44✈️{P,MM!}

Beginne am Anfang
                                    

Lamunannya yang cukup lama hingga tanpa terasa air mata mulai keluar menemaninya. Kenangan indah yang pernah dia rasakan bersama Naruto tak bisa hilang. "Hikss. Hentikan Hinata, apa kau memang secengeng ini huh?" sambil mengusap lembut kedua pipinya.
.

.

.

Mobil melaju dengan kecepatan normal. Kefokusan Naruto masih menatap lurus meski saat ini pikirannya selalu teralihkan ke Hinata, meskipun dia mencoba melupakannya sejenak kesibukannya bekerja, tetap saja tidak bisa. Bahkan dia berbohong soal meeting di luar, sebenarnya ia hanya ingin pergi keluar tanpa kekhawatiran dari keluarganya.

Di saat lampu merah. Semua kendaraan berhenti, beberapa orang mulai menyebrangi jalanan sehingga manik biru safir menangkap sosok yang sangat dia kenal dan rindukan. -'Hinata!' Naruto melihat seorang wanita bersurai panjang dan berponi, berjalan di antara orang-orang yang menyebrangi jalan barusan. Perasaanya sungguh senang sekali dan ingin mengejar wanita itu, tetapi saat ia mulai berkedip dua kali, tiba-tiba wanita yang dia lihat tadi ternyata orang lain, bukan Hinata.

Naruto memejamkan matanya seraya memijit lembut keningnya. Akhir-akhir ini dia terus saja memikirkan Hinata sampai-sampai melihat sosok Hinata yang padahal itu orang lain.

Tak lama setelah pikirannya kembali tenang, ia menoleh ke sisi kiri dan melihat sebuah permainan capit boneka. Sepasang kekasih juga berusaha bermain di sana, meski berulang kali sang pria gagal dan terus mencoba sementara wanitanya terus menyemangati prianya.

Naruto tersenyum kecil saat dia mengingat kejadian serupa bersama Hinata. Waktu itu Naruto sangat handal saat bermain, sedangkan Hinata selalu gagal, apalagi pakaian mereka yang mirip seperti Barbie waktu itu. Sungguh memalukan.

Kejadian saat mereka di tahan polisi dan berfoto, membuat Naruto tertawa sedih mengingatnya.

Tin! Tin!!!!! Sudah berkali-kali suara klakson mobil menyadarkan lamunan Naruto, tapi kira itu masih tersenyum kecil sambil menangis menggigit ibu jarinya sendiri. Saat suara klakson mobil semakin keras, ia mulai tersadar dan kembali melakukan mobilnya dengan perasaan hampa.

Akhirnya pria itu memilih berhenti di pinggir jalan, tempat yang cukup sepi. Dia menyandarkan kepalanya sejenak lalu menatap ke arah foto kecil yang ia pajang di mobilnya. Kalian pasti ingat kan foto di saat Naruto kalah bermain dan harus mengenakan topi cokelat dan Hinata menjulurkan lidahnya.

Di sisi lain, Hinata juga memandangi foto pertama dia dan Naruto saat pertama kali memulai kebohongan mereka. Hinata masih menyimpannya dengan baik.
.

.

.

Di saat waktunya tidur. Naruto dan juga Hinata tidur di sisi yang sama saat mereka tidur bersama, hanya saja kali ini, di samping mereka tidak ada satu sama lain.

***

5 Years Later

Tak terasa, waktu berjalan dengan sangat cepat. Perusahaan Uzumaki semakin meningkat, begitu juga restoran yang Hinata kembangkan sendiri juga semakin ramai pengunjung. Terkadang beberapa pelanggan mengenalnya sebagai mantan istri dari cucu Uzumaki.

Untuk Naruto sendiri. Pria itu juga terkadang mengunjungi rumah panti dan memberi hadiah untuk anak-anak panti yang selalu mengajaknya bermain, mereka juga semakin tumbuh dewasa.

Please, Marry Me Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt