26) Penghujung Minggu

Start from the beginning
                                    

Azizan tersenyum penuh kebahagiaan. "Udah jadi tugas aku buat ngingetin dan bimbing kamu. Seperti yang kita pelajari dari hadis Nabi Muhammad ﷺ hadist riwayat Bukhari. Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya."

Alzena lupa menaruh ponselnya. "Kemana perginya ponsel aku?"

"Itu yang kamu pegang," jawab Azizan.

Astaghfirullah, mau heran tapi ini Alzena.

Sebelum menuju rumah Rara mereka mampir ke toko es krim dan membeli es krim dengan rasa vanilla.

"Luar biasa. Rasa es krim ini selalu enak," ungkap Alzena.

Saat hendak menuju mobil ada sebuah motor yang mengebut Azizan segera menarik Alzena hingga tubuh mereka berdua bertabrakan dan es krim Alzena terkena wajahnya.

Rasanya tawa Azizan ingin meledak saat melihat muka Alzena yang dipenuhi oleh es krim.

"Kok malah diketawain?!" cetus Alzena.

"Coba balik badan," ucap Azizan memerintahkan.

Alzena membalikkan tubuhnya dan menghadap ke kaca mobil dan ternyata seluruh wajahnya dipenuhi oleh es krim.

Dengan senyuman yang menghiasi wajahnya Azizan mengeluarkan sapu tangan di dalam saku celananya dan mengusap wajah Alzena dengan lembut sehingga berhasil membuat Alzena terpaku.

"Tumben bawa sapu tangan," cakap Alzena menatap Azizan yang masih fokus mengelap es krim di wajahnya.

"Aku selalu bawa biar bisa kasih yang terbaik buat kamu sayangnya kamu baru nyadar kalau aku suka bawa ini," jelas Azizan.

***

"Oh enggak, lampu mati!" ujar Fira.

"Enggak apa-apa, aku mau cari senter," balas Hikam melangkahkan kakinya.

Hikam pergi ke belakang rumah untuk mencari senter sambil berjalan dengan hati-hati di kegelapan.

Lambat laun Fira memperingati. "Beb, hati-hati ya!"

"Aku baik-baik aja, jangan khawatir!" sahut Hikam dari kejauhan.

Tiba-tiba, Hikam tersandung dan jatuh ke lantai.

"Apa yang terjadi?" tanya Fira cemas.

"Aku baik-baik aja, aku cuman tersandung di kursi," aku Hikam segera beranjak.

Fira terkekeh ringan. " Hahaha, kamu selalu kocak."

***

Langit malam itu dipenuhi dengan bintang-bintang yang cemerlang. Bulan sabit setengah malu-malu terlihat di antara awan putih yang lembut. Suara-suara serangga dan kodok dari sungai kecil yang berada di dekat pesantren, terdengar jelas di udara yang sunyi. Dari jendela pesantren, terlihat seseorang yang sedang duduk memandangi langit yang indah itu.

"Udah ya, matiin lampunya?"

"Bentar maskeran dulu."

"Mau ke WC."

"Pokoknya pintunya jangan dulu ditutup."

Yang lain asik mengobrol di asrama.

Ekram datang dengan melipatkan kedua tangannya sambil menunjuk-nunjuk para santri. "Heh udah al-mulk sama wudhu belum pentingnya wudhu biar dijaga malaikat, diampuni dosa sama al-mulk bebas dari siksa kubur?"

Mereka semua mengangguk kompak.

***

Alzena dan Azizan sedang menghadiri acara keluarga besar dari pihak Alzena. Semua anggota keluarga berkumpul di ruang tamu dan sedang asyik berbincang-bincang.

Tiba-tiba, dari keluarga besar ibunya, yang dikenal sebagai orang yang suka mencampuri urusan pribadi orang lain, bertanya dengan tiba-tiba. "Kapan kamu dan Azizan akan memberikan kabar bahagia tentang kehamilan?"

Alzena terkejut dan merasa tidak nyaman dengan pertanyaan tersebut. Dia tidak ingin membahas masalah pribadi mereka di depan orang banyak, apalagi dengan bibinya yang suka mencampuri urusan pribadi orang lain.

"Maaf Tante, itu adalah masalah pribadi kami dan kami tidak ingin membahasnya di depan orang banyak," jawab Alzena.

Namun, dia terus memaksakan pertanyaannya dan meminta Alzena untuk memberikan jawaban yang jelas.

"Enggak ada yang salah dengan itu, saya hanya ingin tahu kapan kamu akan memberikan kabar bahagia tentang kehamilan. Keluarga besar kita sudah menunggu."

Azizan yang merasa bahwa istrinya tidak nyaman dengan pertanyaan tersebut, langsung membelanya dan meminta bibi mereka untuk menghormati privasi.

"Maaf Tante, tapi itu adalah masalah pribadi kami dan kami merasa kurang nyaman membahasnya di depan orang banyak. Kami akan memberikan kabar bahagia saat waktunya tiba. Tolong hormati privasi kami, doakan yang terbaik saja," pinta Azizan.

"Cukup, Alzena itu anak aku sekaligus keponakan kamu Ratna! Aku harap kamu enggak ngomong hal yang bikin Alzena tersinggung lagi!" tegas Rara berlalu pergi.

***

Halo, makasih udah mau baca💗

Tinggalkan vote dan komentar ya 💐✨

Satu komentar dari kamu itu berharga banget tau.

Kemarin hari kelahiran manusia tercinta ya, 12 rabiul awal 😻❤️

Allahumma sholli ala sayyidina muhammad wa ala ali sayyidina muhammad, jangan lupa perbanyak sholawat 🤎

KEPASTIAN DENGAN GUSWhere stories live. Discover now