Senja telah mulai mereda, dan langit berubah menjadi warna oranye dan merah yang hangat. Niswa berjalan sendirian dengan langkah pelan, sambil memikirkan berbagai masalah dan tugas sekolah yang menumpuk.
Tepat di luar pintu gerbang sekolah, sebuah motor berhenti didepannya.
"Pulang bareng" ajak si pengendara motor yang tak lain adalah teman sekelas Niswa
"Naik" perintahnya mutlak membuat Niswa enggan menolak, tanpa berfikir panjang dia pun menaiki kuda besi itu
Dalam pelukan senja, kendaraan roda dua itu meluncur perlahan menjauhi pekarangan sekolah. Keheningan menerpa sepanjang perjalanan, keduanya sama-sama terperangkap dalam pesona senja yang merona di cakrawala.
Kelembutan cahaya senja menyentuh wajah seperti belaian yang hangat, tanpa disadari sepercik kehangatan merayap menuju labirin perasaan yang kompleks.
Kehangatan yang terus tumbuh dalam setiap kilometer perjalanan. Membuat dunia seakan berhenti sejenak untuk memberikan momen berharga yang menyatu dengan kedamaian senja.
"Makan dulu" ujar Rei tiba-tiba sembari memarkirkan motornya didepan sebuah restoran
"Saya tunggu disini aja" tolak Niswa
"Gue traktir"
"Masih kenyang" keukeuh Niswa
"Anggap aja kita merayakan keberhasilan tadi presentasi" mendengar pernyataan Reifan membuat Niswa terdiam.
Reifan dan sifat keras kepalanya. Bagaikan gunung yang tak tergoyahkan.
***
"Terima kasih Rei" ujar Niswa setelah sampai di depan rumahnya.
"Sama-sama, Gue cabut" jawab lelaki itu tanpa turun dari motornya
"Rei" panggil Niswa menghentikan kegiatan Rei yang akan melaju
"Coklatnya" ujar Niswa sembari mengeluarkan sebatang coklat hadiah dari Bu Sukma untuk kelompok mereka.
"Gak suka, ambil aja" jawabnya singkat
"Terima kasih lagi" cicit Niswa diakhir kalimat, dalam satu hari ini entah keberapa kalinya ia mengucapkan kata itu pada Reifan, malu sebenarnya namun kata itu wajib diucapkan ketika seseorang telah berbuat baik padanya.
"Terlalu kaku. Gak perlu ngomong seformalitu, gue bukan client lo. Santai aja" ujar Reifan sembari menepuk-nepuk puncak kepala Niswa, membuat pipi gadis itu bersemu seketika.
***
"Lagi ngerjain apa dek?" tanya Niswa pada adiknya yang sedang sibuk berkutat dengan buku di ruang tamu
"PR matematika" jawab sang adik tanpa melihat lawan bicara
"Mau kakak bantu?" tawar Niswa
"Kakak bantu periksa aja kalo udah selesai"
"Siapp, kalo bener semua nanti kakak kasih hadiah" papar Niswa membuat Andrzej seketika bersemangat
"Kakak ganti baju dulu ya" pamit Niswa kemudian berjalan menuju kamarnya
"Kak udah selesai nih" ujar Andrzej ketika melihat Niswa telah selesai mengganti bajunya
"Sini kakak lihat" balas Niswa sembari mengambil buku PR milik adiknya untuk diperiksa
"Hampir sempurna, cuma jawaban no 3 masih kurang tepat"
"Di soalnya kan ada pernyataan 'disekitar lapangan tersebut, terdapat jalan setapak yang lebarnya 2 meter'. Jadi untuk menemukan luas jalan setapak yang sesungguhnya, kamu harus menghitung luas total lapangan baru dulu kemudian mengurangkan luas lapangan itu sendiri" jelas Niswa
YOU ARE READING
Mysterious Introvert
Teen FictionAda sosok penyendiri di antara orang-orang yang sedang bergumul. Ada sosok pendiam di antara sekelompok orang yang sedang berinteraksi. Ada sosok yang tampak serius di tengah keadaan yang tenang. Ada juga sosok yang terlihat acuh di tengah suasan...
