08. Menghindar

698 25 1
                                    

Seperti biasa, Naren menunggu kehadiran Rasya di depan pintu kelas mereka untuk menyambut kekasihnya itu. Namun pagi ini ia tidak melihat Rasya sama sekali.

Berulang kali Naren mencoba menghubungi Rasya namun hasilnya nihil. Tidak biasanya Rasya seperti ini, bahkan sampai bolos sekolah tanpa sebab.

Orang yang harus ia cari pertama kali adalah Bara, karna Bara lah yang tinggal satu rumah dengan Rasya.
Naren bergegas pergi ke kelas XII berharap mendapatkan jawaban atas ketidak hadiran Rasya.

"Kak, kenapa Rasya ga masuk sekolah?" tanya Naren setibanya dihadapan Bara.

"Mana gue tau, gue bukan bapaknya!" jawab Bara dengan nada ketus.

"Tap-"

"Cih sianjing ngeyel banget dibilang gue ga tau juga. Mending lo pergi!" perintah Bara dengan nada tinggi.

Naren yang tidak mau ada keributan di sekolah akhirnya mengalah dan pergi tanpa mendapat jawaban apapun.

Kalau Rasya sakit pasti wali kelas akan memberitahukan ini kepada Naren selaku ketua kelas.

Naren berusaha tenang, ia yakin bahwa Rasya akan baik-baik saja dan akan menghubunginya nanti. Ia hanya perlu menunggu saja.

Hari ini adalah hari kedua tanpa kehadiran Rasya. Kali ini pikiran Naren semakin kacau karna sudah 2 hari Naren tidak menerima kabar apapun dari kekasihnya.

Sepulang sekolah Naren menuju ke kediaman Rasya namun hasilnya nihil, ia tidak mendapat keberadaan Rasya disana.
Naren kemudian melajukan kendaraanya ke taman sekitar.

"Rasya? Itu Rasya kan?" tanyanya sendiri. Ia kemudian berlari mendekati wanita yang sedang duduk dibangku taman.

"Rasya?!" panggil Naren yang membuat wanita itu reflek melihat kehadirannya.

"Kamu kenapa ga masuk sekolah Sya?" lanjutnya sambil mencoba meraih tangan Rasya.

Rasya hanya diam dan kemudian berlari meninggalkan Naren begitu saja.

Minggu pagi pukul 07.00 WIB Naren kembali ke taman untuk mencari keberadaan Rasya namun nihil, Rasya tidak ada di taman ini.

"Naren?!" teriak seorang wanita dari kejauhan yang kemudian lari menghampirinya.

"Gue tadi ke rumah lo tapi kata mama lo, lo pergi dari pagi banget" ungkap wanita itu.

"Alara lo ngapain disini?" tanya Naren heran.

"Ini" Alara menyerahkan bingkisan kecil.

Naren menatap heran kearah bingkisan tersebut kemudian bergantian menatap Alara.

"Gue gatua ini isinya apa, cuma ini titipan dari Rasya" jelas Alara.

"Ren, gue tau lo selama 3 hari ini nyari Rasya yang gabisa dihubungin. Kasih Rasya jarak dulu, dia terlalu malu buat ketemu lo" lanjutnya.

"Lo tau sesuatu?" selidik Naren yang tak mendapat jawaban apa-apa.

"JAWAB ALARA!" bentak Naren sambil memegang kedua bahu Alara.

"Sorry gue gabisa, gue udah janji sama Rasya" tegas Alara dan langsung meninggalkan Naren begitu saja.

*

Ini adalah hari pertama Rasya masuk kembali ke sekolah setelah beberapa hari membolos. Sebenarnya Rasya masih enggan bertemu Naren, namun jika ia terus membolos maka ia akan dikeluarkan dari sekolah.

Naren mencoba menyapanya seperti biasa namun Rasya hanya diam seribu bahasa.

"Sya? Kasih tau aku kalo aku ada salah ke kamu, jangan menghindar gini" ungkap Naren yang duduk disamping Rasya di dalam kelas.

Berhenti Disini (Naren-Alara)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt