01. Awal Mula

1.9K 68 3
                                    

Hari ini adalah masa orientasi siswa/i baru SMA Galaksi tempat dimana Alara dan Nindya bersekolah.
Alara dan Nindya sudah bersahabat sejak kecil karena mereka tinggal di komplek yang sama dan jarak rumah mereka juga sangat dekat.

Sesi masa orientasi ini diakhiri dengan pengumuman pembagian kelas dimana mereka akan mulai mengikuti kegiatan belajar mengajar.

"Yess kita satu kelas Nin" ucap Alara girang sambil memeluk sahabatnya itu.

Seperti sebuah takdir bahwa Alara dan Nindya selalu saja masuk kedalam kelas yang sama.
Selesai pembagian kelas, seluruh siswa/i dipersilahkan untuk pulang karna mengingat saat ini sudah pukul 15.00 WIB.

"Semoga temen-temen kelasnya pada asik ya Ra" ucap Nindya sambil menggandeng tangan Alara dan berjalan keluar gerbang sekolah.

"Besok jemput gue ya Nin, pokoknya harus barengan!" oceh Alara pada sahabatnya itu dan dibalas anggukan oleh Nindya.

Pagi ini tepat pukul 07.20 WIB bel masuk berbunyi dan seluruh siswa/siswi masuk kedalam kelas masing-masing.

"Ra ayo kita duduk disana" ucap Nindya sambil menarik tangan Alara.

Alara dan Nindya duduk dibaris nomer 2 dari depan, tepat dibelakang mereka ada Naren dan Bian serta didepan mereka ada Rasya sendiri karena belum ada yang mau menempati kursi kosong itu.

Kelimanya mulai memperkenalkan dirinya masing-masing dan sejak itu mereka menjadi sangat akrab. Bahkan Rasya sudah menjadi sahabat baru bagi Alara dan Nindya.

"Naren, minta nomer lo boleh?" ucap Alara dengan ragu-ragu.

"Boleh Ra, Rasya aku minta nomer kamu ya?" jawab Naren sambil menerima handphone yang disodorkan oleh Alara.

Rasya hanya mengangguk perlahan mendengarnya.

"Kalian kan bisa ambil digrup kelas, aneh banget" celetuk Nindya yang keheranan.

Tanpa terasa sebulan sudah mereka menjadi siswa/siswi SMA Galaksi. Mereka bukanlah siswa/i nakal terkhususnya Naren dan Bian, jika siswa-siswa lain memilih membolos jam pelajaran justru mereka tidak mau ketinggalan pelajaran sekalipun.

Jam istirahat akan segera tiba, ini adalah saat yang pas untuk merencanakan makanan apa yang akan mereka beli.

"Sya, ntar ikut ke kantin kan?" tanya Alara sambil menepuk perlahan bahu Rasya.

"Eng-enga Ra, kalian aja aku ga lapar" jawab Rasya.
Alara dan Nindya sebenarnya sudah hafal dengan jawaban Rasya karna sejak mereka berteman Rasya selalu menolak ajakan mereka untuk ke kantin.

Saat siswa/i lain disibukkan membeli makanan, Rasya justru tetap berada di kelas memainkan handphone miliknya.

"Ini makan Sya, aku tau kamu pasti lapar" Naren tiba-tiba datang sambil menyodorkan sebungkus siomay.

"Makasi ya Ren" Rasya tersenyum melihat Naren.

"Aku boleh duduk sini?" tanya Naren setelah memberikan sebungkus siomay untuk Rasya dan dibalas dengan anggukan.

Keduanya hanya saling diam, Rasya sibuk menikmati siomay miliknya dan Naren sibuk memperhatikan Rasya memakan siomay itu.

"Aku boleh nanya-nanya ga Sya?" tanya Naren dengan sedikit ragu.

"Boleh" jawab Rasya singkat.

"Kamu disini tinggal sama siapa?" tanya Naren yang membuat Rasya berhenti memakan siomay itu dan terdiam.

"Maaf kalo aku salah nanya Sya" lanjut Naren yang merasa tidak enak.

"Aku tinggal sama om, tante, dan sepupu aku. Orang tua aku udah meninggal dan aku anak tunggal" jelas Raysa sambil menatap kosong kedepan.

Situasi cukup canggung saat itu sampai Naren memberanikan dirinya bertanya lagi.

"Cowo yang selalu bonceng kamu kalau sekolah itu pacar kamu ya?" tanya Naren dengan hati-hati.

Rasya hanya tersenyum tipis mendengar pertanyaan Naren. Bagaimana bisa Naren mengira bahwa ia punya pacar, sedangkan keluar rumah saja hanya karna urusan sekolah.

"Itu sepupu aku, namanya Bara. Dia kelas 12 IPS 1" Jawab Rasya sambil memposisikan duduknya menghadap Naren.

Keduanya sibuk berbincang sambil tertawa begitu asiknya sampai tidak menyadari Alara, Nindya, dan Bian masuk ke dalam kelas.

"Asik banget yang pacaran" celetuk Bian sambil menepuk pelan bahu Naren.

"Gaada yang pacaran" jawab Rasya singkat.

Bel masuk berbunyi, mereka duduk di kursi masing-masing dan siap mengikuti pelajaran selanjutnya.

Bersambung...

Jangan lupa vote dan komen yaa

Berhenti Disini (Naren-Alara)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant