14✈️{P,MM!}

213 34 20
                                    

Don't forget
Vote and Coment ԅ⁠(⁠ ͒⁠ ⁠۝ ͒⁠ ⁠)⁠ᕤ

🛫📍🛬

Di sebuah lorong sepi, Naruto segera memarkirkan mobilnya lalu turun dan mulai mencari keberadaan Hinata. Sementara Hinata masih berusaha menarik tongkat yang bisa membantunya dari bahaya, namun sayang- pria hitam itu menariknya kuat sehingga tongkat terlepas dari Hinata. Juga, tubuhnya tertarik kedepan sehingga kini ia berada di dekapan pria kulit putih khas orang Inggris.

"Lepaskan!" sebisa mungkin Hinata memukul pundak serta dada pria tersebut. Tubuhnya sudah berhimpitan dengan pria asing, lebih baik dengan Naruto daripada orang seperti mereka. Tak lama pria berkulit hitam juga ikut tertawa dan mulai mendekati tubuh Hinata dari belakang, sementara pria berkulit putih itu masih merangkul kuat pinggang nya hingga tak tersisa cela. -'Tamatlah riwayat mu, Hinata!' wanita bersurai indigo gelap itu mulai menutup kedua matanya pasrah.

Bugh! Seketika Hinata tiba-tiba merasa bebas. Saat membuka matanya, dia sudah melihat pria berkulit putih tadi tergeletak di tanah dan pingsan. Hinata menganga melihat suaminya sudah berdiri tepat di depannya dengan tatapan marah.

"Jangan mendekat atau lehernya akan tergores!" seketika ancam pria berkulit hitam tadi sudah menyodorkan sebuah pisau kecil tepat di leher Hinata. Sementara Hinata mendongak mengisyaratkan Naruto agar tidak gegabah.

Bukannya panik, si pirang malah terseringai miring. "Cih, kau yakin?" Naruto mulai melangkah ke depan dengan santai, tidak memperdulikan teriakan Hinata yang menyuruhnya untuk berhenti karena merasa takut akan benda tajam yang terasa dingin di kulit lehernya.

"I say stop." Naruto masih berjalan menghiraukan si hitam yang malah terlihat panik sendiri.

"Kau yakin-- LIHAT ITU." Sontak pria hitam tadi menoleh ke arah yang di tunjuk oleh Naruto sehingga membuatnya terlihat bodoh saat kemudian Naruto mulai meninju wajahnya lalu menarik Hinata ke arahnya.

Perkelahian di mulai. Pria hitam tadi masih membawa pisau di tangannya, melawan Naruto yang mencoba menghindari serangan brutal tersebut, dengan kecepatan dan ketepatan akhirnya si Rubah pirang itu berhasil mematahkan tangan musuh hingga pisau jatuh ke tanah. Bugh! Tambahan bumbu berupa pukulan mantap di pipi kiri pria tersebut sehingga pingsan terkulai di tanah. "Jangan ganggu istriku." Ujar Naruto menatap nanar ke pria tadi.

Merasa sudah aman, Naruto berbalik menatap Hinata yang masih diam termenung. "Ayo pulang!" pinta Naruto dingin, berjalan melewati Hinata.

Selama dalam perjalanan menuju apartemen tidak satupun di antara Naruto dan Hinata saling membuka suara, hanya ricuh jalanan serta keheningan yang menyelimuti mereka.

Titt! Pintu terbuka. Naruto masuk lebih dulu di ikuti oleh Hinata yang masih merasa tak enak. "Maaf!" suara lembut akhirnya membuka keheningan mereka. Naruto menutup matanya sejenak lalu balik menatap ke arah Hinata.

"Lain kali hubungi aku sebelum pergi, jika aku tidak datang tepat waktu apa yang akan mereka lakukan padamu hah?" emosi Naruto.

"Semalam aku sudah memberitahu mu' kan! Hari ini aku akan ke makam ibuku. Aku juga tidak yakin kau mau menemaniku." Masih tak mau kalah.

"Lain kali tunggu aku sampai pulang. Dan-- jadilah istri yang benar." Geram Naruto masih marah-marah hingga meluap.

"Aku sudah menjadi istri yang benar. Aku sudah menebus kesalahanku! Membersihkan seluruh ruangan di sini dan membuatkan mu makan malam."

Please, Marry Me Where stories live. Discover now