⁠*⁠one.⁠✧

431 25 3
                                    

Pagi hari ini banyak orang yang mengawali aktivitas nya dengan damai sama seperti keluarga harmonis yang satu ini.

Arjuna melakukan rutinitasnya sehari-hari yaitu membangunkan adiknya untuk sekolah karena sekarang adalah hari Senin hari yang sangat tidak di sukai oleh semua orang.

"Nin bangun." ujar Arjuna sambil menepuk pipi Nindya. Namun yang di bangunkan tidak terganggu sama sekali yang membuat Arjuna kesal.

"Ni anak kebo banget, dibangunin baik baik ga bangun bangun." Dumel Arjuna sambil berkacak pinggang.

Dan

"NINDYAA BANGUNNN!" teriak Arjuna di telinga Nindya

Arjuna terpaksa melakukan itu karena Nindya merupakan orang yang sangat sulit di bangunkan.

"Ck, apaan sih bang masih pagi juga." Omel Nindya sambil melempar bantal ke wajah sang Abang.

"Lo udah dibangunin biar ga telat masih aja gitu." Ujar Arjuna.

Arjuna menghela nafas lelah ketika melihat Nindya yang bermalas-malasan. Nindya adalah salah satu orang yang sangat malas ketika hari Senin.

"Udah sekarang mandi turun kebawah udah ditunggu bunda sama ayah di meja makan." Ujar Arjuna lalu keluar kamar Nindya

Mendengar omongan Arjuna, Nindya mau tak mau mengambil handuk dan pergi untuk mandi. Setelah mandi Nindya bersiap-siap untuk sekolah lalu turun kebawah untuk sarapan bersama keluarganya.

Nindya tersenyum hangat ketika melihat ayah, bunda, bang Arjuna, dan kak Utari yang sedang duduk menunggunya untuk sarapan.

"Pagi bunda, ayah, kakak, abangg." Ujar Nindya dengan semangat.

"Pagi juga dekk, cepet sarapan gih biar ga telat kan Senin." Ujar bundanya.

"Lain kali, kalo tidur jangan malam- malam, biar bangunnya ga kesiangan." Ujar kak Utari.

"Kamu tidur larut dek? Mau ayah sita laptop sama handphone mu?" Tanya sang ayah.

"Loh, ya jangan dong yah, besok ga di ulangin lagi deh janji." Janji Nindya.

"Sampe kamu ketahuan tidur larut lagi ayah sita." Ujar sang ayah.

Setelah obrolan itu keluarga itu memakan sarapan yang dimasak oleh bunda kirana dengan santai. Tanpa ada obrolan ketika makan karena abimana tidak suka melihat orang yang mengobrol ketika sedang makan.

Setelah selesai sarapan Nindya melihat jam. Ternyata bel masuk hanya kurang beberapa menit saja, dengan buru buru Nindya mencium pipi kedua orang tuanya lalu berangkat ke sekolah dengan menggunakan bus.

"Aduhh, semoga ga telat deh." Ucap Nindya sembari berlari menuju halte bus.

Nindya melihat bus sudah datang dan ketika Nindya berlari untuk masuk ke dalam bus dia tidak sengaja menubruk badan seorang lelaki yang terlihat tidak asing namun dia tidak mengenalnya.

"Permisi, gw duluan ya." Ucap Nindya

"Apa-apaan gw yang duluan." Ucap laki-laki tersebut tak terima.

Nindya sangat kesal ketika melihat anak lelaki itu tidak mau mengalah namun lelaki tersebut malah menghalangi jalannya untuk masuk ke bus.

Nindya yang kesal langsung menginjak kaki lelaki tersebut agar menjauh dari pintu bus dan ya cara itu ternyata berhasil. Nindya memasuki bus itu dengan tergesa-gesa.

"Pak ayo berangkat, habis ini udah bel masuk." Ujar Nindya kepada supir bus tersebut.

Ketika Nindya baru saja mendudukkan badannya di bangku bus tiba-tiba ada telfon dari Raden, Raden adalah teman sekelas sekaligus teman Nindya dari kecil.

"Nin, lo dimana? Ko belum sampe sih." Ucap Raden dari sambungan telf.

"Emm gw lagi di bus ini, tadi gw bangun kesiangan." Ujar Nindya

"Tumben banget, yaudah deh cepet, habis ini upacara." Ucap Raden sambil memutuskan sambungan telf

Ketika sudah sampai di depan sekolah Nindya memberikan uang kepada supir bus tersebut dengan terburu-buru.

