☆゚⁠.⁠*⁠・⁠。゚thirty two☆゚⁠.⁠*⁠・⁠。゚

17 3 0
                                    

Pada saat Shaka melihat Nindya yang lemas, ia langsung membawa Nindya ke rumah sakit. Arjuna berlari mengikuti Shaka.

Ketika Shaka ingin menjalankan mobilnya, Arjuna menghalangi jalan dan langsung merebut setir itu dari Shaka.

"Gw aja yang nyetir, lo jagain adek gw." Ujar Arjuna

"Nindya bertahan ya." Ujar Shaka sambil menepuk pipi Nindya.

Namun ketenangan Shaka berubah menjadi panik dalam sekejap karena Nindya sudah tidak sadarkan diri.

"Nindya." Ujar Shaka.

"Bang lo bisa cepetan ga?" Ujar Shaka.

"Ka, habis ini nyampe." Ujar Arjuna.

Arjuna juga sebenarnya khawatir terhadap sang adik namun dia harus bisa menahan rasa itu se maksimal mungkin karena dia sendiri sedang menyetir.

Sesampainya di rumah sakit Nindya langsung di gendong secara bridal style oleh Shaka untuk masuk ke rumah sakit dan memanggil dokter untuk ditangani.

"DOK, DOKTER." Teriak Shaka memanggil dokter disana.

"Dokter tolong kekasih saya." Ujar Shaka sambil menidurkan Nindya di brankar rumah sakit.

Shaka mengikuti dokter dan perawat itu pergi membawa Nindya, meskipun dokter itu melarang Shaka namun Shaka tetap kekeh untuk menemani Nindya, toh rumah sakit ini juga milik keluarganya.

"Lo kuat." Ujar Shaka sambil mengelus rambut Nindya.

Jam terus berlalu akhirnya Nindya telah dipindahkan ke ruang VIP di rumah sakit itu, selama itu juga Shaka menemani Nindya di dalam.

Ketika Shaka melihat Abimana dan Kirana, Shaka memandang mereka kecewa karena mereka telah lalai untuk menjaga Nindya.

"Ayah bunda, kalau kalian gabisa jaga Nindya lagi, dan kejadian ini terulang kembali, jangan salah kan Shaka kalau Nindya tidak tinggal dirumah kalian lagi, Shaka akan bawa Nindya tinggal dirumah yang sudah Shaka siapkan." Ujar Shaka dengan tajam.

Mendengar pernyataan itu, Kirana menangis lalu ditenangkan oleh Abimana.

"Tidak Shaka, kamu tidak bisa bertindak seperti itu kepada putri saya." Ujar Abimana.

"Kenapa tidak bisa? Nindya sebentar lagi akan menjadi istri saya, jika bisa pernikahan akan dipercepat setelah Nindya sembuh saya bisa menikahi nya hari itu juga." Ujar Shaka.

Abraham dan Ayu yang mendengar pernyataan dari anaknya itu menggeleng tak suka, bukan tak suka karena Shaka ingin mempercepat pernikahan, namun mereka tak suka dengan sikap Shaka yang tidak sopan Abimana dan Kirana.

Abraham dan Ayu tau mengapa putra semata wayangnya ini marah, kelas karena Nindya yang terluka dan tidak makan selama 2 hari itu menyebabkan Nindya belum siuman hingga sekarang.

"Bhumi cukup, kamu sudah tidak sopan dengan mereka, bagaimana pun mereka juga orang tua dari gadismu." Ujar Abraham.

"Tapi pa, mereka gabisa ngejaga Nindya anak mereka sendiri sampai keadaan Nindya kaya gini sekarang." Ujar Shaka yang emosinya masih meluap-luap.

"Udah ya sayang, kalo Nindya tau nanti Nindya marah sama kamu." Ujar Ayu menenangkan Shaka.

Setelahnya Shaka kembali duduk di bangku sebelah Nindya yang terbaring, ia menatap pergelangan Nindya yang diperban itu dengan tatapan yang sendu.

Shaka mengelus genggaman tangan Nindya dengan lembut dan mengecup tangan Nindya.

"Nin, jangan kaya gini lagi ya, gw gakuat liat lo kaya gini." Ujar Shaka sambil menundukkan kepalanya.

EpochWhere stories live. Discover now