☆゚⁠.⁠*⁠・⁠。゚thirty☆゚⁠.⁠*⁠・⁠。゚

22 3 0
                                    

Malam hari tiba, Abraham dan Shaka menunggu Ayu dan Nindya yang sedang bersiap di kamarnya.

Nindya memakai dress yang diberi oleh Ayu, Nindya terlihat sangat cantik dan anggun sekali, Nindya memakai dress berwarna navy seperti jas yang di kenakan oleh Shaka.

"Halo papa, Shaka, maaf ya nunggu lama." Ujar Nindya menuruni tangga.

Shaka menatap Nindya dengan kagum, ini seperti bukan Nindya, karena Nindya biasanya hanya mengenakan sweater dan celana bukan dress.

Melihat sang putra yang kagum, Dirga menyenggol lengan Shaka agar tersadar dari lamunannya.

"Bhum." Ujar Abraham.

"Ah iya nin, gapapa, nunggunya lama kok." Ujar Shaka.

Sedangkan Shaka hari ini menggunakan pakaian formal, dia mengenakan kemeja putih dengan jas warna navy dan memakai celana berwarna navy sama seperti jas nya.

Sedangkan Abraham dan Ayu mengenakan warna senada namun berwarna maroon bukan navy. Abraham dan Ayu membawa mobil yang berbeda dengan Shaka.

Karena Shaka ketika pulang akan langsung pergi ke markasnya, tidak langsung pulang kerumah, sehingga Shaka membawa mobil sendiri bersama Nindya.

Mereka berangkat ke restoran mewah yang sudah di booking oleh Abimana karena Abimana yang mengajak keluarga Dirga makan malam membahas sesuatu.

"Bhum, kenapa bawa mobil sendiri?" Ujar Nindya.

"Nanti gw langsung ke markas, jadi nanti lo pulangnya ikut Ayah Bunda." Ujar Shaka.

"Gw ga di ajak ke markas?" Tanya Nindya.

"Big no, udah malem, lo tidur aja dirumah." Ujar Shaka.

"Kalo maksa gimana?" Ujar Nindya.

"Kalo maksa nanti dapet punishment." Ujarnya di akhiri bisikan.

"Galak banget ya." Ujar Nindya.

"Mana ada galak, kan lo nakal, bandel, gabisa di bilangin, anak yang nakal harus di hukum dong." Ujar Shaka.

"Kalo anak kecil gapapa di hukum, kalo Nindya ga boleh." Ujar Nindya.

"Tetep di hukum, lo kan bocil." Ujar Shaka.

"Gw ga bocil." Ujar Nindya memalingkan mukanya.

"Siapa yang mau yupi coba, gw bawa yupi banyak." Ujar Shaka mengambil yupi itu.

"Ga ada tuh yang mau." Ujar Nindya masih memalingkan mukanya.

"Yaudah kalo gamau nanti gw buang aja." Ujar Shaka.

"Jangan dibuang." Ujar Nindya sambil merebut yupi itu di genggaman tangan Shaka.

"Tuh katanya gamau." Ujar Shaka sambil terkekeh.

"Ya daripada di buang kan?" Ujar Nindya.

"Suka ga sama dress nya?" Ujar Shaka.

"Suka dongg, baguss." Ujar Nindya.

"Dikasih papa, yang milih mama." Ujar Shaka.

"Selalu suka sama pemberian papa mama." Ujar Nindya.

"Kalo pemberian gw suka?" Tanya Shaka.

"Suka kalo dikasih mobil sama rumah 80 M." Ujar Nindya sambil tertawa.

"Oh mau? Besok gw beliin, dan tinggalnya harus sama gw." Ujar Shaka.

"Ga lah, gw bercanda Bhum." Ujar Nindya.

"Tapi gw serius." Ujar Shaka.

"Gaboleh harus ikut bercanda." Ujar Nindya.

EpochTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang