."

"Tapi dia istri Anda, Tuㅡ"

"Aku tidak peduli dengan statusnya. Kami menikah karena keluarganya tidak bisa membayar utang. Aku tidak mencintainya, tapi orang tuaku terus mendesakku untuk memberikan mereka cucu. Bisa gila aku karena mereka!"

Lagi, kalimat Raymond membuatku menunduk dalam. Sebenci itukah dia padaku sampai tega menyuruh pengawalnya sendiri untuk menghamiliku?

Selama hampir enam bulan menikah, Raymond memang tidak pernah menyentuhku. Jangankan menyentuh, memandangku saja dia tidak sudi. Dia selalu menganggapku wanita menjijikkan karena sudah membuatnya gagal menikah dengan kekasihnya sendiri.

Woman & Desire [1st Desire Series]Where stories live. Discover now