25. Grand Opening Toko

162 13 2
                                    

Tiba hari yang ditunggu-tunggu oleh Alara, yaitu hari grand opening toko skincare dan make up miliknya.
Ini adalah usaha pertama Alara yang ia bangun sendiri tanpa campur tangan kedua orang tuanya.

Semua tamu undangan sudah berkumpul di toko milik Alara, kecuali Naren. Acara juga akan dimulai pukul 09.00 WIB.

"Udah jam 9 Ra, Naren gimana?" tanya Nindya mendatangi Alara didalam ruangannya.

Alara berjalan kesana kemari sambil memandangi handphone yang berada dalam genggamannya, berharap Naren memberi kabar.

"Ra?" panggil Nindya.

"Naren tadi bilang udah dijalan Nin, tolong kasi tau ke MC nya undur 30 menit ya? Bilang aja gue sakit perut" ucap Alara sambil terus mencoba menghubungi kekasihnya.

Nindya hanya bisa menghembuskan nafasnya pasrah melihat sahabatnya itu. Ia kemudian keluar dari ruangan untuk mengikuti intruksi dari sang sahabat.

Puluhan kali Alara mencoba menelfon Naren namun hasilnya nihil.
Alara melirik jam pada pergelangan tangannya, tepat pukul 09.30 WIB namun Naren belum juga muncul.

"Ayo Ra, kita ga bisa nunggu lebih lama lagi" ucap Nindya yang baru saja masuk kembali ke dalam ruangan Alara.

Alara pasrah, ia kemudian bergegas turun ke bawah untuk tetap menjalankan acara yang sudah ditunggu dari jauh-jauh hari.

"Mungkin Naren punya alesan kuat kenapa ga datang kesini" monolog Alara.

Sebisa mungkin Alara mengontrol ekspresi wajahnya agar tampak ceria meskipun ia merasa kecewa dan cemas akan Naren.

Setelah beberapa rangkaian acara dilakukan, kini tiba saatnya acara puncak yaitu acara potong pita sebagai simbol bahwa toko milik Alara resmi dibuka.

"Para tamu hadirin yang berbahagia, pada hitungan ketiga pita akan dipotong dan toko ini resmi dibuka" ucap pembawa acara itu.

"Satu... Dua... Tiga..." lanjutnya.

Alara memotong pita tersebut dengan senyum sumringah dan disambut banyak tepuk tangan dari para tamu undangan yang hadir.

Alara membalik badannya berniat untuk mengambil handphone miliknya dan menghubungi Naren. Namun Alara dikejutkan dengan seorang lelaki yang berada dibelakangnya.
Naren, berlutut menghadap Alara sembari menyodorkan sebuat bucket bunga mawar berwarna merah dan sebuah cincin berlian yang berada dikotak berwarna merah hati.

"Alara, jadi istriku ya?" ucap Naren.

Mata yang berkaca-kaca menyimpan banyak kebahagiaan milik Alara. Ini sungguh kejadian yang tidak pernah ia bayangkan akan terjadi di hari ini.

"Mau" ucap Alara singkat sembari menganggukkan kepalanya.

Buliran air mata yang sedari tadi Alara tahan, kini berhasil menerobos keluar. Naren langsung berdiri dan melingkarkan cincin di jari manis kekasihnya dan tak lupa memberi bucket yang sudah ia bawa, lalu menarik perlahan tubuh Alara agar jatuh dalam pelukannya.

Melihat adegan tersebut membuat para tamu undangan melayangkan tepuk tangan seakan merasakan kebahagiaan yang Alara rasakan.

Kini Alara, Naren, Nindya, dan kedua orang tua Alara duduk disebuah tempat yang telah disediakan.

"Ini semua udah terencana Ra" ucap Nindya sambil menyantap cake yang berada diatas meja.

"Maksudnya?" tanya Alara sedikit bingung.

"Iya sayang, ini semua rencana Naren. Dia hubungi mama buat lamar kamu, mama hubungin Nindya deh" ungkap mama Alara.

"Loh? Jadi Nindya tau? Padahal dia tadi ikut panik waktu kamu telat Ren" ucap Alara menatap Nindya dan Naren bergantian.

"Kata siapa aku telat? aku bahkan dateng sebelum kamu sampe sini Ra. Aku ngumpet di dapur produksi" jelas Naren sambil tertawa kecil.

Acara lamar melamar ini memang sudah Naren siapkan dari sejak Naren mengetahui hari grand opening toko milik kekasihnya.

"Jadi ini mau diresmikan kapan?" tanya sang papa.

"Nanti ya om, kasi Naren waktu lagi. Naren mau bener-bener stabilkan perekonomian Naren dulu supaya bisa bener-bener bahagiain Alara om" jelas Naren sambil terus menggenggam erat jemari Alara.

"Alara ini kan anak tunggal, toh perusahaan nantinya akan jatuh ditangan Alara. Kenapa kamu masih takut kalo soal keuangan?" selidik mama Alara.

Naren tersenyum lalu menatap kekasih yang berada disebelahnya.

"Itu kan milik Alara nantinya om, tante, bukan milik Naren. Naren mau bertanggung jawab penuh atas hidup Alara nanti dan kasi kehidupan yang bener-bener layak tanpa menyentuh sedikitpun uang atau harta Alara".

"Tujuan Naren melamar Alara hari ini, supaya Alara, om dan tante tau dan yakin kalau Naren mau hubungan yang serius" lanjut Naren.

Alara hanya diam tersenyum menatap calon suaminya itu berbicara. Ia tidak pernah mendengar Naren berbicara seserius ini.

"Alara ga papa kok pa, ma kalau harus nunggu Naren. Lagian Alara kan juga baru buka toko ini, takutnya fokusnya nanti pecah" jelas Alara pada kedua orang tuanya.

Sejauh ini, ini adalah moment paling membahagiakan dalam hidup Alara.
Berhasil membuka toko skincare dan make up, sekaligus dilamar oleh sang kekasih.

Alara ingin memberitahukan pada seluruh dunia sebahagia apa dirinya hari ini.
Mereka lanjut berbincang-bincang sambil tertawa bersama.

"Harusnya kamu kan?" ucap Naren dalm hati ditengah keseruan yang terjadi.

Bersambung ....

Sampai jumpa setelah pemilu yaaa....

Jangan lupa vote, komen, and share ...

See you🌹

Berhenti Disini (Naren-Alara)Where stories live. Discover now