*four.⁠✧

134 18 3
                                    

Pagi ini Nindya menjalani harinya seperti biasanya dan untungnya dia tidak terlambat seperti kemarin.

Setelah sampai di sekolah, Nindya berjalan santai menuju kelasnya namun tiba-tiba Nindya merasa ada tangan yang merangkul pundak nya.

Nindya yang penasaran menolehkan kepala ke samping dan ternyata orang yang sedang merangkulnya adalah Nagara.

"Ish Naga mah ngagetin aja." Ujar Nindya

"Maaf ya sayang kalo bikin kaget, cuma ga enak aja ngeliat bidadari jalan sendirian." Ujar Nagara di akhiri kekehan.

"Apaan sih, gombal." Ujar Nindya.

Setelahnya Nindya langsung memalingkan wajahnya karena Nindya tidak ingin Nagara melihat pipi Nindya yang merah.

Meskipun Nindya menyembunyikan wajahnya, Nagara tetap menyadari bahwa Nindya sedang blushing.

Nagara hanya tersenyum sambil mengusap rambut Nindya dengan gemas.

"Lucu banget deh pacar gw." Ujar Nagara

Setelahnya mereka berpisah karena berbeda kelas Nagara yang IPS dan Nindya yang IPA, Nindya memasuki kelas dengan hati yang berbunga-bunga.

Teman-temannya yang melihat Nindya tersenyum-senyum sendiri hanya menganggukkan kepalanya paham, mungkin karena Nagara, pikir mereka.

"Kenapa lo? Nagara ya?" Ujar Alya ketika melihat Nindya yang berjalan ke arah bangkunya.

"Iyaa Al." Ujar Nindya

Nindya cepat cepat duduk dan menutup wajahnya karena salting, rasanya kejadian tadi pagi selalu terbayang-bayang.

Teman-temannya yang sudah terbiasa melihat tingkah Nindya yang seperti itu hanya bisa menggelengkan kepala.

Namun bayang-bayang perlakukan Nagara hilang dan berganti dengan kejadian kemarin hari yang sangat menyebalkan.

Nindya langsung tersadar dari lamunannya ketika kejadian itu terbayang. Mungkin hari ini Nindya akan mengajak teman-temannya untuk ke cafe sehabis pulang sekolah.

"Guys, nanti pulang sekolah ke cafe bisa kan? lagi mau refresh otak nih." Ujar Nindya.

"Lo traktir ya nin." Ucap Nara.

"Ga lah, gw mau cerita sesuatu." Ujar Nindya.

"Apaan tuh?" Ujar Dira.

"Nanti di cafe juga tau dir, kalo disini ya ngapain gw ngajak kalian ke cafe buat ngobrol?" Ujar Nindya.

"Iya deh, gw bisa hari ini." Ujar Mala.

"Bagus deh kalo bisa semua." Ujar Nindya.

Setelah mengobrol tentang pergi ke cafe, bel masuk terdengar menggema di seluruh penjuru sekolah ini, mereka belajar dengan semangat karena ini mapel kesukaan mereka.

Pelajaran berjalan dengan lancar dan bel yang ditunggu-tunggu pun terdengar yaitu bel istirahat.

Setelah mendengar bel istirahat Nindya dengan segera menghubungi bundanya untuk meminta izin pergi ke cafe sepulang sekolah bersama keempat temannya.

"Assalamualaikum bunda." Ujar Nindya di sambungan telfon.

"Waalaikumsalam dek, kenapa?" Tanya sang bunda.

"Adek izin nanti pulang telat ya soalnya mau ke cafe sama teman-teman." Cerita Nindya.

"Iya dek gapapa, pulangnya jangan terlalu larut ya." Ujar Kirana.

"Yaudah dek, bunda matiin ya banyak yang pesen bunga." Sambung Kirana karena Kirana adalah seorang florist.

"Iya bun." Ujar Nindya lalu sambungan telfon di matikan sepihak oleh bundanya.

Nindya memasukkan hp nya kedalam tas, dan ternyata ada Nagara yang berdiri di belakang badannya.

"Sayang, ke taman yuk." Ujar Nagara.

"Loh ga ke kantin?" Tanya Nindya.

"Engga, kita ke taman aja, gw dibawain bekal sama mama." Ujar Nagara.

"Yaudah ayo." Ujar Nindya.

Nagara merangkul bahu Nindya seperti tadi pagi. Mungkin merangkul bahu Nindya adalah kebiasaan baru oleh seorang Nagara.

