32

5.4K 295 13
                                    

Usai berbincang-bincang bersama Koeun, Haechan memilih untuk kembali ke hotel bersama Jeno. Ya, walaupun awalnya dia ditawari untuk tinggal oleh Mark. Tapi, dia lebih memilih untuk kembali ke hotel daripada pembayarannya sia-sia.

Lagi pula dia sekarang tak masalah dengan Mark, mengingat kalau dia sudah menaruh kepercayaan pada pemuda beralis camar itu.

"Gue mau mampir ke supermarket dulu, Chan. Lo mau ikutan atau langsung balik ke hotel? Supermarketnya nggak jauh dari hotel kok," ucap Jeno.

Haechan menggeleng pelan sebagai jawaban sambil menghembuskan nafas dengan panjang.

"Gue mau langsung balik ke hotel aja. Lagian capek banget badan gue karena udah jalan seharian penuh. Mau istirahat karena besok mau keluar jalan bareng Mark buat keliling di kota ini," tolak Haechan lembut.

Jeno tersenyum meledek saat melihat ekspresi wajah sahabatnya itu.

"Ck! Bilang aja kalau lo lagi mau video call-an sama dia. Bucin banget," ledek Jeno.

Haechan menyengir lebar sambil terkekeh pelan karena niat terselubungnya ketahuan oleh Jeno.

"Ya udah deh kalau emang nggak mau ikut. Lo langsung ke hotel aja. Ini udah tengah malam banget. Gue sebentar doang di supermarket kok," perintah Jeno.

Haechan mengacungkan ibu jari tangan kanannya sebagai jawaban, sedangkan Jeno langsung berjalan pergi meninggalkan Haechan. Dia langsung ke supermarket.

Haechan membalikkan badannya sambil mengerutkan keningnya saat dia merasa ada sesuatu yang menjanggal.

"Apa perasaan gue doang, dari tadi serasa ada yang ngikutin gue sama Jeno," gumam Haechan.

Saat hendak berjalan ke arah pintu hotel, seorang pria langsung berdiri tepat di hadapan Haechan, membuatnya langsung terdiam dengan ekspresi wajah kaget.

"Dimana Koeun?"

"Ha?!"

Haechan mengerutkan keningnya bingung karena tiba-tiba saja pria itu bertanya posisi Koeun padanya.

"Anda siapa? Dan bagaimana bisa anda tahu kalau saya kenal dengan Koeun?" heran Haechan.

Pria dengan setelan jas berwarna abu-abu itu menggeram pelan.

"Ah ... Apa kamu Ayah Koeun?!" tebak Haechan.

Pria itu mengangguk sebagai jawaban.

Haechan sontak memberikan tatapan tidak suka pada pria itu. Baginya, ayah Koeun sudah mendapatkan rating buruk pada pikirannya.

"Kenapa kamu memandang saya seperti itu? Saya hanya bertanya dan saya tidak punya pemikiran untuk melukai kamu," ucapnya.

"Bagaimana bisa saya nggak berpikiran buruk tentang anda, kalau anda saja tidak bisa memperlakukan anak anda dengan baik?"

"Orang tua mana yang rela menyakiti anaknya dan bahkan sampai tega melecehkan anaknya? Kasusnya memang banyak tersebar di berita, tetapi kali ini saya melihatnya secara langsung."

"Kenapa harus merusak anak anda dan bahkan anda harus membunuh suami anak anda? Apa Anda tidak punya pemikiran?"

Pria itu menatap Haechan dengan tatapan herannya, lalu tak lama dia tertawa sinis.

"Cerita apa yang sudah kamu dengar dari anak sialan itu?!" marah pria itu.

"Begitu detail dia mengarang bicara sampai bahkan nama saya terdengar begitu jelek di telinga orang asing seperti kamu?" tanyanya.

Haechan mengerutkan keningnya.

"Bahkan saya datang ke sini untuk memberikan kamu peringatan, Lee Haechan. Saya mencari anak saya karena saya ingin menghentikan niat jahatnya!" tegasnya.

Haechan kaget.

"Apapun yang kamu dengar dari mulutnya adalah kebohongan. Dan saya datang ke sini untuk menolong kamu dan anak Jaehyun. Ya ... Walaupun saya tahu kalau Jaehyun adalah orang yang paling saya benci di dunia ini setelah merebut Rose dari saya!" sinisnya.

"Ah ... Dan maaf karena sudah membuat kamu bingung. Kenalkan nama saya-"

Pria itu menatap Haechan lembut.

"Park Chanyeol," lanjutnya.

- 🧁🧁🧁 -

You Giving Up? | MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang