33✈️{P,MM!}

276 39 21
                                    

Don't forget
(⁠╭⁠☞⁠•́⁠⍛⁠•̀⁠)⁠╭⁠☞ Vote and Coment

🛫📍🛬

Pada akhirnya, Naruto memilih pergi menemui Sakura. Hinata masih berdiri di belakangnya dengan tatapan sedih serta ragu, jika seperti itu maka ia mendapatkan jawabannya-- Naruto lebih mendengarkan ucapan Sakura, itu kebenarannya.

Wanita cantik bersurai indigo gelap tadi, masih saja berdiri sambil meremas kantong plastik yang ia bawa. "JANGAN SAMPAI TERLAMBAT! CEPATLAH PULANG, JIKA TIDAK AKU AKAN MENGHABISKAN RAMEN MU DAN AKU TIDAK MAU MEMASAK LAGI!" teriak Hinata, berharap suaminya tidak jadi pergi.

"WAKATTA!!" balas Naruto namun masih terus berjalan ke arah mobilnya. Bagi Hinata, jawaban tersebut sudah cukup untuknya meski dia masih tak nyaman dengan kepergian Naruto. Namun, Hinata tahu akan posisinya di kehidupan Naruto. Mereka bukanlah suami istri yang saling mencintai atau melaksanakan perintah masing-masing, mereka hanyalah sepasang rekan asing yang di pertemukan hanya agar bisa menikah di atas kertas. Hanya itu!

Tin!! Bunyi klakson mobil mengangetkan Hinata. Asalnya dari mobil Naruto yang sudah pergi, pria itu hanya sekedar pamitan. Wajah putih Hinata terlihat tak bersemangat, berjalan seperti orang malas menuju ke lantai dua. Tak ingin berangsur-angsur dalam pikirannya sendiri, Hinata menarik nafas panjang lalu tersenyum lebar-- dia harus membuat ramen kedua kalinya untuk Naruto, yaaa.. meski pria menyebalkan itu selalu melewatkan makan malam, tapi kali ini Naruto sudah mengatakannya dengan yakin bahwa dia akan pulang untuk mencicipi ramen buatan istrinya.

***

Jepang - Khuzudaina

Keadaan jalanan sudah sangat sepi, semua toko serta kios juga sudah tutup dan ada juga yang berkemas. Salah satu di sebuah kedai makan bertulisan Khuzu, lampu di sana masih menyala tak terlalu terang. "Kau belum tidur Khusina?!" suara wanita tua memudarkan lamunan sesosok wanita cantik bersurai merah panjang yang awalnya asik melamun menatap jendela, kini tersenyum sambil menggeleng.

Nenek tua bernama Chiyo, duduk di samping wanita yang sudah dia anggap keluarganya. "Pulanglah Khusina! Keluargamu pasti sudah menunggumu."

"Bagaimana dengan Naruto? Dia tidak akan pernah memaafkan ku." Balas sedih Khusina.

Nenek Chiyo tadi mengusap lembut punggung Khusina. "Aku yakin dia sudah cukup dewasa. Dia juga sudah menikah, dia sudah cukup tahu apa yang salah dan benar." Wanita merah tadi masih menunduk sedih. Dia juga berharap anaknya mau memaafkannya, dia tidak ada pilihan lain selain pergi dari kediaman Uzumaki, dan semua itu gara-gara Minato brengsek.

"Ayo tersenyum lah! Saat kau menemui putramu dan menantumu, kau harus bahagia. Mungkin... Sebentar lagi kau akan menjadi seorang nenek seperti ku! Hahahaha!!" Khusina tertawa kecil mendengarnya. Ya! Putranya sudah menikah beberapa bulan ini siapa yang tidak tahu akan pernikahan keluarga Uzumaki? Dan sebentar lagi, Naruto akan menjadi seorang ayah dan dia akan menjadi seorang nenek.

"Aku tidak sabar bertemu mereka!" ucap Khusina sambil menaruh tangan kanannya di depan dada.

***

London

Dua orang saling bertatap muka dengan jarak dekat hanya tiga langkah untuk lebih dekat lagi. Sakura datang lebih dulu ke apartemennya sampai 26 menit kemudian Naruto datang. "Sudah ku duga kau akan memilihku!" tersenyum tipis. Wajahnya terlihat pucat, berbeda dari sebelumnya saat Sakura datang ke apartemen Naruto.

Please, Marry Me Where stories live. Discover now