57. LUCKY GIRL - Carlina🎶

1.1K 51 5
                                    

Seminggu setelah kejadian penganiayaan yang Sergio lakukan kepada anaknya, saat ini kedua nya tengah menjalani sidang mengenai kasus yang Syena naikkan ke pengadilan.

"Terdakwa terbukti bersalah dan dijatuhi hukuman 1 tahun penjara!" Ucap Hakim.

Laut yang duduk di kursi sebagai korban hanya bisa menundukkan kepala nya. Dirinya tidak ingin semua ini terjadi sebenarnya, tapi bagaimana pun Sergio harus merasakan jera agar tidak bisa semena-mena kepada anak-anaknya.

Di kursi audience, Samudera berdiri sembari bertepuk tangan sebelum keluar dari ruang sidang. Laut tidak menyadari kehadiran Samudera, setelah mendengar tepukan tangan Samudera mata Laut langsung mencari dimana Lily berada, dirinya takut Lily dicelakai oleh Samudera.

Lily duduk di sebelah Syena, Syena tahu adiknya khawatir akibat kehadiran Samudera sehingga dirinya memberi Laut sinyal bahwa Lily baik-baik saja dan aman bersama nya.

•**•

Sepulang dari sidang, masih lengkap menggunakan baju formal khas sidang, Laut, Syena dan Giorgio suami Syena, menuju ke rumah Lily.

Mereka ingin meminta Lily secara resmi kepada orang tua Lily. Dan tentu saja meminta maaf mengenai masalah ini karena bagaimanapun sumber semua ini adalah Laut.

"Selamat siang pak Abraham dan ibu Ayana, disini saya sebagai kepala keluarga dan wali dari Laut, ingin memohon maaf atas semua perlakuan dan kesalahan yang Laut lakukan kepada Lily." Ucap Gio membuka memecah ketegangan di antara dua keluarga ini.

"Om, Tante, Laut minta maaf atas semua hal yang Laut lakukan, terutama karena Laut telah merenggut kesucian Lily sebelum waktunya, membuat mimpi Lily terlambat dan meninggalkan sakit hati serta kekecewaan yang mendalam, Laut benar-benar minta maaf. Dengan ini, izinkan Laut bertanggung jawab atas Lily, yakni meminta restu kepada om dan tante untuk menimang Lily, menjadi istri Laut." Ucap Laut.

"Jika boleh berkata, om sangat marah terhadap kamu Laut, begitu pula dengan mama Lily. Mengetahui fakta putri kecilnya dirusak oleh laki-laki yang kita percayai membuat kekecewaan dan kemarahan menggerogoti hati kita. Namun, berkali-kali Lily menjelaskan bahwa semua keputusan yang pada akhirnya membuahkan hasil yang mengecewakan ini merupakan ikut andilnya. Lily berulang kali mengatakan kepada kami untuk memaafkan kamu, dan kami sudah memaafkan mu, Laut." Abraham menarik nafas panjang sebelum melanjutkan ucapannya.

"Om sempat menentang mentah-mentah keputusan Lily untuk membesarkan anaknya seorang diri, namun melihat Lily yang memohon agar tidak melibatkan kamu dikerusakan jalan hidup ini membuat om semakin iba kepada Lily, putri kecil om yang memiliki hati seperti malaikat ini. Om berharap jikalau kamu memang serius dengan Lily, tolong jaga dia sepenuh hati, tidak ada orang di rumah ini yang tidak mencintai Lily sepenuh hati, bahagiakan dia Laut. Dan jika kamu sudah tidak menginginkannya, kembalikan dia kepada om, secara utuh tanpa tergores luka sedikit pun, om hanya meminta itu.

Sekarang, om dan tante menyerahkan semua keputusan di tangan Lily. Nantinya yang akan menjalani kehidupan baru adalah kalian."

Lily yang sedari tadi duduk di sebelah mama nya hanya bisa menundukkan kepala menahan tangis. Sekarang dirinya mendongakkan kepala karena harus menjawab pertanyaan Laut.

"Lily.. Lily bersedia menerima lamaran Laut." Jawab Lily.

Laut dapat bernafas lega, berbeda dengan Gio yang masih terlihat merah padam entah menahan malu atau amarah.

Gio merupakan bawahan Abraham, dirinya merasa malu adiknya merusak anak satu-satunya atasannya ini. Ditambah cemohan yang Gio selalu dengar tentang Abraham membuatnya semakin malu, karena secara tidak langsung rekan-rekan kerja nya yang lain menjelekkan dirinya juga.
Walaupun mereka tidak tahu siapa laki-laki yang menghamili Lilyanna, anak dari atasan mereka ini tapi Gio tetap merasa malu.

•**•

Sepulang dari rumah Lily, Laut langsung membaringkan tubuhnya di kasur. Entah perasaan apa yang ia rasakan sekarang.

Lega, namun Laut merasa pundaknya semakin berat.

"Lega, tapi berat banget.." gumam Laut.

Keputusan dari pertemuan penting tadi yakni, Laut dan Lily akan melangsungkan pernikahan mereka di bulan depan, Laut meminta di tanggal 11 bulan 11 dan semua menyetujuinya.

Gips di tangannya masih belum terlepas, begitu pula penyangga di lehernya. Laut merasa mobilitas nya sulit saat ini hingga tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamarnya.

Tok

Tok

Tok

"Ya?" Jawab Laut.

Poppy, masuk ke dalam kamarnya dengan langkah kecilnya.

"Ada apa popps??" Tanya Laut sembari bangun dari posisi tidurnya.

"Uncle Zei, Poppy bawa miss Lily." Ucap Poppy membuat Laut mengerutkan dahinya.

"Hah?" Beo Laut.

Tiba-tiba pandangan mata nya tertuju ke pintu, melihat sesosok wanita cantik memasuki kamarnya dengan beberapa barang di tangannya.

"Aduh." Ucap Lily saat tak sengaja satu barangnya terjatuh.

"Sayang? Kamu ngapain disini?" Tanya Laut sembari berjalan menuju Lily yang kesulitan membawa barang-barangnya.

"Huh! Nggak daritadi bantuin, udah telat." Ucap Lily.

"Kamu kok bisa ada disini?"

"Disuruh mama bantuin kamu kalo kesulitan."

"Hah?"

"Nggak seneng aku kesini?"

"Ya bukan gitu sayang.. aku kaget aja tiba-tiba lihat kamu ada di kamar aku."

"Kalo nggak mau aku disini aku pulang nih."

"Ih jangan!" Jawab Laut sembari menahan lengan Lily.

Mereka berdua terlalu larut kedalam kemesraan ini hingga tidak menyadari Poppy telah melipir keluar dari kamar Laut.

"So? Kamu nginep disini?"

"Like what you saw.." Jawab Lily sembari menunjuk ke barang-barangnya.

"Yes! Dapet jatah nih ya?"

Tuk!

"Enak aja!" Ucap Lily setelah menyentil kepala Laut pelan.

•***•
To be continued

Apakah sudah terlihat hilal kebahagiaan?
🤭🤏🏻

LAUT KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang