19. Keberadaan

1.4K 52 15
                                    

Ini adalah hari ke-2 Alara mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Cempaka milik keluarga Bian ditemani oleh kedua orang tuanya, Nindya, dan tentu saja Bian. Kondisinya tidak begitu mengkhawatirkan, hanya saja Alara diminta untuk beristirahat total.

"Bi, Alara kenapa bisa sampe kaya gini?" tanya Nindya dengan sedikit berbisik.

"Gue ga bisa jawab disini, kita keluar supaya lebih leluasa" jawab Bian.

Bian dan Nindya memutuskan untuk keluat dari ruangan setelah berpamitan dengan kedua orang tua Alara karena Alara saat ini masih tertidur cukup pulas dengan infus yang masih melekat pada tangannya.

Kantin, adalah tempat yang telah Bian dan Nindya sepakati untuk membicarakan persoalan ini.

"Alara kenapa Bi?" selidik Nindya lagi.

"Lo tau Naren drop dan Rasya meninggal kan?" tanya Bian sembari menatap lekat kearah Nindya.

Nindya mengangguk, sebagai pertanda mengiyakan atas pertanyaan lelaki dihadapannya kini.

"Gue sama Alara udah berusaha cari Naren kesana sini tapi hasilnya nihil, dan baru 2 hari lalu gue dan Alara ke makam Rasya" tutur Bian menjelaskan.

"Waktu dimakam Alara nangis sejadi-jadinya sambil meluk makam Rasya dan bilang gimana kalau Naren tau Rasya udah gaada? Naren pasti sedih banget" lanjutnya.

"Naren belum tau soal kematian Rasya?" tanya Nindya.

"Gue rasa belum Nin, karena Naren dan mamanya sekarang ada di Singapore. Kalau Naren udah baikan dan tau soal kematian Rasya pasti dia ngehubungi Alara" jawab Bian menjelaskan.

"Gue ga peduli soal Naren, gue cuma khawatir sama keadaan Alara kedepannya gimana Bi" ucap Nindya.

Setelah cukup lama mereka berbincang, Bian dan Nindya kembali ke ruangan dimana Alara dirawat dengan baik disana.
Mereka disambut oleh senyuman manis Alara yang sudah terbangun dari tidurnya.

"Hai Ra, lo udah bangun? Gimana keadaan lo udah baik-baik aja kan? Ga ada yang sakit kan?" cecar Nindya sambil memegangi pundak dan lengan Alara secara bergantian.

"Ih ga satu-satu pertanyaannya, gue oke kok tenang aja" jawab Alara sambil tersenyum melihat kelakuan sahabatnya itu.

"Ma, Pa katanya mau pulang sebentar? Ini udah ada Nindya sama Abhi yang jagain Alara disini kok" ungkap Alara sembari menoleh ke arah kedua orang tuanya.

"Bian, Nindya tante titip Alara sebentar ya?" ucap mama Alara.

"Iya tante" jawab Bian singkat.

Alara kembali membaringkan tubuhnya setelah kedua orang tuanya keluar dari ruangan tersebut.

"Bi?" panggil Alara.

"Kenapa Ra?" tanya Bian menanggapi Alara.

"Belum tau juga keberadaan pasti Naren dimana?" selidik Alara.

Ting! Sebuah notifikasi masuk ke handphone milik Bian.

"Ra gue tinggal sebentar ya?" Bian bergegas pergi meninggalkan Alara dan Nindya setelah melihat isi pesan singkat dari seseorang.

"BIAN LO MAU KEMANA?!" tanya Nindya sedikit berteriak namun tidak mendapat jawaban apa-apa.

Satu jam berlalu, pukul 22.29 WIB Alara dan Nindya tertidur didalam ruangan tersebut. Bian masuk secara perlahan agar tidak membangunkan kedua wanita yang sedang tertidur pulas.

"Bian? lo dari mana?" tanya Alara yang menyadari kehadian Bian.

Ia sontak menoleh kearah Alara sembari tersenyum tipis lalu menghampiri Alara dan duduk tepat disamping ranjang.

"Bi Naren gimana?" tanya Alara.

"Ra kalau gue kasi tau ke lo, lo janji jangan gegabah ya?" pinta Bian yang dibalas anggukan oleh wanita dihadapannya kini.

"Gue udah tau alamat lengkap Naren dan dimana Naren dirawat. Dia udah balik ke Indonesia, ngelanjutin perawatannya di Surabaya"

"Gue tau dari sekretaris mamanya Naren yang kebetulan itu adalah kakaknya temen gue yang gue temui tadi, gue desak dia supaya mau ngasi tau. Sebulan lagi Naren balik ke Jakarta" tutur Bian menjelaskan pada Alara.

"Gue mau susulin Naren Bi" ungkap Alara.

Seperti dugaannya, Alara pasti akan gegabah untuk langsung menghampiri pujaan hatinya itu untuk memastikan kondisinya.

"Lo masih sakit" jawab Bian.

"Gue besok juga keluar dari Rumah Sakit. Gue mau berangkat besok" jawab Alara.

"Yauda, tapi gue ikut nemenin lo" ucap Bian.

"Gue yang bakal nemenin Alara ke Surabaya" jawab seseorang tiba-tiba.

Alara dan Bian sontak menoleh kearah sumber suara yang tidak lain itu adalah Nindya yang sudah terbangun dari tidurnya.

"Gue denger semuanya. Bian, lo banyak banget kepentingan disini jadi biar gue aja yang nemenin Alara kesana" lanjut Nindya.

"Kalian ga ada yang perlu nemenin gue. Gue bisa sendiri" jawab Alara.

"Tap-"

"Gue bisa sendiri! Bian lo cuma perlu kasi ke gue alamat lengkapnya" ucap Alara.

Wanita satu ini memang cukup keras kepala kalau soal keinginannya.
Demi memastikan keadaan pujaan hatinya, ia rela berpergian seorang diri dengan kondisi yang belum sepenuhnya pulih.

Keesokan harinya pukul 10.00 WIB Alara kembali ke kediamannya ditemani oleh kedua orang tuanya, Bian, dan Nindya sahabatnya.

"Mama udah siapin baju-baju Alara dikoper kan ma?" tanya Alara memastikan saat berjalan menuju parkiran Rumah Sakit.

"Alara, kamu baru keluar Rumah Sakit. Tunda dulu ke Surabayanya ya?" pinta seorang lelaki paruh baya yang tak lain adalah papa Alara.

"Ga bisa pa, Alara harus tau kondisi Naren sekarang gimana. Naren pasti hancur banget kalau tau tentang kematian Rasya" ungkap Alara.

Mereka hanya bisa memasrahkan diri mendengar ucapan gadis yang memiliki nama lengkap Alara Taleetha itu.

Alara akan bertolak dari Jakarta-Surabaya sore ini. Bian dan Nindya turut mengantarkan Alara ke Bandara 2 jam sebelum penerbangan pesawat yang akan ditumpanginya.

"Lo ga coba hubungin mamanya Naren Ra? Sekedar ngasi tau kalau lo mau jengukin Naren disana" ucap Nindya.

"Nanti kalau gue udah sampe Surabaya gue bakalan coba ngehubungin mamanya" jawab Alara.

Setelah menunggu beberapa jam, kini pesawat yang ditumpangi Alara terbang dengan tujuan ke Surabaya. Ia duduk persis disamping jendela pesawat yang mengarah langsung kepemandangan awan yang sangat indah.

"Tunggu gue disana Ren, gue pastikan bakalan jadi orang yang selalu ada waktu lo tau kenyataan kalau Rasya udah ninggalin lo..." gumamnya sambil menatap kearah luar jendela.

Bersambung...

Maaf ya aku jarang banget update, semoga kalian ga bosan nunggunya...

Jangan lupa vote, komen, dan share yaaa....

Sampai jumpa lagi🤗

Berhenti Disini (Naren-Alara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang