。⁠:゚twenty seven ゚⁠:⁠。

28 4 0
                                    

Ketika Shaka membuka pintu kamar, Shaka melihat Nindya tidur dengan sangat nyenyak di kamarnya.

Shaka menaruh tas nya dan akan membangunkan Nindya terlebih dahulu, dia ingin berbicara dan bercanda dengan Nindya.

"Nin, bangun yuk, udah sore nih mandi dulu." Ujar Shaka sambil membangunkan Nindya.

"Nindya bangunn heyy." Ujar Shaka.

Shaka hanya menghela nafas ketika Nindya tidak bangun-bangun dari tidurnya, namun Shaka menemukan satu ide yang mungkin bisa membuat Nindya bangun.

"Sayang bangun yuk." Bisik Shaka dengan suara yang lembut.

Benar saja, setelah mendengar bisikan Shaka, Nindya terbangun dari tidurnya, dia kaget ketika melihat ada Shaka duduk di tempat tidurnya.

Nindya dengan reflek mendorong lengan Shaka untuk pergi dari kasur itu, namun bukannya menyingkir tapi Shaka malah meringis pelan.

"Kenapa? Sakit?" Ujar Nindya.

"Gapapa" Ujar Shaka.

"Ih di muka lo juga ada luka nya, kenapa?" Ujar Nindya sambil memegang dagu Shaka.

"Gapapa Nindya, ini ga sakit." Ujar Shaka.

"Ga sakit tapi pas disentuh kesakitan, sini liat." Ujar Nindya.

Nindya membuka jaket Shaka, Nindya sangat terkejut ketika melihat lengan Shaka yang tergores pisau cukup dalam.

"Shaka ini kenapa?" Ujar Nindya menunjuk lengan Shaka.

Shaka saat itu memang masih menggunakan baju basket, tidak menggunakan seragam sekolah sehingga lengannya terlihat dan Shaka tadi menutupinya dengan jaketnya.

"Call me Bhumi and i'm call you Binbin, ketika berdua inget panggilan itu." Ujar Shaka.

"Bhumi lengannya kenapaa?" Ujar Nindya.

"Kegores sedikit gapapa." Ujar Shaka.

"Gapapa gimana, lo luka, muka lo juga bhum." Ujar Nindya.

"Mau obatin?" Ujar Shaka.

"Mau, sebentar gw ambil obat dulu." Ujar Nindya.

Nindya keluar dari kamar dan berjalan kebawah, kebetulan dia berpas-pas an dengan bibi yang bekerja dirumah itu.

"Bi, Nindya boleh tanya?" Ujar Nindya.

"Boleh dong non, kenapa?" Ujar bi inah.

"Bibi tau gak kotak p3k nya dimana?" Ujar Nindya.

"Oh tau, bibi ambilin sebentar ya." Ujar Bu Inah sambil mengambil kotak p3k itu.

"Ini non, buat apa?." Ujar Bi Inah.

"Makasih bi, itu tadi ada luka sedikit heheh, yaudah Nindya ke kamar dulu ya." Ujar Nindya.

Nindya berjalan kembali untuk pergi ke kamar Shaka, ketika Nindya masuk dia melihat Shaka sedang duduk di sofa dengan memainkan laptopnya.

Nindya duduk di sofa di depan Shaka, Nindya melihat Shaka serius sekali dengan laptopnya itu entah apa yang dikerjakannya.

"Bhum." Panggil Nindya namun tak ada sahutan.

"Di obatin dulu sini." Ujar Nindya lagi.

"Sini deketan." Ujar Shaka.

Mendengar ucapan Shaka, Nindya langsung duduk di sebelah Shaka, dia melihat laporan yang banyak sekali angka, entah dia juga tidak tau itu laporan apa.

"Ngerjain apa?" Tanya Nindya.

"Ngerjain tugas dari kantor." Ujar Shaka dengan santai.

"Loh, Bhumi kerja di kantor?" Tanya Nindya.

EpochWhere stories live. Discover now