11✈️{P,MM!}

230 33 8
                                    

Lama tak jumpa! 🙌

Don't forget
☞⁠ ̄⁠ᴥ⁠ ̄⁠☞Vote and Coment

🛫📍🛬

Pemotretan Naruto dan Hinata berjalan lancar, meskipun keduanya diam-diam selalu saling menjaili tidak membuat hasil foto mereka gagal dan buruk. Malahan terlihat bagus dan jelas.

Setelah pemotretan menghabiskan waktu lebih dari 8 jam, tidak membuat Naruto libur bekerja. Pria pirang itu masih saja pergi ke kantor meski sang kakek sudah melarangnya tapi keduanya kukuh, apalagi si Rubah pirang itu yang tetap memilih pergi dengan alasan <<sudah mematuhi keinginan kakek>>.

***

"Jadi Naruto-- apa malam pertama mu menyenangkan atau melelahkan?!" seolah menggoda dalam sebuah pertanyaan. Shikamaru menatap bosnya dengan satu alis terangkat.

Sementara Naruto hanya bergeming, tak tahu harus menjawab apa soal malam pertama yang menurutnya menyebalkan, tidak ada cinta ataupun kehangatan yang seharusnya terjadi pada pengantin baru. "Jangan tanya."

"Heh.. kenapa?"

"Kami melakukannya sambil bekerja dan menonton film, sudah!" ketus Naruto meluap emosi dan segera beranjak pergi setelah selesai menghabiskan kopinya. Untuk Shikamaru-- yah, pria itu diam sambil melongo.

"Bercinta sambil bekerja dan nonton film? CK, aku harus mencobanya dengan Temari!" gumam Shikamaru membulatkan tekad dan ucapannya barusan. Baru pertama kali si Nara tahu kalau ada gaya bercinta yang baru.

Hari menjelang malam. Di Mansion Uzumaki, kini Hinata tidaklah lagi tinggal bersama sang kakak dan bibi, melainkan bersama keluarga besar Naruto alias suaminya. Sangat telaten Hinata ikut membantu menyiapkan makan malam keluarga Uzumaki di bantu nenek Mito dan bibi Tsunade, padahal banyak pelayan di sana tapi-- di karenakan Hinata adalah keluarga baru mereka, nenek Mito ingin menghabiskan waktu bersama-sama dengan cucu barunya dan menyuruh para pelayan untuk istirahat sejenak.

"Kau pandai memasak ya, Hinata!" puji Tsunade yang ikut menata makanan di meja.

"Sejak kecil aku sering membantu ibuku di dapur, jadi aku tertarik dengan dunia masak-memasak!"

"Hem. Sekarang kau sudah bersuami dan harus tahu apa makanan kesukaan suamimu." Balas nenek Mito dari belakang. Ya, Hinata tidak kepikiran soal itu.

"Apa makanan kesukaannya?"

"Ramen! Naruto sangat menyukai ramen buatan ibunya!" ucap nenek Mito yang baru saja duduk di salah satu kursi meja makan. Hinata mengangguk faham, tapi.... Dia sama sekali tidak melihat keberadaan ibu atupun ayah Naruto, dimana mereka?

.
.
.
.

Makan malam berjalan dengan lancar, seperti yang dikatakan Naruto tadi pagi bahwa dia akan pulang sebelum makan malam dan kini pria itu menepati janjinya. Selama makan malam berlangsung, tak ada hentinya keluarga Uzumaki itu mencuri-curi pandang ke arah pengantin baru yang masih tak sadar bila kini mereka menjadi pusat perhatian para Uzumaki.

-'Kenapa mereka menatap ke sini?' Hinata yang sadar lebih dulu namun tidak berani menatap balik memilih bermain kaki dengan Naruto yang duduk di sebelahnya.

Dengan hati-hati Hinata menggerakkan kaki kirinya, menendang pelan namun berulang kali ke kaki si pirang yang mulai terganggu saat asik makan. Sebisa mungkin pria itu meredam emosinya saat masih sadar akan keberadaan keluarganya di sana. Tak lama mereka berdua menoleh dan saling menatap dengan senyuman paksa dan konyol mereka.

Please, Marry Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang