Bertransmigrasi Menjadi Selebgram

Bab 43: Suara Angin

"The Sound of the Wind" mungkin tampak seperti film roman sekolah menengah, namun kenyataannya, fokus utamanya tetap pada genre ketegangan.

Pemeran utama wanita, Yan Xialan, dilahirkan dalam keluarga istimewa. Dia memiliki semua yang dia inginkan sejak lahir. Dia dibesarkan di Amerika dan bersekolah di sekolah bergengsi. Dia juga belajar piano di akademi musik terkenal. Secara keseluruhan, hidupnya sempurna. Dan yang terpenting, dia cerdas dan cantik. Saat kuliah, dia bertemu dengan pemeran utama pria, Gu Qing, yang akan kuliah di Amerika. Gu Qing adalah salah satu siswa terbaik di jurusan biologi, dan sangat tampan serta pintar.

Keduanya bertemu di sebuah pesta pelajar Asia. Yan Xialan masuk sebagai tamu istimewa di pesta itu, dan juga membawakan lagu piano di depan semua orang. Keahlian dan penampilannya yang luar biasa sangat menarik perhatian Gu Qing.

Setelah pesta, Gu Qing mulai mengejar cinta Yan Xialan.

Yan Xialan selalu memiliki banyak pengagum, jadi dia sangat pemilih. Dia selalu berusaha menemukan sesuatu yang buruk pada setiap pria. Namun, Gu Qing adalah pria sempurna tanpa cacat. Pertama, dia sangat ahli dalam bidang akuntansi. Dia bisa mengendalikan tindakannya dalam rentang yang bisa diterima Yan Xialan. Dia tidak akan pernah mengungkapkan perasaannya di depan umum untuk mempermalukannya, dan dia juga tidak akan bergantung padanya. Dia selalu muncul di hadapan Yan Xialan pada saat yang paling tepat, seolah-olah mereka bertemu secara kebetulan, dan tidak pernah membuatnya tidak menyukainya. Apalagi penampilannya pun cukup tampan jika dinilai oleh orang Tionghoa. Dia juga tinggi dan kuat, yang dianggap cocok jika dinilai oleh orang Amerika. Yan Xialan sangat menyukai pria tampan, dan tidak bisa menolak pria tampan seperti itu, belum lagi betapa bagusnya dia secara akademis.

Keduanya berkumpul dengan sangat alami. Mereka berkencan dan tinggal di rumah yang sama. Gu Qing melanjutkan studi untuk gelar doktornya sementara Yan Xialan lulus dan menjadi pianis di sebuah band. Segalanya tampak begitu sempurna, dan sudah waktunya bagi mereka untuk menikah.

Namun, persoalan muncul saat mereka mempertimbangkan untuk menikah.

Yan Xialan mengikuti Gu Qing kembali ke Tiongkok untuk bertemu orang tuanya dan tinggal di rumahnya.

Rumah Gu Qing berada di Shanghai. Rumah itu berlantai dua, dan keluarganya tampak stabil secara finansial. Selain orang tua Gu Qing, dia juga memiliki seorang adik perempuan, Ji An.

Yan Xialan memperhatikan tatapan bermusuhan Ji An saat pertama kali mereka bertemu, tapi setiap kali dia berbalik, ekspresi Ji An akan berubah menjadi manis.

Dan ketika Yan Xialan bertanya pada Gu Qing mengapa dia tidak memiliki nama belakang yang sama dengan saudara perempuannya, Gu Qing memberitahunya bahwa Ji An adalah saudara tirinya, dan ibunya menikah dengan ayah Ji An ketika dia berusia dua belas tahun.

Kata-kata Gu Qing agak tidak jelas, seolah dia menyembunyikan sesuatu.

Dan sejak Yan Xialan pindah ke rumah Gu Qing, dia mulai mengalami hal-hal aneh.

Misalnya, ada noda darah di sprei, tapi dia tidak sedang menstruasi. Piano di rumah akan mulai dimainkan pada tengah malam, tetapi ketika mereka naik ke piano, mereka tidak melihat siapa pun. Dan terkadang ketika dia kembali, ada pecahan kaca di kamar tidurnya.

Yan Xialan tidak panik. Dia hanya mengira itu adalah lelucon seseorang, jadi dia tidak terlalu memikirkannya. Hingga suatu hari, saat dia turun, dia tersandung sesuatu dan akibatnya kakinya patah.

Jeritan itu membuat semua orang di rumah mengelilinginya. Tepat sebelum dia pingsan, Yan Xialan melihat ketakutan di mata ibu Gu Qing. Ayahnya tampak menyesal. Dan yang terburuk, ada seringai di wajah Ji An.

Yan Xialan terbangun di rumah sakit dan melihat Gu Qing duduk di sampingnya.

Setelah perdebatan yang agak ambivalen dengan dirinya sendiri, Gu Qing memberitahunya bahwa dia memiliki adik perempuan lain bernama Ji Ning, dan kamar tidur tempat Yan Xialan pindah adalah milik Ji Ning. Ji Ning meninggal ketika dia baru berusia tujuh belas tahun.