69. LOSE - Niki 🎶

1K 64 30
                                    

Gentala turun dari lantai empat club baru ini menuju lantai satu karena dirinya ingin menjernihkan pikirannya yang mulai kalut.

Baru saja dirinya akan mencari tempat duduk, matanya menangkap Lily yang terlihat menahan tangis di depan Aurora.

"Shit!" Gumam Gentala.

"I-ini handphone Laut? Kenapa bisa ada di kamu?" Tanya Lily, samar-samar Gentala mendengar ucapan Lily.

"Ya. Ini handphone Laut."

"Kenapa bisa ada di kamu Aurora?" Tanya Lily halus, sebenarnya Lily ingin menangis namun dirinya tidak mungkin menumpahkan tangisnya disini.

"Tadi Laut nitip ke aku, oh ya anyways-"

"Stop! Jawab, dimana suami ku?!" Tanya Lily tegas.

Otak nya seolah memutar kembali skrnario huruk yang sempat ia pikirkan tadi mengenai Aurora. Dengan nafas memburu menahan emosi, Lily kembali berucap, "Stop playing fire with me, Rora! I need to know where. Is. My. Husband!"

Aurora mengeluarkan smirk nya, "Kenapa? Kamu takut Laut kembali ke aku?"

Lily seolah tidak percaya dengan apa yang ia dengar, "do you know Ly, Laut still call me anytime he want. Even today, he met me, here. Without you knowing about that."

"Laut, Laut nggak akan bisa lupain aku gitu aja Lily. Do you wanna now funfact tentang aku dan Laut? Well, i bet he's not telling you this tragic story. I was pregnant too before, his child. Tapi aku akui, aku jahat karena aku nurut buat ngegugurin kandungan itu. Don't you ever think that you're that special, Ly. He can replace you anytime he want! Like what he did to me!"

Mata Lily semakin memanas, air mata nya hampir luruh. Gentala yang menyaksikan itu langsung menghampiri kedua nya, "Aurora!" Teriak Gentala.

"Lo keterlaluan!" Ucap Gentala.

"Ly, ayo ikut gue."

"Kenapa?! Kenapa Laut, bahkan lo BELAIN LILY?! KENAPA?! lo tau disini yang jadi korban gue Gen, GUE!" Ucap Aurora.

"AURORA STOP!"

"Lo juga tahu Gen! Lo tahu seberapa gue mau mertahanin hubungan gue sama Laut. Seberapa besar perjuangan gue buat Laut! Bahkan anak yang gue kandung, lo tahu siapa yang nyuruh gue gugurin itu! SIAPA YANG MAKSA GUE LO TAHU GENTALA! GUE KORBAN DISINI TAPI KENAPA NGGAK ADA SATU PUN YANG LIAT KE ARAH GUE?! KENAPAAA!!!!!"

"AURORA!"

Kaki Lily semakin lemas, dirinya tidak menyangka Aurora akan seperti ini. Lily benar-benar tidak menyangka akan melihat sisi buruk Aurora.

"Lo! Urusan lo sama gue belom selesai!" Gentala geram, dirinya langsung merangkul Lily dan membawa Lily naik ke lantai 5 agar Lily lebih tenang.

Tatapan Lily kosong, dirinya begitu shock. Entah sekarang harus percaya kepada siapa.

Gentala membawa Lily ke VIP room yang mana di dalam Lily bisa melihat langsung kehiruk-piukan yang terjadi di lantai bawahnya. Lily memperhatikan Laut yang tengah berduel di dalam ring tanpa ragu mengayunkan tinju nya.

Tidak ada rasa khawatir di diri Lily saat ini untuk suaminya. Lily terbungkus rasa kecewa yang sangat besar hingga air mata nya terus luruh tanpa bisa ia cegah.

"Ly, minum dulu."

Lily menerima gelas yang diberikan oleh Gentala.

