21. Mulai dari Awal

309 20 2
                                    

Selepas tiga bulan kepergian Rasya, kondisi Naren semakin membaik. Hal itu juga berkat bantuan Alara yang selalu menemani dan memberikan bantuan penuh dalam bentuk apapun untuk Naren.

Naren memang sudah ikhlas, namun ia masih sering mengunjungi makam Rasya guna melepas rindu katanya.

"Naren, ada yang mau mama ceritakan ke kamu" ucap mamanya saat mereka tengah menyantap makan malam bersama dimeja makan.

"Apa ma?" selidik Naren.

"Secara ga langsung, Rasya yang mendapatkam donor jantung untuk kamu" ungkapnya setelah meletakkan sendok dipiring.

"maksud mama?"

"Rasya menukarkan salah satu organnya agar bisa mendapatkan donor jantung untuk kamu"

"Waktu itu dia ngeliat iklan disosial media tentang donor ginjal dan dia bersedia. Dia menghubungi pihak tersebut dengan syarat ia meminta jantung yang bisa didonorkan ke kamu. Setelah oprasi, kondisi Rasya semakin hari semakin memburuk dan dia meninggal" sambung mama Naren.

"Alara tau?" tanya Naren yang mendapat gelengan kepala sebagai jawaban tidak dari mamanya.

"Rahasiain dulu ini dari Alara ma" ucap Naren lalu pergi meninggalkan meja makan.

***

Kantor sedang sibuk-sibuknya karena mendapatkan project baru, itu yang membuat Alara sedikit kewalahan sampai ia tidak sempat untuk bertemu dengan Naren seperti biasanya.

Belum lagi ia mengurus butik milik mamanya karena kondisi sang mama akhir-akhir ini sering menurun.

Tok! Tok!

"Sibuk banget bu manager" sapa Naren setelah membuka pintu ruangan Alara.

"Eh astaga Naren. Sorry-sorry, iya ni biasa project baru jadi ya gitu deh"

"Duduk" lanjut Alara.

"Santai Ra, gue kebetulan habis ketemuan sama bokap lo buat tanda tangan kontrak. Makanya sekalian mampir sebentar cuma mau ngajak lo ke makam Rasya ntar sore" jelas Naren.

"Boleh, tapi lo jemput gue ya?" ucap Alara sambil menunjukan deretan giginya.

"Siap bu bos!" jawab Naren dan langsung berpamitan untuk kembali ke kantornya.

Perusahaan milik keluarga Naren bergerak dibidang yang berbeda seperti perusahaan milik keluarga Alara, dan perusahaan milik Alara lebih besar dari pada milik Naren.

Sebenarnya keluarga Naren hampir saja bangkrut. Itu karena orang kepercayaan keluarganya mengkorupsi uang perusahaan dengan jumlah yang terbilang banyak dan meninggalkan hutang dimana-mana sehingga terpaksa menjual perusahaannya, pada saat itu Naren belum menjadi CEO diperusahaannya.

Berkat bantuan Alara yang membujuk papanya untuk mengambil alih dengan membeli perusahaan Naren, maka perusahaan Naren dapat terselamatkan dengan Naren tetap menjadi CEO disana.

Pukul 16.30 WIB Naren sudah tiba diparkiran kantor dimana Alara berada. Sesuai dengan kesepakatan pagi tadi, mereka berdua akan mengunjungi makam Alara sore ini.

"Sorry, lo nunggu lama ya Ren?" ucap Alara sesaat setelah duduk disamling kursi pengemudi.

"Engga, santai" jawab Naren sembari tersenyum kearah Alara.

Diperjalanan mereka tidak terlalu banyak berbincang. Naren menghidupan musik agar tidak terlalu sunyi di dalam mobil.

"Ren, gue ganti lagunya ya?" izin Alara.

"Jangan. Back to december itu lagu favorit Rasya Ra" jelasnya sambil tersenyum sesekali memandang kearah Alara.

"Oh oke" lirih Alara.

Sesampainya dipemakaman mereka langsung menuju makam milik Rasya, tak lupa membawa bunga mawar merah dan air.
Tak lupa Alara memakai selendang hitam yang selalu ia bawa dalam tasnya karena memang sesering itu Naren mengajaknya ke makam Rasya.

Naren memimpin do'a yang dipanjatkan untuk Rasya dan diikuti oleh Alara.
Setelah menyelesaikan rangkaian do'a, mereka menaburkan bunga mawar merah dan menyiramkan air yang sudah mereka beli ditengah perjalanan kesini tadi.

"Rasya, aku udah ikhlas. Makasih kamu udah rela berkorban demi keselamatanku Sya" ucap Naren sembari mengusap perlahan nisan Rasya.

"Maksudnya berkorban?" tanya Alara keheranan.

Naren terdiam, bagaimana bisa ia lupa bahwa ada Alara dihadapannya?

"Ren, jawab!"

"Alara donorkan ginjalnya ke orang lain demi dapat donor jantung untuk gue dan dia meninggal beberapa hari setelah oprasi pengangkatan ginjalnya" jelas Naren secara terpaksa.

Alara mematung sejenak mencerna setiap perkataan yang Naren lontarkan.
Sebegitu cintanya Rasya kepada Naren sampai berkorban nyawa? Itulah yang berada dipikiran Alara.

"Ra, gue tau lo suka dan sayang sama gue kan?"

"Hah?!" kali ini pertanyaan Naren membuat Alara terkejut.

"Dari jaman SMA gue ngerasa. Lo baik ke gue, lo peduli ke gue sampe sekarang"

"Ra, gue mau coba ngejalanin hubungan sama lo" Naren melanjutkam perkataannya.

Alara bingung ia harus sedih atau bahagia?

"Ren jangan ngaco, ini tempat pemakaman. Lo kesambet setan?" ucap Alara sambil tertawa guna memecah suasana.

"Gue mau Rasya juga tau kalau posisi dia bakalan tergantikan dihidup gue. Rasya harus tau kalau mulai sekarang ada yang nemenin gue".

"L-lo sayang sama gue?" tanya Alara dengan sedikit ragu.

"Gue bakal berusaha buat numbuhin cinta itu Ra, asal lo sabar. Gue juga pelan-pelan bakalan ngelupain Rasya walaupun butuh waktu yang lama. Lo gakeberatan kan?"

"Engga. Gue bakal nunggu lo, asal lo janji supaya gue jadi satu-satunya yang ada dihidup lo?" pinta Alara.

"Gue janji, Ra".

Bersambung...

Jangan bingung kalau alurnya sedikit beda dari AU ditiktok ya, tapi ini gaakan ngerubah jalan ceritanya kok.

Siapa yang pernah ditembak dikuburan kaya Alara?😩☝️

Jangan lupa vote, komen, share yaa...

See you...

Berhenti Disini (Naren-Alara)Where stories live. Discover now