06

10.1K 649 12
                                    

Jam dua malam di kediaman Chitta dan Johnny.

Alunan musik lembut terdengar keras, membuat Johnny dan Chitta terbangun sambil berjalan ke arah kamar anaknya, sumber suara musik itu.

Saat pintu dibuka sedikit demi sedikit, terlihat seorang pemuda tampan menari anggun di tengah cahaya kecil, ruangan yang minim cahaya.

Gerakan kaki yang menari dengan gemulai dan gerakan tangan yang bergerak dengan penuh penghayatan.

Lihatlah matanya yang terpejam menghayati.

Haechan menari dengan lembut.

Semakin cepat air mata Haechan menetes. Maka semakin cepat pula tarian yang ia lakukan.

"Itu anak kita atau hantu kamar anak kita?" tanya Johnny sedikit berbisik pada Chitta.

"Sialan kamu! Dia anak kita ya! Enak aja nganggep anak aku hantu. Mau kupukul kamu?!" kesal Chitta.

Johnny menyengir lebar sebagai jawaban.

"Habisnya, kenapa bisa Haechan nari di jam segini, sih? Kayak nggak ada hari esok aja-" Johnny menjeda ucapannya sambil memperhatikan Haechan yang masih menari.

"Dan kapan anak kita pandai nari?" lanjutnya penasaran.

Chitta menatap Johnny bingung, memang mereka tak tahu kalau Haechan pandai menari.

Apakah mereka tak sadar kalau Haechan tengah menangis tanpa suara? Ah ... Mana tahu mereka, minimnya cahaya tidak memperlihatkan wajah Haechan dengan jelas.

•••••

🕛 06:12 -

"Tadi malam, kamu tidur jam berapa, Sayang?" tanya Chitta pada sang anak.

"Jam delapan," bohong Haechan.

"Lah?! Terus, yang nari waktu malam itu siapa?" gumam Johnny heran.

"Ma ... Pa ... Haechan udah selesai. Mau ke sekolah sekarang," ucap Haechan usai meminum susunya yang memang selalu disediakan oleh Chitta untuknya.

Sama seperti biasanya, Haechan akan menyalimi kedua orang tuanya sebelum berangkat ke sekolah.

Haechan mengendarai mobil pribadinya.

Hanya butuh sekitar lima belas menit, Haechan akhirnya sampai di sekolahnya dengan selamat.

Usai memarkirkan mobilnya, Haechan turun dan berjalan santai menuju kelasnya.

"Mark! Itu si Haechan!" seru Lucas saat melihat Haechan.

"Samperin gih!" perintah Lucas.

"Buat apa disamperin?" malas Mark.

"Anjing lo! Lo lupa kalau Bu Anum nitip flashdisk Haechan sama lo?!" tanya Lucas kesal.

"Astaga! Lupa!" keluh Mark.

Lucas memutar kedua bola matanya dengan malas.

Tak lama, Haechan lewat di depan Mark dan Lucas.

"Chan! Si Mark mau bicara sama lo nih!" seru Lucas.

"Ha?!"

Dengan segera Lucas mendorong Mark. Alhasil Mark hilang keseimbangan dengan posisi jatuh ke arah Haechan. Karena tidak tahu berbuat apa, dengan cepat Haechan memeluk Mark agar pria itu tak jatuh.

You Giving Up? | MarkHyuckWhere stories live. Discover now