17✈️{P,MM!}

244 35 15
                                    

Don't forget
(⁠✧⁠Д⁠✧⁠)⁠→Vote and Coment

🛫📍🛬

"Ayo! Main dan menangkan hadiah!" teriak keseruan dari para penjaga beberapa mainan berhadiah di sana. Pada saat ini, Naruto dan Hinata sudah sepakat menerima tantangan yang mereka buat sendiri-- mereka akan bermain tantangan berhadiah, yang menang akan memberikan hukuman bagi si kalah.

Di salah satu tempat. Naruto dan Hinata memulai tantangan mereka di permainan lempar sasaran! Dimana Hinata memulai lebih dulu dengan tiga roket kecil dengan ujung yang lancip, siap ia lemparkan di papan bundar tepat di depannya namun berjarak lumayan jauh dari dia berdiri.

"Aku yakin, orang aneh seperti mu pasti payah dalam hal melempar!" ejek Naruto tersenyum remeh sambil menyelipkan tangannya ke saku celana. Slepp! 13 poin, slepp! 5 poin, slepp! 11 poin. Hinata tersenyum lebar melirik ke pria pirang sambil menaikan dua alisnya, "Bagaimana, hm-hm!" merasa di ejek, Naruto meraih tiga roket kecil miliknya, sedikit sinis menatap Hinata namun bibirnya tersenyum miring percaya diri. Slepp! 5 poin, wajah Naruto mulai berkerut marah. Slepp! 2 poin, "Hey! Aku sudah melempar dengan benar!" kesal Naruto tak terima.

"Lemparan mu kurang beruntung Tuan!" balas Hinata terkekeh kecil, seketika si Rubah itu menoleh ke arah Hinata dengan dengusan kekesalan.

"Hey kau, putar yang benar!" ujar Naruto kepada si penjaga permainan. Hinata hanya bisa menggeleng antara kasihan dan lucu melihat wajah Naruto yang tak terima kekalahan. Pria itu membuka kedua kakinya, sedikit memasang kuda-kuda sambil menutup satu matanya untuk bisa melempar tepat di angka terbesar, yaitu 20 poin. Slepp! 14 poin, "YESS!" girang Naruto mengepakkan satu tangan kanannya penuh semangat.

"Apanya yang yes? Poinmu masih kalah tinggi dengan milik ku!" saat mendengar suara Hinata, pria itu langsung diam mengamati catatan poin milik Hinata dan miliknya. "TIDAKKKK!" orang-orang yang berlalu lalang di sana kaget, sontak menoleh ke arah Naruto, si pirang yang frustasi sampai berteriak heboh.
.
.
.
.

Sesuai peraturan. Yang kalah mendapatkan hukuman, saat ini Naruto baru saja keluar dari toilet setelah mengganti jaketnya. "Wah, wah! Kau sangat tampan!" puji Hinata mengacungkan jempolnya.

Ya! Pria itu kini mengenakan sebuah jaket orange, topi orange beserta kacamata bundar berukuran kecil yang sudah ia pakai. Wajahnya pasrah dan malu ketika Hinata memberinya sebuah hukuman seperti itu. Malang sekali! "Kau puas?" meraih kasar jaket hitam serta kacamata hitamnya dari tangan Hinata.

Menggeleng dan tersenyum jail, "Masih belum!" balas Hinata.

"Apa lagi?"

"Untuk merayakannya, kita harus berdiri dan mengabdikan momen ini!" tanpa menunggu jawaban Naruto, Hinata langsung saja meraih lengan kekar Naruto dan menariknya menuju foto box. Saat berjalan menuju tempat foto, tak sengaja Naruto melihat sebuah poster besar dengan foto seorang wanita cantik yang dia kenal, juga akhir-akhir ini ia pikirkan.

Langkah Naruto berhenti, mengamati setiap inci wajah wanita yang ada di poster tersebut. Mulai dari Surai pink-nya, mata emerald, kulit putih, hidung runcing serta bibir merah mudanya. Tatapan Naruto menjadi sendu saat melihatnya, tiba-tiba sebuah tangan mengusap lembut punggungnya. "Tidak apa, masih banyak perempuan yang mau bersama mu." Ujar Hinata mencoba menenangkan pria itu.

Please, Marry Me Where stories live. Discover now