[AUGE] 29

12.9K 712 44
                                    

hola, Canaies!
vote dulu sebelum baca, tysm buat yang udah ngelakuin
follow juga gih, jgn sider doang!!

oh yaa, bagian prolog itu lebih komplit di fizzo ya, bukan di wp. so, yang punya fizzo bisa baca di sana juga.

trs, di ig aku juga mulai udah kasih spill chapter kalo mau update. so, kalo mau liat spoiler", bisa follow ke ig ku ya

IG : @ileen.boun
@aldric.erden
@aileen.zelle

______

happy reading all
______



Aileen masih menegang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aileen masih menegang. Terpaku dalam pangkuan suaminya. Bahkan retina nya terus menatap balik retina milik Erden. Face to face mereka tidak ada kelarnya

Aileen memalingkan wajahnya namun berhasil ditangkup oleh kedua tangan milik Erden yang berurat—quite manly and veiny hands.

"I'm serious when I gonna said that. Want eat you now," ucap Erden dengan kalimat yang penuh tekanan.

Aileen tak berkutik sama sekali. Bahkan ia menggigit bibir dalam bawahnya sekeras mungkin agar jantungnya juga bisa di ajak kompromi. Entah kenapa ada hasrat tapi juga ada tatapan intimidasi dari Erden.

Otaknya seketika blank.

Erden membuang nafas perlahan sebelum mengelus dan mencubit ringan pipi milik istrinya. "Tapi, saya harus tunggu kamu sampai jatuh cinta sama saya. Saya tidak mau jika itu hanya hasrat semata," jedanya. Jemari milik Erden turun dari pipi ke collarbone Aileen. Gerakan itu cukup membuat Aileen terasa geli namun dikejutkan saat tangan sang empu menggenggam erat-erat bahu mungilnya dan kepalanya langsung tenggelam pada ceruk leher Aileen. Seketika Aileen langsung meringis kesakitan karena tiba-tiba Erden memberikan tanda kepemilikannya di leher—sekali. Tapi, terlihat jelas memerah dengan cepat. Pria itu menjauhkan kepalanya dari ceruk leher istrinya, menatap puas tanda tersebut. "Mine."

Aileen tercengang. "Kak, kamu..." Kalimatnya terputus saat jemari Aileen meraba ke lehernya dan merasakan tekstur basah nan bekas gigitan. Wajah sang empu langsung menjadi kepiting rebus membuat Erden tersenyum.

"Yes. You're mine. Always be mine. Wallahi, my zaujati. I already admired you for long time but today you already mine.I really grateful."

Merasa malu, Aileen langsung mencubit pinggang Erden. "Berhenti gombal..." protesnya.

"But I said the truth."

"Stop it... You really make me feel embarrassed!"

"No. Your blushing face really my drug now."

ALDREEN : VOW TILL END (ON HOLD)Where stories live. Discover now