Ketika sudah sampai di taman mereka berdua duduk di bangku taman itu dan Nagara mulai membuka kotak makanan yang dibuat oleh mama nya.

"Mau hm?" Tanya Nagara menunjukkan dua sandwich buatan mama nya.

"Mauuu dongg." Ujar Nindya seraya mengambil satu sandwich itu.

Mereka memakan sandwich itu dengan lahap, rasanya sangat lezat karena yang membuat adalah mama nagara sendiri.

"Enak ga?" Ujar Nagara.

"Enakk bangettt." Ujar Nindya sambil mengunyah sandwich itu.

"Enaknya sampe belepotan gini hahahah." Ujar Nagara sambil mengusap ujung bibir Nindya yang belepotan.

"Naga, sepulang sekolah nanti yaya pergi ke cafe sama teman-teman boleh?" Tanya Nindya kepada Nagara.

"Boleh kok, tapi nanti pulangnya gw yang jemput." Ujar Nagara.

"Em gausah, yaya bisa kok pulang sendiri." Ujar Nindya.

"Kalo gitu gausah pergi." Ujar Nagara.

"Iyaa dehh pulangnya di jemput sama nagaa." Ujar Nindya.

"Good girl." Ujar Nagara sambil menepuk pelan rambut Nindya.

Tak terasa bel masuk berbunyi setelah bel masuk terdengar, Nindya melambaikan tangan untuk Nagara dan Nagara pun membalas lambaian tangan Nindya. Semua orang yang melihat itu cuma bisa memekik tertahan.

Nindya masuk kembali ke dalam kelas dan mengikuti pelajaran dengan aktif.
Nindya mulai membereskan buku-bukunya di meja dan menggendong tasnya di pundak ketika bel pulang berbunyi.

Namun sebelum Nindya pergi, Nindya merasa ada seseorang yang menepuk bahunya, Nindya melihat kebelakang ternyata itu adalah Raden.

"Ga bareng?" Ujar Raden.

"Eh lo ngagetin aja, gw kira setan." Ujar Nindya.

"Ganteng gini dikira setan, mau bareng ga?" Ujar Raden.

"Engga deh, gw mau ke cafe sama teman-teman." Ujar Nindya.

"Yaudah hati-hati." Ujar Raden lalu berlalu dari hadapan Nindya.

Mereka berlima berjalan ke parkiran untuk mengambil motor. Nindya di bonceng Alya pergi ke cafe yang lumayan dekat dengan sekolah.

Sesampainya disana mereka melihat suasana cafe yang begitu ramai pada siang hari itu, dan banyak yang memakai seragam yang sama seperti Nindya.

"Rame banget ya nin." Ujar Alya.

"Iya nih rame, kita duduk dimana ya?" Ujar Nindya.

"Emm tuh tuh disituu." Ujar Alya sambil menunjuk bangku yang cukup untuk 5 orang.

"Sambil nunggu makanan sama minumnya jadi gimana kalo lo cerita?" Ujar Mala yang kepo.

"Gw di telfon si Raden pas di bus, dia nanyain gw lagi dimana kok ga ada di sekolah." Ujar Nindya

"Hah?" Ujar Alya.

"Beneran lo?" Ujar Dira

"kemarin itu gw kalo berangkat sekolah itu naik bus kan? Nah kemarin gw ketemu sama Shaka, masa ya dia ngeselin banget gw jadi kesel pas liat muka dia." Sambung Nindya.

"Kenapa kok ngeselin? Ujar Dira.

"Itu dia nyalahin gw terus, padahal salah dia." Ujar Nindya kesal

"Lo ngapain emangnya?" Ujar Nara.

"Dia tadi telat gara-gara gw, gw nginjek kaki dia pas mau naik bus jadinya telat, tapi kan salah dia ngehalangin jalan gw udah tau buru-buru tapi dianya ga masuk-masuk ke bus, ya gw injek aja lah kakinya. Terus pas di minimarket kemarin gw ketemu dia terus dia nabrak gw, tapi gw kesel gara gara abang ga belain gw." Ujar Nindya menggebu-gebu.

Mereka menganggukkan kepala paham, ketika ingin membalas omongan Nindya makanan dan minuman mereka datang alhasil mereka memakan makanannya dulu.

"Yaudah makan dulu aja." Ujar Nindya.

EpochWhere stories live. Discover now