[AUGE] 1

28.2K 1K 5
                                    

"ALINNNN!!"

Suara nyaring dari seorang wanita paruh baya, membangunkan sang putri yang masih tidur, bahkan ngorok juga ngiler. Aileen Zelene Azzura. Ya, kerap dipanggil Alin untuk nama kecilnya. Aileen menguap dan menegangkan tubuhnya di kasur miliknya sebelum melihat ke wanita paruh baya dengan senyuman merekah miliknya.

"Pagi, mami. Pagi-pagi jangan marah atuh. Entar mami ada keriput nya. Nanti papi sedih."

Aileen mengedipkan matanya untuk menggoda mami nya, Ayla. Namun, Ayla mengucek-ucek wajah putrinya denger gemas.

"Kamu enggak kuliah, hah? Sudah umur 20 tahun, masih saja telat bangun. Ini udah jam setengah lima, Aileen Zelene Azzura!" ucap Ayla dengan gemas dan masih menguyel-uyel wajah Aileen yang nyengir tanpa rasa bersalah.

"Iya, iya, mami. Alin sholat subuh dulu-"

Sebelum Aileen menyelesaikan kalimatnya, Ayla langsung menyeret Aileen turun dari kasur dan mendorongnya masuk ke kamar mandi.

"Cepat ya, sayang."

Ayla tersenyum namun penuh arti. Aileen bergidik sejenak sebelum cepat-cepat mengambil air wudhu setelah membaca doa.

Gadis dengan rambut panjang indah gelombang miliknya, serta wajah putih bersih, yang bisa dibilang Aileen termasuk cantik atau bahkan primadona di kampus nya. Aileen segera menyelesaikan wudhu nya dan keluar dari kamar mandi, buru-buru memakai mukena nya untuk menunaikan sholat subuh.

Setelah selesai menunaikan sholat subuh, Aileen yang masih memakai mukena hanya diam di tempat dan tidur terlentang di lantai di atas sajadah. Tipe orang yang bisa tidur cepat.

Ayla kembali ke kamar Aileen dan mengelus-elus dadanya sendiri untuk sabar terhadap putri sewayang mereka ini. Ayla berjongkok dan menggoyang bahu Aileen dengan keras.

"Alin, enggak boleh tidur habis subuh, sayang. Sayang, bangun, ya? Aileen."

Dengan sabar, Ayla tetep kekeh untuk membangunkan putrinya yang masih tidur ngorok lagi di lantai. Ayla merasa jika kesabarannya setipis tisu, Ayla dengan segera mencubit tangan Aileen dengan keras.

Aileen sontak bangun dan mengaduh pelan sebelum menatap Ayla dengan kesal.

"Bangun, mandi, berangkat kuliah. Jadi mahasiswi itu jangan tipe yang kupu-kupu," celoteh Ayla dengan gemas sebelum beranjak dari lantai dan keluar dari kamar Aileen.

Aileen menggaruk-garuk kepalanya yang masih mengenakan mukena dengan kesal.

"Memang apa salahnya sama mahasiswa kupu-kupu? Belajar and after that just go back home. Its for fun for me," kata Aileen untuk dirinya sendiri. Aileen melepaskan mukena nya dan hanya melempar mukena itu ke lantai sebelum beranjak ke kamar mandi.

.
.
.

Selesai mandi, sekitar satu jam, karena ritual anehnya Aileen. Aileen keluar dari kamar mandi dan melihat jam. Terkejut. Sudah jam 6 lebih. Kuliah Aileen jadwalnya jam tujuh. Dengan kepalang, Aileen membuka lemari pakaiannya dan menyambar pakaian miliknya, tak lupa untuk memakai ciput juga kerudung pashmina miliknya yang senada dengan bajunya. Walaupun kadang Aileen masih keluar rumah tanpa menggunakan kerudung, papi nya, Narendra, akan marah besar. Mau tak mau, Aileen kadang mematuhi kadang melanggar.

"Aileen, sudah selesai? Jangan kebo. Anak perempuan kebo, kapan mau dapet jodoh?" ujar Narendra sambil mengicip kopi hitamnya dan menyuruh Ayla untuk menyuapi sarapan ke dalam mulutnya.

Aileen menggeleng dan pasrah melihat kedua orang tuanya yang masih bermesraan di hadapannya.

"Papi, jodoh enggak kemana-mana, kok. Lagi pula, watashi sudah punya crush, papi. Daijoubu, daijoubu."

Aileen menepuk pundak Narendra sebelum meminum air putih dengan satu tegukan.

Narendra melihat ke arah putri nya dengan pasrah sebelum membuka mulutnya. "Alin, jangan berpikir untuk menganggap anime sebagai-"

"Shhhh."

Aileen menempelkan jari telunjuknya ke mulutnya, petunjuk agar Narendra berhenti.

"Papi, watashi berangkat, ya. No need worry about my soulmate. Watashi daijoubu as long I still see my husbu."

Aileen tersenyum dengan bangga sebelum mengambil tasnya dan menyalami kedua tangan orang tuanya seraya keluar dari rumah.

"ASSALAMUALAIKUM!!" sindir Narendra dengan suara bariton besar miliknya. Aileen bergidik sebelum berhenti jalan dan berbalik melihat Narendra dan Ayla bergantian, nyengir tidak bersalah.

"Waalaikumsakam," jawab Aileen dengan sopan. Berniat menggoda Narendra.

"AILEEN ZELENE AZZURA!!"

Narendra mulai melototi putrinya agar merasa terancam. Ini salah satu cara agar Aileen patuh pada sang ayahanda.

"Assalamualaikum, papi dan mami. Aileen Zelene Azzura berangkat, ya. I love you."

Aileen memberikan kiss bye nya pada kedua orang tua tanpa malu dan pergi dari rumah. Narendra dan Ayla hanya menggeleng pelan kepala mereka, sabar terhadap anak mata sewayang mereka.

TBC

ALDREEN : VOW TILL END (ON HOLD)Where stories live. Discover now