56. LOVE. - Wave To Earth🎶

1.1K 63 5
                                    

Hari telah berganti, namun Laut masih belum menghubungi Lily.

"Ly, ayo dimakan sarapannya kok daritadi mandangin handphone mulu sih?" ucap Arumi.

"Eh? iya nih mi, Laut belum ngabarin Lily dari kemarin. Tapi, Lily tanya Gentala mereka sudah landing dengan selamat kok. Kemana ya Laut?"

"Mungkin masih ada suatu hal yang Laut kerjain makanya belum bisa hubugi kamu." jawab Arumi mencoba untuk menenangkan Lily.

"Mungkin.."

•**•

Pagi ini, Laut sudah berada di kamar rawat inap nya, semalaman dirinya berada di ruang ICU karena ternyata dokter telat menemukan fakta bahwa Laut terkena gagar otak ringan, sehingga kondisi Laut sempat memburuk.

Syena murka, sangat amat murka terhadap papa nya. Jika saja Tio telat membawa Laut ke rumah sakit bisa saja Laut telah tiada saat ini.

"K-kak.." panggil Laut lirih.

"Iya? Apa?" Jawab Syena cekatan.

"L-lily.. a-ku.. aku belum hubungi Lily, d-dari kemaren."

"Kakak kabarin Lily sekarang ya, kamu istirahat."

Laut mengedipkan matanya tanda setuju.

"Laut, kali ini kakak nggak bisa nahan untuk nggak jeblosin papa ke penjara. Kakak sudah proses semua nya ke jalur hukum." Ucap Syena sembari mengabari Lily kondisi Laut.

Laut yang mendengar itu hanya bisa pasrah, kakaknya memang sudah mewanti-wanti papa nya untuk tidak memukuli Laut atau Syena benar-benar menjebloskan laki-laki itu ke penjara.

"Lily mau video call." Ucap Syena.

"Iya." Jawab Laut lirih.

Saat Syena mengangkat telepone Lily, Lily langsung menutup mulutnya tidak percaya dengan apa yang ia lihat.

Laut mengalami gagar otak ringan dan masalah pada lehernya, dokter menduga ada sarafnya yang sempat terjepit akibat pukulan tongkat golf yang kencang ke tengkuknya, beruntung, ternyata hal itu tidak terjadi setelah dilakukan pengecekkan ulang.

So far, Laut hanya perlu menjalani beberapa terapi untuk bahu dan lehernya.

"L-laut, k-kamu k-ke-kenapa.. aku pulang Laut, besok aku pulang kamu tunggu aku ya." Ucap Lily di seberang menahan tangis hingga membuat ucapannya terbata-bata.

Laut mengangkat tangan kanannya yang di infus dan memberi jempol kepada Lily karena dirinya masih belum sanggup untuk berbicara panjang lebar.

Lily benar-benar khawatir, dirinya langsung membeli tiket pulang ke Indonesia tanpa berpikir dua kali.

Sebenarnya flight Lily siang ini, tadi Lily sudah meminta tolong kepada mama nya untuk mencarikan tiket tercepat dan ternyata tiket tersebut hanya ada untuk besok pagi karena flight hari ini sudah full.

Tapi, dengan usaha dan doa ternyata tersisa satu kursi untuk Lily di flight siang ini walaupun harus di kelas utama atau first class.

Lily tidak peduli dengan berapa yang harus ia bayarkan untuk tiket, tujuannya saat ini hanya satu, bertemu dengan Laut secepat mungkin.

Sembari mengemasi barang-barangnya Lily kembali menangis.

"Sudah, Ly, Laut baik-baik aja tenang aja." Ucap Arumi sembari mengelus punggung Lily yang sedang merapihkan baju-baju di koper.

"T-tapi-"

"Sudah, jangan dibawa stress kasian anak yang ada di kandungan kamu. Dia bisa merasakan kalau kamu sedih, Ly."

LAUT KUWhere stories live. Discover now