10. Move On?

645 32 1
                                    

Tekat Alara sudah bulat, 2 tahun adalah waktu yang cukup bagi Alara. Ia pergi bukan untuk menghilangkan rasa cintanya, ia pergi agar rasa cintanya pada Naren tidak bertambah seiring berjalannya waktu.

Naren, Rasya, Nindya, dan Bian mengantarkan Alara ke bandara untuk pergi ketempat tujuannya.
Nindya, sahabat Alara dari masa kanak-kanak adalah orang yang paling merasakan kesedihan dibandingkan yang lain.

"Makasi ya semua, sorry kalo selama ini gue banyak salah ke kalian" ungkap Alara sambil menyeka airmatanya.

"Sampai jumpa diwaktu yang tepat ya, gue pamit" ucap Alara lalu pergi meninggalkan teman dan sahabatnya.

Dengan berat hati Alara meninggalkan kota ini dengan segala kenangan yang ada, terlebih ia tidak pernah meninggalkan kota ini sekalipun.

Bandung, adalah kota tujuan Alara untuk merehatkan hatinya sejenak. Ia akan memulai lembaran baru dan tinggal bersama Oma.

"Belum apa-apa gue udah kangen banget sama lo Ren" lirihnya sambil melihat foto Naren dilayar handphone miliknya.

Alara mencoba melewati hari-harinya dengan baik di Bandung. Ia mengenal banyak sekali orang-orang baru, lebih aktif berorganisasi, menemukan hobi baru.

Menyibukkan diri, itulah cara yang Alara pakai untuk sejenak melupakan semua tentang Naren sampai tanpa disadari ini adalah bulan ke enam ia berada di Bandung.
Alara terbilang gadis cantik, banyak sekali lelaki yang mendekatinya namun perasaannya masih tetap teguh pada Naren.

"Udah mau lulus SMA aja ya Ren, tapi gue belum berhasil move on dari lo" monolog Alara sambil memandangi foto Naren diatas nakas.

Ting!

"Iya gue bohong Nin, ternyata kepergian gue ini percuma

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Iya gue bohong Nin, ternyata kepergian gue ini percuma. Masih selalu ada Naren dihidup gue" monolog Alara lalu meletakkan handphonya dan tertidur.

Minggu Pagi pukul 06.00 Alara pergi ke taman yang tak jauh dari kediamannya. Ia berniat untuk sekedar berolahraga sebentar dan melihat ramainya orang-orang disana.

Setelah cukup lama berolahraga, Alara memutuskan untuk duduk dibangku taman sendirian. Ia melihat berbagai macam orang yang berlalu lalang atau bermain dan bercanda tawa.
Lamunan Alara buyar seketika, aroma vanilla yang familiar dihidungnya kini muncul secara tiba-tiba.

"Naren? Ini parfum Naren" monolog Alara lalu refleks berdiri dan melihat keadaan sekitar untuk mencari sumber aroma tersebut.

Buliran airmata tiba-tiba jatuh kepipi Alara, ia seketika terduduk dan menangis. Bagaimana bisa rasa cintanya pada Naren begitu besar sedangkan sekalipun Naren tidak pernah memperlakukannya secara spesial.

Bahkan tanpa melihat sosoknya pun rasa itu nyatanya tetap ada dan semakin kuat.
Sebenarnya bukan kali ini saja Alara mencium aroma parfum yang dipakai Naren, namun ia masih bisa menepis dan mengerti bahwa itu hanya karna rasa rindunya pada Naren terlalu besar.

"Kenapa gue bisa cinta sama lo sedalam ini Ren?" ucap Alara dalam hatinya.

"Apa gue balik aja ke Jakarta? Nyatanya sejauh apapun gue pergi tetap ga bisa lupain Naren" katanya lagi dalam hati dan langsung bergegas pergi dari taman itu.

Dilema, itulah yang dirasakan Alara saat ini. Apa gunanya ia pulang ke Jakarta? Bahkan selama kepergiannya Naren tampak biasa saja, bahkan ia tidak pernah menanyakan kabar Alara sekalipun.
Tapi rasa rindu yang Alara rasakan seolah memberikan dorongan kuat untuk Alara menemui Naren.

"Kasitau Nindya dulu" monolognya sambil meraih handphone dalam saku celananya.

"Kasitau Nindya dulu" monolognya sambil meraih handphone dalam saku celananya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Deg! Kata-kata Nindya sukses membuat Alara merasakan sesak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Deg! Kata-kata Nindya sukses membuat Alara merasakan sesak.

"Nindya bener, lagian gue udah lama fokus mikirin orang lain tanpa mikirin perasaan gue sendiri" ucap Alara sendirian.

"Gue harus bisa lupain Naren" lanjutnya.

Bersambung...

Jangan lupa vote, komen, dan share yaa...

Sampai jumpa di bab selanjutnya🤗

Berhenti Disini (Naren-Alara)Where stories live. Discover now