55. LISTEN BEFORE I GO - Billie Eilish🎶

1.1K 55 6
                                    

Sesampainya di Jakarta, Laut tidak langsung pulang ke rumah Syena walaupun sang kakak sudah menanti-nanti kehadirannya.

Laut langsung pergi menuju rumah seseorang yang entahlah, bisa dibilang paling ia benci hingga detik ini.

"Papa ada?" Tanya nya kepada satpam rumah.

"Ada den, monggo silahkan masuk."

Laut mengangguk dan langsung melenggang masuk ke dalam rumah megah bak istana itu.

Baru saja Laut duduk di ruang tamu sang papa sudah keluar dengan mimik muka tidak bisa Laut artikan.

Laut berniat berdiri dan menyapa papa nya namun, sebuah tangan melayang terlalu cepat menampar pipi Laut hingga sang empunya terjatuh.

PLAK!

"Memalukan!" Ucap Sergio.

Laut sudah menduga hal ini pasti yang akan papa nya lakukan.

"Kamu! Papa benar-benar kecewa dengan kamu Laut!"

Laut hanya diam sembari mengusap sudut bibirnya yang mengeluarkan darah.

"Menghamili seorang perempuan?! Kamu benar-benar keterlaluan!"

"Peduli apa papa sama aku emang hah?"

"LAUT!"

"Apa? Toh aku nggak pernah minta apapun dari papa & mama tentu aja. Aku cuma punya kak Syena! Satu-satunya orang yang aku hormatin cuma kak Syena! Kakak yang selalu ada buat aku disaat papa dan mama sibuk dengan dunia nya masing-masing! Papa yang selalu mukulin aku, dan mama yang selalu main cowok. Apalagi pa? Apa yang papa mau?"

"KAMU KETERLALUAN LAUT!"

"Kalo papa panggil aku kesini cuma untuk mukulin aku, lebih baik aku pergi. Pa, mungkin aku emang aib yang memalukan buat papa, tapi papa jangan khawatir Laut nggak akan jadi orang se memalukan papa! Yang ringan tangan!"

"Kamu benar-benar! Apa kamu tidak pernah berpikir dampak apa yang akan datang setelah kamu melakukan hal menjijikan itu hah?!"

"Papa malu! Kamu kira papa tidak mendapat gunjingan karena ulah kamu?!!" Tambah Sergio.

"Laut nggak peduli! Laut kira papa udah berubah! Laut kira papa emang benar-benar mau ngobrolin hal penting sama Laut! Tapi apa? Nyatanya papa masih sama."

Bug!

Sergio memukul Laut dengan stick golf yang berada di tangannya sedari tadi. Laut yang di pukul punggungnya masih bisa bangun dan hendak pergi walaupun sembari menahan sakit.

Namun, gerakan kedua yang Sergio lakukan membuat Laut tersungkur dan bahkan tidak kuat untuk berdiri.

"Dasar anak nggak tau di untung! Memalukan! Mending kamu mati daripada harus membuatku malu!" Teriak Sergio sembari terus memukuli Laut.

Dirasa sang anak tidak ada perlawanan lagi, Sergio menghentikan pukulannya.

Sergio memanggil asistennya, "bereskan!" Ucap nya sembari mengelap darah Laut yang berada di tangannya dengan sapu tangan.

•**•

Lily saat ini sedang berusaha terlelap tapi sulit sekali. Berulang kali Lily merubah posisi tidurnya ke kanan dan ke kiri mencoba mencari kenyamanan, namun nihil, dirinya tetap tidak menemukan kenyamanan yang ia cari.

Lily duduk dari tidur nya dirinya kesal tidak bisa terlelap.

"Laut bukannya harusnya udah sampai ya dari tadi? Kok nggak ada hubungin aku sama sekali sih?!" Gumam Lily sembari mengecek handphone nya.

Lily sudah mencoba menghubungi Laut dari 3 jam yang lalu, tapi laki-laki itu menghilang entah kemana.

"Ih nyebelin! Dia pesen biar aku nggak ilang-ilangan tapi kenapa malah dia yang ilang sekarang!" Gumam Lily sembari mengscroll sosial media nya.

Saat Lily akan meng-switch akun pertama instagramnya ke akun keduanya, keningnya mengerut saat melihat ada akun instagram Laut tersangkut di handphone nya.

"Loh? kapan dia log-in akun nya ke handphone ku?" Gumam Lily sembari mengklik akun instagram Laut.

Sistem instagram sekarang memang sedikit aneh, postingan yang ada di home instagram tidak akan berganti sebelum ada seseorang yang mengupload foto baru.

Dan disitu terdapat postingan Aurora, berada di paling atas.

"Aurora..." lirih Lily saat membaca username instagram Aurora.

"Captionnya.. kenapa-" ucapan Lily terputus saat matanya membaca komentar yang Laut tinggalkan di postingan itu dan balasan dari Aurora.

Laut Zeiroandro
Laut nya cantik!

AuroraIssabella
thank you <3

"Apa harus banget sampai ninggalin komentar?" Gumam Lily.

•**•

Syena berlari bak seperti orang kesurupan saat ini. Dirinya berlari tanpa memperdulikan tatapan aneh orang-orang yang berada di lorong rumah sakit ini.

Syena bahkan tidak menyadari dirinya memakai sandal yang berbeda antara kiri dan kanan.

Bagaimana tidak panik? Asisten papa nya menelpon dan memberi tahu bahwa Laut masuk rumah sakit akibat ulah sang papa. Tulang bahu Laut patah, sehingga saat ini dirinya masih berada di ruang operasi.

"Tio! Bagaimana keadaan Laut?"

"Saya berharap tidak ada yang mengkhawatirkan non, hanya saja dokter masih harus mengecek keadaan kepala den Laut."

"Sial! Dimana si tua bangka itu?!" Teriak Syena.

Tio hanya bisa diam, dirinya selalu membereskan hal-hal seperti ini. Dulu, saat Laut masih tinggal bersama Sergio, hampir setiap bulan Laut pasti akan selalu di rawat di rumah sakit.

Tio iba dengan Laut hingga akhirnya Tio memberitahu Syena mengenai apa yang Laut alami dan tanpa berpikir dua kali Syena langsung membawa Laut untuk tinggal bersama nya.

Syena merasa bersalah kepada Laut karena adik bungsu nya ini harus lahir dengan keadaan keluarga yang tidak baik-baik saja. Laut sama sekali tidak menerima kehangatan keluarga seperti yang Syena dan Samudera rasakan.

Syena menatap khawatir ke papan lcd pemberitahuan operasi sedang berlangsung yang ada di depan ruang operasi.

"Semoga kamu baik-baik aja, Laut." Gumam Syena sembari menggigit jarinya.

•***•
To be continued

Hhmm.. kira-kira Laut bakal gimana ya?

LAUT KUDove le storie prendono vita. Scoprilo ora