⊰fourteen⁠⊹ฺ

58 13 1
                                    

"Gw ceritain di telfon ya, nanti malem gw telfon." Ujar Nindya.

"Gabisa sekarang?" Desak mereka.

"Gabisa, kaki gw sakit malah disuruh cerita makin sakit yang ada." Ujar Nindya.

"Dih apa hubungannya." Ujar Alya yang semakin jengah terhadap temannya yang selalu seperti itu ketika luka.

Bel masuk berbunyi, pelajaran pertama dimulai dengan lancar dan sampai di pelajaran kedua Nindya merasa ingin ke kamar mandi.

"Em, Al gw ke kamar mandi dulu ya." Ujar Nindya ke Alya.

Nindya berdiri dari duduknya dan izin ke guru yang mengajar di kelasnya untuk pergi ke kamar mandi.

Setelah menuntaskan hajatnya, ketika Nindya ingin kembali ke kelas dia bertemu dengan mantan Nagara bersama dua temannya.

"Mau kemana?" Ujar Bela teman Salsa.

"Sini lo, ikut gw." Ujar Salsa sambil menarik tangan Nindya untuk kedalam kamar mandi lagi.

"Pelan, kaki gw sakit." Ujar Nindya.

"Ouhh kakinya lagi sakit?" Ujar Caca sambil menendang lutut yang sakit.

Nindya yang tidak siap pun terpental ke pojok ruangan kamar mandi, punggung nya terlalu kuat menghantam dinding.

Di kelas XI IPA 1 perjalanan berjalan lancar namun Alya menemui keanehan, kenapa lama sekali Nindya di kamar mandi.

"Den, Nindya tadi izin ke kamar mandi tapi belum balik." Ujar Alya kepada Raden.

Setelah mendengar ucapan Alya Raden izin kepada guru yang mengajar dan memanggil Shaka ke kelasnya. Mereka berdua berjalan ke arah kamar mandi perempuan.

Saat di depan kamar mandi Shaka dan Raden bertemu dengan Nagara yang menatapnya sengit.

Mereka bertiga masuk ke kamar mandi itu, yang mereka lihat adalah Nindya yang sudah basah kuyup dari rambut sampai kaki dan terlihat darah yang mengalir dari kakinya sedang ingin melayangkan tangannya yang lalu di tepis oleh Nagara kasar.

"Lo apa apaan hah?" Bentak Nagara.

"Kamu ngebentak aku? Gara gara dia? Dia yang salah bukan aku." Ujar Nindya.

"Ikut gw." Ujar Nagara penuh penekanan sambil menarik tangan Nindya kasar.

Sebelum mereka pergi Shaka melepaskan tangan Nagara dari Nindya lalu menggenggamnya erat dan mendorong badan Nagara.

"Gausah kasar sama cewe bisa?" Ujar Shaka sengit.

"Gausah ikut campur masalah gw." Balas Nagara.

"Gw ga ikut campur tapi lo gabisa ngasarin cewe kaya gitu, lo belum yang benar yang mana udah kasar aja." Ujar Shaka sambil menatap Nagara tajam.

"Den, ambil jaket gw di parkiran." Titah Shaka kepada Raden.

"Urusan lo apa? Nindya pacar gw jadi terserah gw mau apain dia." Ujar Nagara dengan enteng.

Namun sebelum Shaka menjawab pertanyaan Nagara, Salsa menghampiri Nagara dan bergelayut manja di lengan Nagara di depan Nindya.

"Kita pergi dari sini aja." Ujar manja dari Salsa dan menarik tangan Nagara agar pergi meninggalkan Nindya.

Ketika Salsa pergi dengan Nagara, Bela dan Caca mengikuti mereka pergi dengan mengibaskan rambutnya.

"Ka, ini jaketnya." Ujar Raden yang ngos-ngosan setelah berlari.

"Pake, baju lo basah keliatan." Ujar Shaka memalingkan muka setelah memberikan jaket itu.

Nindya memakai jaket itu untuk menutupi badannya. Setelahnya Shaka menggenggam tangan Nindya lembut.

Epochحيث تعيش القصص. اكتشف الآن