Ada sosok penyendiri di antara orang-orang yang sedang bergumul.
Ada sosok pendiam di antara sekelompok orang yang sedang berinteraksi.
Ada sosok yang tampak serius di tengah keadaan yang tenang.
Ada juga sosok yang terlihat acuh di tengah suasan...
Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.
Sinar mentari menyambut hari baru dengan kehangatan yang menyenangkan. Niswa terjaga dari mimpi indahnya, tangannya beralih mengambil gawai yang berada diatas nakas.
Manik hazel itu membelalak seketika, dengan perasaan campur aduk dia refleks melompat dari tempat tidur. Matanya menatap lamat sebuah notifikasi yang muncul di layar ponsel.
Gadis itu menjerit kesenangan ketika yakin bahwa yang ia lihat bukan hanya sekedar mimpi maupun ilusi.
Dalam sekejap, keceriaan memancar dari paras ayu itu. Perasaannya berdebar tak biasa, akhirnya setelah sekian lama salahsatu karangan puitis ciptaannya membawa kemenangan yang tak pernah ia duga.
Kabar kemenangan memberikan energi baru dalam hidup, ia semakin bersemangat untuk terus mengejar impian dan menggali potensi yang ada dalam diri.
Niswa jadi tak sabar untuk berbagi kebahagiaan ini dengan kedua orang tuanya, namun saat ini bukanlah waktu yang tepat karena ia harus sekolah. Dengan penuh semangat, Niswa segera bersiap untuk pergi ke sekolah.
Beberapa menit berlalu... Seragam sudah melekat pada tubuhnya, dengan senyum yang tak pudar Niswa melangkahkan kakinya menuju dapur namun tak ia temukan siapapun.
Tiap sudut ruangan seolah menceritakan kisah kekosongan, dinding yang kokoh menyimpan kerinduan tak terhingga, menggambarkan kesepian yang menggigil, menunggu untuk dihidupkan kembali oleh sentuhan kebersamaan.
Niswa menghela nafas sabar, dia bisa memberitahukan kedua orangtuanya nanti. Jangan sampai hal kecil ini mengacaukan hari indahnya.
Mengeratkan tas pada punggungnya, dia berjalan keluar rumah. Namun langkahnya terhenti ketika dia mendengar kebisingan di ruang tamu.
"Loh dek kenapa belum berangkat sekolah?" Tanya Niswa pada adiknya yang sedang menonton televisi
"Adek gak sekolah kak" jawab Sang adik
"Kenapa?" Tanya Niswa heran
"Gak di kasih bekal sama ibu" jawaban itu berhasil membuat Niswa terdiam
"Ibu nya kemana?"
"Udah pergi lagi" jawaban itu membuat Niswa menghela nafas. Dia mengeluarkan selembar uang dari sakunya.
Uangnya hanya tersisa lima ribu rupiah saja, jika Niswa memberikan uang ini pada sang adik maka ia harus berangkat dan pulang sekolah dengan berjalan kaki namun jika tidak adiknya tidak akan sekolah.
"Kakak punya uang 5000 adek sekolah ya?" Bujuk Niswa
"Gak usah kak udah terlambat juga" tolak sang adik
"Yaudah.. besok-besok kalo kamu gak ada bekal bilang sama kakak ya, jangan sampai gak sekolah hanya karena gak ada bekal" nasehat Niswa yang diangguki sang adik
"Aek jangan kemana-mana ya, kakak sekolah dulu. Pintunya jangan lupa dikunci, kalo ada orang asing jangan buka pintu biarin aja meskipun dia teriak-teriak juga. Adek sembunyi aja di kamar kakak ya" jelas Niswa serius