26

4.6K 272 4
                                    

📍 Indonesia, 12:12 -

"Kenapa manggil gue?"

Giselle langsung bertanya pada intinya setelah dia berhadapan dengan Haechan.

Haechan mengangkat pandangannya dan menatap wanita itu dengan tatapan yang penuh permohonan.

"Tolong bilang salah gue ada di mana, Gis. Gue beneran nggak bisa kayak gini. Dari cara lo yang benci sama gue, begitupun Mark, kelihatan banget kalau kalian benci banget sama gue, Gis. Tolong bilang sama gue kalau emang gue ada kesalahan. Gue mau perbaiki semua dan nggak mau buat hubungan gue sama lo dan keluarga lo semakin runyam, termasuk sama Mark," jujur Haechan penuh permohonan dan kesungguhan.

"Nggak usah main drama dan sok nggak tahu tentang itu! Lo minta Abang gue datang buat ketemu sama lo. Tapi, kenapa lo malah nyambut dia dengan ciuman sama Om gue?!" tanya Giselle marah.

"Gue? Kapan gue ciuman sama Om lo? Gue nggak kenal sama Om lo selain Se ... Hun?" tanya Haechan ragu.

Giselle tersenyum tipis saat mendengarkan jawaban serta pertanyaan Haechan. Haechan langsung merasa curiga akan hal tersebut.

Giselle berdiri dari duduknya dan berniat untuk pergi dari sana. Haechan dengan segera menahan pergelangan tangan wanita itu, berharap agar dia menjelaskannya terlebih dahulu.

"Tolong jelasin dulu semuanya sama gue, Gis. Gue beneran nggak tahu gimana masalahnya," pinta Haechan.

"Tanpa gue jelasin pun lo tahu alasannya!" sinis Giselle.

Haechan menggelengkan kepalanya karena memang dia masih bingung dan tidak mengerti dengan situasi.

Giselle menghembuskan nafas dengan kasar, lalu dia melempar ponselnya di hadapan Haechan. Haechan dengan ragu mengambil ponsel Giselle.

Haechan mengerutkan keningnya karena layar ponsel Giselle menampilkan sebuah room chat antara dirinya dengan akun yang bernama Hendery di WhatsApp.

Haechan kini membaca seluruh pesan yang dikirimkan oleh sosok bernama Hendery itu.

"Kata Mark ... Waktu itu dia ditelfon sama Papa-nya si Haechan. Dia disuruh datang ke RS, soalnya Haechan marah sambil nyari-nyari Mark."

"Pas Mark dengar suara Haechan kesakitan, Mark langsung OTW ke sana."

"Tapi, pas sampai di sana, Mark disambut sama pemandangan yang buat dia sesak."

"Dia lihat Haechan sama Om lo kissing, Sehun."

"Kata Mark, pas mereka kissing, Haechan kayaknya nikmati banget. Soalnya Haechan gak ada perlawanan, apalagi Haechan nutup mata kayak nikmati banget."

Haechan langsung menutup mulutnya setelah membaca deretan pesan tersebut.

Giselle dengan kasar menarik ponselnya yang masih dipegang oleh Haechan.

"Udah, kan?! Ya udah, lo nggak bisa mengelak lagi! Enggak usah main drama karena ini bukan film layar lebar!" sinis Giselle.

Haechan menggelengkan kepalanya tanda tidak setuju.

"Sumpah, Gis! Gue nggak tahu dan gue nggak pernah ciuman sedikitpun sama Kak Sehun. Gue benar-benar enggak pernah ciuman sama dia, Gis. Tolong percaya sama gue!" pinta Haechan.

"Enggak usah jadi orang munafik kalau udah ada buktinya!" sinis Giselle.

"Urus masalah lo sendiri dan jangan libatin orang lain kayak beberapa hari yang lalu! Dan jangan pernah libatin tunangan gue di dalam masalah lo. Jangan bikin hubungan orang hancur gara-gara lo!" sinis Giselle.

"..."

Giselle langsung pergi begitu saja tanpa perduli apa yang ingin dikatakan oleh Haechan lagi. Dia benar-benar benci pada pemuda berkulit karamel itu.

Haechan memukul kepalanya karena dia tidak mengingat apapun.

"Lo harus ingat semuanya yang terjadi, Chan! Tapi, sumpah! Gue beneran yang nggak tahu!" lirih Haechan.

"Gue harus ketemu sama Kak Sehun. Gue harus bahas masalah ini sama dia," gumam Haechan.

Haechan langsung mengirim pesan kepada Sehun kalau dia ingin bertemu dengan pria itu di mansion keluarganya. Sehun pastinya menerima ajakan itu dengan senang hati.

•••

📍 Mansion keluarga Seo, 17:12 -

Di sini sekarang Haechan dan Sehun, di mansion mewah kediaman keluarga Seo.

Haechan terdiam dan berkelahi di dalam hatinya sendiri. Dia bingung untuk mengatakan hal ini kepada Sehun atau tidak.

"Gue harus bilang sama Kak Sehun. Gue harus cari jalan keluar permasalahan ini biar nggak dibenci lebih lama lagi sama Mark," batin Haechan.

Haechan menunduk dalam.

"Tapi, gue malu nanyain hal ini sama Kak Sehun. Gue takut kalau dia mikir macem-macem. Ini karena pertanyaan gue seakan-akan nuduh dia atau malah ngajak dia buat kissing," batinnya lagi.

"Kenapa, Chan?"

"Echan mau nanya."

"Iya, apa?"

"Emang, kita pernah kissing di Rumah sakit?"

"Ha?!"

Sehun langsung kaget setelah mendengarkan pertanyaan tiba-tiba yang dilontarkan oleh Haechan untuknya.

"Kalau gue kasih jawaban, apa yang bakalan lo lakuin setelah ini?" tanya Sehun.

"Echan bakalan pertimbangin semuanya kalau emang benar. Echan bakalan lihat situasi nya, Kak," jawab Haechan.

Sehun terdiam beberapa detik.

"Mana pernah Kakak ngelakuin hal itu sama kamu, Chan? Kalaupun Kakak mau melakukannya, Kakak yakin kalau kamu bakalan nolak Kakak," jawab Sehun sambil terkekeh kecil.

"Kalau emang Kak Sehun bilang nggak pernah kissing sama gue, siapa yang harus gue percayai untuk saat ini? Kubu Mark atau Kak Sehun?" batin Haechan.

"Beneran, Kak?" tanya Haechan meyakinkan.

Sehun tersenyum kecil.

"Kakak beneran. Kalaupun Kakak ada keinginan mau ngelakuin itu, bahkan kalau saat kamu lagi gak sadar, mana mungkin Kakak mau lakuin? Kakak pasti langsung dibenci sama kamu, kan?" jelas Sehun.

Haechan terdiam beberapa saat dan mulai sadar akan satu hal.

"Benar! Kenapa gue nggak kepikiran?! Kenapa gue nggak cek CCTV waktu gue masih dirawat di rumah sakit?! Harusnya gue cek CCTV!" batin Haechan.

"Huh! Kenapa kamu nanya itu sama Kakak?" heran Sehun.

Haechan menggelengkan kepalanya.

"Echan cuma mau kasih pertanyaan random buat Kakak," jawab Haechan sambil tersenyum kecil.

- 🧁🧁🧁 -

You Giving Up? | MarkHyuckWhere stories live. Discover now