Ketika sudah memasuki area sekolah Nindya menghela nafas lega karena bel masuk belum berbunyi.

"Untung gw ga telat." Ujar Nindya dengan senang.

Nindya berjalan santai menuju kelasnya, setelah sampai di kelas Nindya melihat teman-temannya sangat ramai mulai dari berghibah, sarapan dan pacaran.

Nindya berjalan menuju bangkunya dan teman-temannya adalah salah satu dari mereka yang ramai. Teman-teman Nindya sedang berghibah entah apa yang mereka omongkan.

"Nin ko baru dateng? Untung lo ga telat." ujar Dira ketika Nindya baru saja duduk di kursinya.

"Wah iya, ngapain aja lo jam segini baru dateng." Ujar Calya.

"Pasti nonton film sih semalem." Ujar Nara.

"Hahaha tau aja lo." Ujar Nindya membalas perkataan Nara.

Ketika mereka mendengar pengumuman bahwa upacara bendera akan dimulai, mereka dengan cepat pergi ke lapangan untuk melakukan upacara bendera.

Saat upacara bendera berlangsung Nindya melihat laki-laki yang tidak sengaja ditabraknya pada saat di bus sedang berdiri di depan karena terkena hukum.

"Dia kan cowo yang kakinya tadi gw injek di bus." Gumam Nindya.

"Hah apa nin?" Ujar Mala.

"Itu loh yang di depan, gw tadi ga sengaja nabrak dia." Jawab Nindya.

Mala yang melihat wajah lelaki itu pun sangat terkejut karena Mala mengetahui sesuatu hal tentang lelaki itu.

"Lo ga kenal sama dia?" Ucap Mala yang berbisik ke Nindya. Nindya hanya membalas gelengan kepala.

"Dia itu namanya Shaka most wanted di sekolah kita, dia juga ketua geng motor Phoenix, lo harus hati hati sama Shaka, dia itu gabisa di usik." Ujar Mala.

Mendengar ucapan Mala tentang lelaki itu Nindya hanya merespon dengan anggukan kepala paham.

Setelah upacara bendera selesai, Nindya dan teman-temannya langsung kembali ke dalam kelas karena mapel pertama hari Senin adalah bahasa Indonesia.

Pelajaran bahasa Indonesia kali ini tidak membosankan dan ketika bel istirahat berbunyi semuanya langsung keluar dari kelas untuk pergi ke kantin.

"Nin ayo ke kantin." Ujar Dira.

"Ga deh, duluan aja mau nungguin Nagara dulu." Tolak Nindya

"Yaudah deh, kita duluan ya nanti jangan lupa nyusul." Ujar Dira.

"Okeee." Ujar Nindya sambil mengangkat jempolnya ke Indira.

Setelah teman-temannya keluar dari kelas, tidak lama terlihat Nagara berjalan masuk ke dalam kelas untuk menghampiri Nindya.

"Ayo ke kantin." Ujar Nagara sambil menggenggam tangan Nindya.

"Ayooooo." Ujar Nindya bersemangat.

Mereka berdua keluar dari kelas dan berjalan menuju kantin dengan Nindya yang berada di rangkulan Nagara.

"Yaya, gw dibawain susu dari mama katanya buat lo." Ujar Nagara.

Mendengar perkataan Nagara, Nindya mendongakkan kepalanya karena dia hanya sebatas bahu Nagara saja.

"Beneran??? Buat aku?" Ujar Nindya yang excited.

"Iya yaya beneran kok tadi mama ngomong langsung." Ujar Nagara sambil mengelus rambut Nindya karena gemas.

Sesampainya di kantin Nindya dan Nagara pun menjadi sorotan perhatian karena Nagara merupakan ketua geng motor Slyhter sekaligus ketua osis di SMA nusa bangsa.

Semua siswa sudah terbiasa melihat Nindya dan Nagara yang selalu berdua itu. Namun Nindya belum terbiasa oleh tatapan mereka karena ada yang menatapnya tidak suka.

Nindya dan Nagara duduk di bangku yang sama dengan teman-teman Nagara. Mereka semua memakan makanan mereka dengan khidmat tanpa ada obrolan apapun.

EpochWhere stories live. Discover now