40✈️{P,MM!}

377 45 22
                                    

🛫📍🛬

Tangan kanan Naruto mulai bergerak di saat dia masih dalam keadaan tidur. Namun ada yang aneh, matanya begitu berat untuk di buka tapi dia mulai merasakan bahwa tak ada siapapun di sampingnya saat ini. Naruto ingat betul, semalam ia tidur bersama sang istri sambil berpelukan erat, tapi kemanan wanita itu?

Mata biru itu mulai terbuka lebar dan menoleh ke samping, "Hinata!" panggilnya pelan. Perasaan panik mulai menjalar di sekujur tubuhnya yang bahkan otot-ototnya masih kaku. Tidak ada suara apapun yang masuk ke gendang telinga Naruto.

Pria itu mulai beranjak cepat membuka pintu kamar mandi, kosong! Dahinya mulai berkerut hingga rahang tegasnya semakin mengeras. Dia terus bertanya-tanya akan keberadaan istrinya. Tanpa banyak diam, Naruto mulai membuka lemari, betapa tersentak nya ia ketika mengetahui tak ada satupun helai pakaian Hinata di sana. Jantungnya langsung berpacu hebat. "Kuso!" brakk! Naruto membanting pintu lemari, meraih ponselnya dengan wajah panik dan ketakutan sambil menelepon seseorang yang saat ini dia cari.

Tut! Tut!

Perasaan Naruto bertambah geram sendiri ketika nomor Hinata tidak aktif. "Aku mohon angkatlah Hinata." Suaranya sedikit bergetar, tapi jawabannya masih sama. Istirnya tidak menjawab telepon suaminya.

Naruto langsung keluar kamar hendak ke balkon, mungkin saja Hinata masih berada di sana, dan Naruto pun berharap seperti itu. Sebelum sampai ke balkon ia lagi-lagi di kejutkan oleh selembar kertas yang sangat dia kenal betul.

Perlahan Naruto mendekati kertas yang tergeletak di atas nakas dengan black Card yang ia berikan kepada istrinya dan satu benda yang sangat membuat Naruto benar-benar terpukul. Sebuah cincin warna ungu juga ada di sana, cincin pernikahan yang ia beli untuk Hinata juga selembar kertas tadi yang merupakan surat kontrak dengan tandatangan Hinata di sana.

Jika surat tersebut sudah di tandatangani maka....

Naruto langsung meraih jaketnya berlari keluar apartemen. "Naruto!" bahkan pria itu tidak memperdulikan kedatangan seorang wanita yang selama ini menjadi kesalahan dalam pernikahannya. Sakura menatap bingung nan sendu, dia menebak bahwa itu pasti ada sangkut pautnya dengan Hinata.

Langkah Naruto begitu cepat, peluh mulai bercucuran di pelipisnya. Dalam kecepatan tinggi, Naruto melaju kencang tak peduli akan kendaraan lainnya yang juga sama cepatnya.

Hari masih pagi sekali sehingga kendaraan-kendaraan lain melaju hampir seperti seorang pembalap, antara mengejar waktu dan jalanan yang masih sepi akan pejalan kaki.

"Apa yang kau lakukan Hinata? Kau ada dimana?" Gumamnya khawatir.

Beberapa menit berlalu, hampir sampai di bandara London, macet menerpa Naruto. Entah apa yang ada di takdirnya? Kenapa di saat seperti ini semuanya terjadi?

Tak ingin menunggu lama, Naruto memilih turun dan berlari meninggalkan mobilnya di tengah jalan. Beberapa langkah lagi ia akan sampai di bandara, dengan tergesa-gesa Naruto mempercepat larinya menyebrang jalan tanpa memperhatikan kendaraan-kendaraan lain yang melaju cepat. Seolah Naruto tak memikirkan hal lain selain keberadaan istrinya saat ini.

Bruaagggkkk!!!

Tubuhnya terpental keras sehingga Naruto terkulai lemas di jalan dengan sebuah luka panjang yang ada di tangan kanannya. Darah berceceran di lengan kanan Naruto serta paving, beberapa orang langsung menghampiri Naruto, menelepon ambulans serta membantu pria pirang yang saat ini terlihat linglung akibat tabrakan tadi dan benturan di kepalanya hingga berdarah.

Please, Marry Me Where stories live. Discover now