"Laut, apa Laut masih suka Aurora, Gen?" Tanya Lily pilu sembari menatap sendu ke arah Gentala.

Gentala menggeleng, "Laut cuma cinta sama lo."

"Tapi Laut selalu nemuin Aurora tanpa sepengetahuan aku, they seems still in love, Gen. Dan pernyataan Aurora-"

"Ly, gue nggak ada kapasitas buat cerita ke lo tentang Aurora dan Laut. Tapi, tolong percaya sama Laut."

"Dan satu lagi, Aurora memang belum move on, tapi Laut nggak. Laut cuma cinta dan mau lo, Ly."

•**•

Laut berjalan tergesa-gesa, selesai berduel dirinya diberi tahu beberapa orang bahwa Gentala membawa istrinya naik ke lantai 5. Seseorang itu mengatakan bahwa istri Laut menangis karena Aurora.

"Shit!" Gumam Laut sembari berlari menuju lantai 5.

Brak

Laut membuka pintu ruangan itu dengan tidak santai. Disana dilihatnya sang istri tengah berdiri di depan kaca dan Gentala yang sedang duduk di sofa.

Lily hanya menoleh ke arah pintu sebentar sebelum kembali memalingkan pandangannya. Sedangkan Gentala, dirinya beranjak dari sofa dan menepuk bahu Laut sebelum benar-benar keluar dari ruangan ini.

"S-sayang." Panggil Laut.

"Aku mau pulang."

"Ke rumah mama." Lanjut Lily.

Deg!

Laut seperti mendapat hantaman keras di dada nya.

"Aku mohon dengerin penjelasan aku."

"Aku nggak mau denger apapun itu. Aku mau pulang ke rumah orang tua aku, pulangin aku."

"Lily..." Laut maju dan menggenggam kedua tangan istri nya.

Dari sini Laut dapat melihat dengan jelas mata merah istri nya yang mulai membengkak karena menangis.

"Aku minta maaf." Ucap Laut.

"Buat apa?"

"Aku nggak ngabarin kamu seharian."

"Ck. Toh aku nggak sepenting itu buat kamu!"

"Ly, please lah."

"Apa?! Hah!"

"Lily. Stop tinggiin suara kamu ke aku!"

Lily mundur beberapa langkah hingga genggaman Laut pada tangannya terlepas.

"Kamu selingkuh? Kamu mau balik sama Aurora?" Tanya Lily lirih.

Laut mengernyitkan dahi nya, bingung.

"Kalau memang kamu mau kembali ke Aurora, ceraikan aku sekarang Laut." Ucap nya lagi, semakin lirih.

"Maksud kamu apa?!"

"Capek. Aku capek Laut. Seberapa banyak rahasia yang kamu sembunyiin dari aku? Dan Aurora tau tentang itu? Aku istri kamu, tapi aku selalu merasa bodoh di depan mantan kamu karena aku nggak tau banyak hal tentang suami aku sendiri!" Ucap Lily.

Bruk

Lily menjatuhkan dirinya ke lantai, kaki nya benar-benar tidak mampu nenopang tubuhnya.

"Maybe I was right, I shouldn't trust you." Ucap Lily sembari menatap Laut dengan tatapan nanar.

Emosi Laut tersulut, "What the fuck Lillyanna?!" Laut terkejut mendengar ucapan yang keluar dari mulut Lily.

"She was pregnant, right? Do you forced her to get an abortion, Laut?" Tanya Lily.

Mata Laut membola, sialan! Apa Aurora membeberkan semua nya kepada Lily?

"M-maksud kamu apa?!"

"Stop act like you don't understand what i mean!"

"Itu bukan anak aku."

"Ck." Lily terkekeh, "bukan anak kamu? Then anak siapa Laut?!"

"Samudera."

•***•
To be continued

Nih udah double up nihhh!!! Kalo sepi up nya sebulan sekali lagi aja ya? Xixixii

LAUT KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang