16. Persiapan

713 36 21
                                    

Sejak pagi tadi Naren merasa sangat gelisah, pasalnya Rasya tidak bisa dihubungi sama sekali.
Terakhir mereka bertemu pada saat Naren mengantarkan Rasya pulang setelah acara wisuda berakhir.
Naren memang merasa ada yang mengganjal dari sikap Rasya sejak mendapatkan sebuah pesan singkat yang Naren sendiri tidak tahu siapa pengirimnya, ia menjadi banyak diam dan melamun.

Naren sudah mencari ke kediaman Rasya dan toko donat namun hasilnya nihil. Bahkan karyawan toko mengatakan bahwa Rasya belum datang ke toko sejak pagi tadi.

"Aku harus nyari kamu kemana lagi sih Sya?" gumam Naren yang merasa cemas.

Ting!

Setelah menunggu cukup lama, Rasya akhirnya sampai dan langsung menghampiri kekasihnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah menunggu cukup lama, Rasya akhirnya sampai dan langsung menghampiri kekasihnya.

"Hai" sapa Rasya dengan senyuman tipis.

"Kamu gapapa Sya?" tanya Naren.

"Kenapa kamu balik lagi ke rumah itu? Kamu bilang gamau ketemu Bara lagi?" lanjutnya.

Rasya hanya diam menatap Naren dengan tatapan kosong. Benar, ini bukanlah Rasya yang seperti biasanya.

"Sya?" panggil Naren.

"Oh eh iya. Tante sakit ga mungkin aku ga kesana, lagian Bara ga ada di rumahnya waktu itu" jawab Rasya sedikit kelabakan.

Meskipun merasa aneh, Naren memilih untuk tidak membahasnya lebih jauh lagi karena ada hal yang lebih penting untuk dibahas.

"Kita harus persiapkan untuk acara lamaran Sya" ungkap Naren.

"Iya, mau mulai darimana?" tanya Rasya.

"Baju aja gimana? Mama udah rekomendasiin tempat langganannya ke aku" jawab Naren.

"Oke" ucap Rasya singkat.

Kedua calon pengantin itu akhirnya memutuskan untuk pergi kesalah satu butik kebaya langganan keluarga Naren. Sepanjang perjalanan Rasya hanya diam dengan tatapan kosong, entah apa yang dipikirkannya.

"Kamu beneran gapapa sayang?" Naren mencoba meyakinkan kondisi kekasihnya.

"Iya" jawab Rasya singkat.

'Ah mungkin hanya sedang kelelahan' pikir Naren.
Setelah cukup lama diperjalanan, mereka sampai di butik tersebut dan langsung berjalan masuk kedalam butik.

"Alara?" sapa Naren yang melihat seorang gadis sedang sibuk memilih-milih kebaya.

"Naren? Rasya?" ucap Alara.

"Kalian berdua ngapain?" lanjut Alara.

"Kita mau mempersiapkan baju untuk acara lamaran Ra, kalau kamu disini ngapain?" jelas Naren sambil menggenggam tangan kekasihnya.

"Oh iya. Ini butik tante gue, dan gue juga mau nyari kebaya untuk acara wisuda Nindya" jelas Alara sambil memilih-milih kebaya yang tersedia.

"Yauda Ra kita pamit dulu ya, mau ketemu sama tante kamu didalam. Ayo sayang" sambil menarik tangan kekasihnya berjalan kearah sebuah ruangan.

Berhenti Disini (Naren-Alara)Where stories live. Discover now