Niswa turun dari motor, kemudian berjalan menghampiri teman-temannya. Dia merasa tak enak lantaran telah membuat mereka menunggu, lain halnya sang pelaku hanya cuek seolah tak menyadari bahwa perbuatannya telah membuat oranglain kesal.
"Maaf, tadi kita muter-muter dulu karena gak tau jalan" jujur Niswa saat sudah dihadapan mereka
"Kenapa gak minta share lock daritadi? Lagian kemana dulu sih udah bener tadi barengan malah misahin diri" cibir gadis berambut panjang dengan bando ungu melingkari kepalanya
"Seru ya muter-muter dulu sampai lupa waktu, oh iya lo kan introvert gapapa ya itung-itung jalan-jalan" sahut gadis lain sembari tertawa
"Gak usah didengerin Niswa, mereka emang suka bercanda" ujar Gauri merasa tak enak, Niswa hanya tersenyum tipis sebagai balasan
"Next time sering-sering main yang jauh biar gak keliatan banget cupunya" lanjut gadis bando ungu itu sembari melengos masuk kedalam rumah Gauri diikuti oleh yang lain meninggalkan Niswa dan Gauri dalam keheningan
Niswa menundukkan kepala menekan rasa sesak di dada, bukannya tidak ingin membela diri, berbicara pun rasanya percuma karena tidak akan ada yang percaya. Suara kamu tidak akan di dengar, mereka memilih menyalahkan tanpa mencari tahu kebenaran.
"Lo gapapa kan?" tanya Gauri memastikan keadaan Niswa
"Gapapa, saya minta maaf-" ucapan Niswa terpotong kala Gauri menyela
"Jangan bilang gitu, gue yang harusnya minta maaf seandainya aja gue gak nyuruh lo bareng Reifan" sesal Gauri
"Bukan masalah" jawab Niswa seadanya
"Yaudah ayo masuk, jangan anggap omongan dua curut itu ya" ajak Gauri
Niswa menghela nafas, tanpa diminta cibiran yang mengatasnamakan candaan itu berhasil membuat keretakan dihatinya semakin melebar, meninggalkan jejak luka yang semakin dalam.
Niswa bergabung dengan yang lain duduk lesehan melingkari meja, sesaat maniknya bersitatap dengan Reifan yang memandangnya sulit diartikan. Tak mau ambil pusing dia mencoba fokus mendengarkan Gauri yang sedang menjelaskan tugas mereka, mengabaikan dua orang gadis yang diam-diam melirik sinis sembari berbisik membicarakannya.
Setelah tahu tugasnya, mereka mulai membahas bagaimana mereka akan menyusun presentasi tugasnya. Niswa merasa diabaikan disini, kehadirannya tak dihargai, mereka hanya sibuk berdiskusi tanpa mengajak dirinya.
Gadis berbando ungu yang tak lain adalah Rifanya, malah terus mengajak berbicara Reifan yang fokus bermain game, ketika merasa lelah karena tak mendapat respon gadis itu bergabung dengan yang lain.
Setiap orang memberikan ide yang berbeda, disanalah pertentangan ide mulai muncul, dan diskusi yang seharusnya bersifat produktif berubah menjadi perdebatan yang mulai panas.
Niswa hanya diam menyimak, dia sebenarnya memiliki pendapat tersendiri namun tak berani mengutarakannya. Matanya menatap Rifanya yang mulai mendominasi pembicaraan mereka.
Ketegangan semakin meningkat ketika gadis itu selalu menentang dan tidak mau mendengarkan pendapat yang lain. Hanya dia dan Reifan yang diam saja mendengarkan perdebatan keempat orang itu.
"Niswara, ngomong dong jangan diam aja!! Enak banget lo cuma duduk manis disaat oranglain kerja!!" hardik Rifanya tiba-tiba
"Beban kelompok" sahut teman Rifanya, Karina.
"Niswa menurut lo bagusnya gimana?" tanya Gauri
Niswa meremat rok sekolahnya ketika pandangan semua orang tiba-tiba tertuju padanya, perdebatan itu terhenti seketika. Suasana begitu hening, mereka menunggu Niswa berbicara mengutarakan pendapat nya.
YOU ARE READING
Mysterious Introvert
Teen FictionAda sosok penyendiri di antara orang-orang yang sedang bergumul. Ada sosok pendiam di antara sekelompok orang yang sedang berinteraksi. Ada sosok yang tampak serius di tengah keadaan yang tenang. Ada juga sosok yang terlihat acuh di tengah suasan...
