17. Kehilangan

839 35 5
                                    

Alara akan bertolak ke luar kota guna menghadiri acara wisuda sahabatnya yaitu Nindya, sebelum ia berangkat ia memutuskan untuk membeli kado special untuk sahabatnya itu.
Alara bergegas menuju salah satu mall yang ada dikota tersebut dan memutuskan untuk membeli sebuah tas yang diinginkan sahabatnya dari brand Gacci.

"Alara?" sapa seseorang yang baru saja masuk dan berhasil membuat Alara menoleh kearahnya.

"Bian?" gumam Alara.

"Biaaan lo apa kabar?" tanya Alara sambil memeluk Bian dengan bersemangat.

Ini adalah pertemuan pertama mereka setelah Alara memutuskan untuk pindah sekolah dahulu.
Mereka memutuskan untuk berbincang-bincang disalah satu tempat makan yang ada di mall tersebut setelah sekian lama tidak bertemu.

"Lo udah lulus Bi? Kok udah balik ke Indo?" tanya Alara membuka topik pembicaraan.

"Udah Ra. Sekarang gue megang perusahaan papa gue yang disini" jawab Bian.

"Oya Ra, lo tau Naren sama Rasya mau tunangan?" selidik Bian.

Alara hanya menganggukkan kepalanya seraya tersenyum tipis kearah Bian.

"Lo gapapa?" tanya Bian guna memastikan kondisi wanita itu.

"Gue ikut bahagia kalau Naren juga bahagia Bi" ungkap Alara yang mendapat respon senyuman dari Bian.

Setelah obrolan santai yang cukup panjang, kini keduanya sudah berpisah untuk melanjutkan ketempat yang ingin dituju masing-masing.

Alara bertolak keluar kota 3 hari sebelum acara wisuda Nindya diadakan. Pesawat yang akan membawa Alara akan terbang pukul 1 siang, dan ia bertolak ke bandara 3 jam sebelumnya diantarkan oleh mama dan papanya.

"Hati-hati ya sayang, kabarin mama papa kalau udah sampai" ucap mama Alara sambil mengelus lembut ujung kepala putrinya.

Alara kemudian mengaktifkan mode pesawat karena ia akan terbang sesaat lagi. Setelah mendarat hal yang pertama kali Alara lakukan adalah mengaktifkan data handphonenya dan betapa terkejutnya ia saat melihat banyak notifikasi pesan singkat dari seseorang.

 Setelah mendarat hal yang pertama kali Alara lakukan adalah mengaktifkan data handphonenya dan betapa terkejutnya ia saat melihat banyak notifikasi pesan singkat dari seseorang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Naren?" lirih Alara merasa cemas.

"ALARA!" teriak Nindya yang baru saja sampai bandara untuk menjemput sahabatnya.

"Muka lo kenapa pucat?" tanya Nindya yang melihat kondisi Alara tidak seperti biasanya.

"Naren drop lagi dan masuk rumah sakit Nin" jawab Alara lesu.

"Terus? Lo mau balik lagi ke Jakarta dan jaga Naren?"

"Alara stop buat terlalu peduli sama Naren!" ucap Nindya.

Alara tidak berucap satu patah kata pun. Ia ragu untuk memilih antara tetap disini menemani Nindya atau kembali ke Jakarta untuk menjaga Naren.

"Iya Nin, lo bener. Yauda ayo kita ke rumah lo" ajak Alara.

Berhenti Disini (Naren-Alara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang